DAKWAH AWAL KENABIAN


DAKWAH AWAL KENABIAN





Setelah
Muhammad mengaku menerima wahyu dari Jibril, beberapa orang mengikuti
Khadijah, untuk memeluk Islam, dan mengakui kerasulan Muhammad,
diantaranya adalah:



1. Ali bin Abu
Taleb. Dia adalah sepupu kesepuluh Muhammad yang hidup dalam tanggungan
Muhammad dan yang kemudian menikahi anaknya, Fatimah.
2.
Zaid bin Harith, budak yang dibebaskan dan kemudian diangkat anak oleh
Muhammad. Nantinya istri Zaid tersebut, yaitu Zainab dinikahi oleh
Muhammad.
3.
Abdullah Atik bin Abu Kahafa, yang lebih dikenal sebagai Abu Bakar,
“bapak dari onta betina perawan,” sebuah gelar yang dia dapat setelah
ia membiarkan Muhammad yang berumur 50 tahun menikahi anak
perempuannya, Aisha yang berumur 6 th. Dia adalah salah satu teman
dekat Muhammad.
4. Abdu Amr, anak dari Awf, kerabat jauh dari ibu Muhammad, Aminah
5. Abu Ubaydah, anak dari al-Jarrah, dari Bani al-Harith.



Karena Muhammad
telah diyakinkan Khadijah dan Waraqah bahwa misinya bisa sangat
berbahaya, oleh sebab itu dia berencana untuk melakukan misi pertama
ini dengan rahasia. Saat itu dia mulai menyebarkan agama barunya secara
pelahan2 dan diam2. Dalam tiga tahun pertamanya ia hanya dapat menarik
tidak lebih dari 40 orang; mereka itu juga, sebagian besar adalah anak2
muda, orang asing dan bekas budak.



Untuk para
pengikutnya ini, Muhammad mengenalkan tiga doa harian, yang dia pinjam
dari ritual pagan kuno. Karena takut, dia menyuruh para pengikutnya
untuk melakukan doa2 mereka ditempat tertutup, baik itu dirumah salah
seorang pengikut atau digua dekat Mekah. Kerahasiaan ini tidak efektif,
karena akhirnya kaum pagan (pemuja berhala) tahu akan pertemuan2
rahasia Muhammad.



Dalam salah satu pertemuan, massa mengamuk, dan perkelahian terjadi. Saad, seorang muslim, melukai salah satu orang pagan. (Persis kelakuan para muslim ketika tau ada Jamaah Ahmadiah yang sedang melakukan ibadah).
Dengan ini, Saad menjadi Muslim pertama yang mengucurkan darah demi
Islam. Terbongkarnya rahasianya ini mengecilkan semangat Muhammad dan
meningkatkan ketidak tenangan pikirannya.



Perlu diketahui
bahwa pada jaman Muhammad ini, tidak ada pemerintahan di Jazirah Arab,
tidak ada aparat atau polisi yang menjaga keamanan atau ketertiban
wilayah tersebut. Sistem keamanan yang ada adalah sistem perlindungan
klan atau kelompok. Membunuh seseorang dari suatu kelompok, itu berarti
orang tersebut harus berhadapan dengan kelompok dari orang yang ia
bunuh.



Abu Bakar dan
Usman mendapatkan perlindungan yang kuat dari klan mereka. Hasilnya,
mereka tidak pernah menghadapi kekerasan dari kaum pagan Mekah, meski
mereka telah menjadi muslim, dan menemani Muhammad dalam setiap
perjalanan khotbahnya. Bahkan Ali yang muda tidak pernah diganggu
ataupun diperlakukan kasar oleh anak2 seumurnya, atau oleh orang yang
lebih tua hanya karena ia telah memeluk islam.



Dengan semakin
besarnya dorongan Khadijah dan Waraqah, Muhammad mulai menunjukkan
antusiasme yang besar dan mulai secara terbuka menyatakan doktrin2nya,
dan memperkenalkan diri sebagai seorang nabi, yang dikirim oleh tuhan
untuk mengakhiri pemujaan berhala. Kaum kafir Mekah merasa sangat
terluka oleh hinaan2nya terhadap agama nenek moyang mereka.



Ibnu
Ishaq berkata, "Seperti yang disampaikan kepadaku, bahwa Abu Jahal bin
Hisyam berjumpa dengan Rasulullah, kemudian ia berkata kepada beliau,
'Hai Muhammad, engkau harus berhenti mencela tuhan2 kami! Jika tidak, maka kami akan mencela tuhan yang engkau sembah.' (Ibnu Hisyam, Sirah NA, Vol 1, p 318)



Terlebih lagi,
Muhammad telah menciptakan atmosfir permusuhan di Mekah, yang
memisahkan anak dari orang tuanya, dan saudara dari kerabatnya.



Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan
saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan
kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka
pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS
9.23)


Dan
Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan (QS 29:Cool




Meski Muhammad
telah merobek2 kehidupan sosial dan agama mereka, kaum kafir tidak
pernah menunjukkan kekerasan apapun terhadap Muhammad. Mereka tidak
pernah menyiksanya, ataupun mencoba melukai dia. Pada satu kejadian,
dilaporkan beberapa orang pagan melempar tanah ke Muhammad, tapi tidak
membuatnya terluka atau kesakitan.



Beberapa kaum
kafir yang bersikap netral menuntut bukti2 ajaib dan mujizat pada
Muhammad. Karena memang dia bukan nabi, maka diapun tidak bisa
melakukan mujizat. Oleh karenanya ia menjawab dengan jawaban diplomatis.



"Orang-orang
yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad)
suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah
seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang
memberi petunjuk."(QS 13:7)




Merasa tidak
puas, mereka menuntut bukti2 yang nyata, keajaiban yang bisa dirasakan
dan dilihat, misal membuat orang bisu menjadi dapat berkata2, yang tuli
jadi mendengar, yang buta jadi melihat, atau yang mati hidup kembali.
Muhammad seperti biasa, tidak hanya menghindari tuntutan ini, tapi dia
juga mengulang2 perkataan yang sama (hanya Qurannya sebagai keajaiban).
Dan disaat yang sama, dia mengancam dan mengutuki mereka dengan hukuman
berat dari tuhan, jika mereka berkeras menuntut hal itu.



Al Maalem,
seorang penulis Arab, mencatat bahwa terdapat beberapa murid Muhammad
yang bergabung dengan para kaum pagan untuk menuntut ditunjukkan
keajaiban, dan memintanya untuk membuktikan kemampuannya dengan
mengubah bukit Safa menjadi emas. Didesak seperti itu, Muhammad berdoa,
dan setelah selesai, dia meyakinkan para pengikutnya dan juga mereka
yang menentangnya bahwa malaikat Jibril muncul dihadapannya dan
memberitahu bahwa jika tuhan mengabulkan doanya dan melakukan keajaiban
yang diminta, mereka semua yang tidak percaya sebelumnya akan
dimusnahkan. Karena itu ia memohon tuhan agar keajaiban itu tidak
diwujudkan hingga bukit Safa tetap seperti sekarang ini dan tidak
berubah menjadi emas. Dia terus berkeras bahwa Quran adalah
keajaibannya dan diatas itu; dia tidak punya kuasa untuk melakukan
keajaiban2 lain yang memuaskan ketidak percayaan mereka.



Kita telah
mencapai tahun kelima dari misi Muhammad. Dari waktu ke waktu dia
menghadapi perlawanan kaum pagan akan khotbahnya, tapi mereka tidak
pernah berhasil menghentikan aktivitas Muhammad sepenuhnya. Meski dia
menikmati kebebasan yang dia dapatkan dalam menjalankan misinya, dia
tidak pernah mampu mendapatkan lebih dari 60 pengikut untuk waktu
sekian lama ini.



Seperti telah
diceritakan sebelumnya, bahwa Khadijah dan Waraqah lah yang mengusulkan
Muhammad untuk mengakhiri penyembahan berhala di Mekah dan menggantinya
dengan keyakinan monotheisme. Karenanya dia yakin bahwa istrinya pasti
merelakannya untuk menggunakan seluruh kekayaannya dengan alasan misi
ini.



Selama lima
tahun, Muhammad hidup dari kekayaan istrinya. Dia juga menggunakan
kekayaan itu untuk membujuk dan memberi makan pengikut2 muslimnya,
banyak diantara mereka adalah bekas budak dan orang2 pengangguran. Hal
terbaik dari ini adalah ia bisa menggunakan harta istrinya untuk
menyogok kaum pagan yang condong ke arah islam, tapi menahan diri untuk
memeluknya. Singkatnya dia menggunakan kekayaan istrinya untuk semua
tujuan yang dibutuhkan demi mencapai apa yang telah dia rencanakan lima
tahun lalu. Jadi bukan semata2 karena khotbahnya yang menarik, namun
juga didasari alasan ekonomi yang menarik orang untuk mengikutinya.



Tapi ketika
modal hartanya menipis, dan dia tidak lagi melakukan aktivitas dagang
untuk waktu yang lama, dia mulai merasakan tekanan karena masalah
keuangan ini. Pengikutnya yang sebagian besar adalah bekas budak yang
miskin mulai mengeluh terhadap dia. Penghidupan mereka sepenuhnya
tergantung pada Muhammad, karena semenjak mereka mengikuti Muhammad,
orang2 kafir memutuskan hubungan dengan mereka, termasuk dalam hal
keuangan.



Inilah
mendorong Muhammad untuk mengadakan rencana perdamaian, dengan tujuan
untuk menenangkan lawan2nya, sekaligus menenangkan para pengikutnya.
Tanpa menyadari akan implikasi dari rencananya, dia mengumumkan bahwa
dia menerima ketuhanan dari “Lord of the House (Tuan sang empunya
Rumah),” yang disembah orang2 pagan dalam bentuk patung yang dipasang
didalam Kabah. Dia melanjutkan kelonggaran ini dengan mengijinkan para
pengikutnya untuk menyembah patung2 dari al-Lat, al-Uzza dan al-Manat
bersama2 dengan kaum pagan. Semua orang kemudian senang karena
kekerasan telah berakhir. Bagi para muslim, masa 'damai' ini dikenal
sebagai “Gharaniq.”



Berdasar Sirat Rasul Allah, oleh ibn Ishaq, cetakan tahun 2001, hal. 165 sampai 166 Kemungkinan ayatnya berbunyi demikian;



QS 15:19 Sudahkah kau mempertimbangkan Allat dan al-‘Uzza
QS 15:20 Dan Manat, yang ketiga, yang lainnya?
QS 15:21 Merekalah yang dimuliakan angsa2,
QS 15:22 Doa mereka diharapkan;
QS 15:23 Keserupaan mereka tidak dilupakan.



Pengikut
Muhammad dan kaum kafir begitu senang dengan perdamaian ini. Namun masa
ini hanya berlangsung beberapa waktu saja, karena akhirnya Muhammad
sadar, bahwa dengan mengakui berhala kabah, berarti ia mengingkari
monotheisme yang diajarkan Waraqah kepadanya. Agar tidak disebut
sebagai nabi plin plan, ia menimpakan kesalahannya kepada setan, yang
katanya telah menaruh kalimat2 itu dimulutnya, meskipun dia sering
mengaku telah mendapat perlindungan penuh dari tuhan agar dihindarkan
dari pengaruh2 setan. ???



Menurut seorang penulis Muslim, peristiwa “Gharaniq”
ini terjadi di Mekah diakhir tahun ke-5 atau awal tahun ke-6 dari
khotbah2nya, yaitu sebelum masa pengungsian ke Abisinia. (Dr. Majid Ali
Khan, The Holy Verses, hal 32-37).



Penarikan
pernyataan ini tidak ditanggapi dengan baik oleh kaum pagan dan mereka
menjadi murka atas sikap tak jelas Muhammad tersebut. Mereka menganggap
penarikan pernyataan Muhammad sebagai tindakan khianat, mereka
memutuskan untuk menentang agamanya dengan lebih keras lagi. Kalau saja
Muhammad tidak mendapat perlindungan dari pamannya Abu Talib, mereka
mungkin telah membunuhnya saat itu juga.



Dalam lima
tahun terakhir, apa yang dicapai Muhammad sangat menyedihkan. Oposisi
kaum pagan semakin bertambah, sumber keuangannya menipis dan, meski
mendapatkan perlindungan dari Abu Talib, kebanyakan pengikutnya, yang
tidak punya status sosial atau perlindungan, mengalami penyiksaan fisik
ditangan tuan mereka. Terlebih lagi, dia juga gagal menyediakan
pekerjaan pengganti bagi mereka yang meninggalkan pekerjaannya demi
untuk menjadi pengikutnya.



Akibatnya, dia
merasa ketidaknyamanan melanda para pengikutnya. Dia, dengan ini perlu
mengalihkan perhatian mereka. Dia juga perlu mengambil langkah yang
bukan hanya dapat mengangkat kepercayaan para pengikutnya, tapi juga
untuk menahan rasa permusuhan lawan2nya.



Dengan tujuan
ini, Muhammad mulai memikirkan kemungkinan2 yang dapat dilakukannya.
Dari para pengikutnya yg berasal dari Abyssinia (Ethopia), dia tahu
bahwa terdapat seorang Raja Kristen bernama Negus/Najasy yang
menguasai Abyssinia yang toleran terhadap agama2 lain. Dia juga tahu
bahwa Negus menyimpan ambisi akan Mekah dan Negus tidak suka dengan
orang2 Persia yang menyebarkan pengaruh2 mereka dalam pemujaan berhala.



Akhirnya,
Abyssinia dimata Muhammad kelihatan sebagai negara pilihan yang
sempurna untuk meminta pertolongan. Karena itu dia menyiapkan dan
mengirim delegasi ke Abyssinia. Delegasi ini terdiri dari 11 anggota,
termasuk Ruqayyah, anak perempuannya. Usman, suaminya, diangkat sebagai
pemimpin delegasi. Tujuan yang harus dicapai delegasi ini adalah:



1. Muhammad
sadar bahwa orang2 Abyssinia berhasrat mengambil kembali kekuasaan
Arabia mereka yang telah hilang; dan juga bahwa untuk menolong sekutu
Byzantium mereka yang baru saja menderita kekalahan ditangan Persia.
Delegasi ini bertugas untuk meyakinkan Raja Negus agar menyerang Mekah
dan mengambil alih pemerintahannya. Anggota lain dari delegasi ini
punya instruksi khusus, yaitu menceritakan bagaimana orang2 kafir
secara mengerikan menyiksa dan membiarkan mereka mati kelaparan, hanya
karena mereka menyembah satu tuhan, tuhan yang sama yang disembah Raja
Negus. Jika telah diyakinkan, dan jika Negus mengambil alih Mekah, dia
harus memilih Muhammad sebagai penguasanya Mekah.



2. Jika Negus
menolak, hanya pemimpin delegasi (Muslim) dan istrinya yang boleh
kembali ke Mekah. Para muslin yang lain harus tetap tinggal di
Abyssinia. Para “pengungsi” ini harus mencari pekerjaan diantara orang2
Assyira yang toleran. Rencana ini bertujuan untuk membebaskan Muhammad
dari tanggung jawab untuk menafkahi pengikut2nya tersebut.



3. Mereka yang
punya latar belakang pedagangan, harus mengembangkan hubungan dagang
dengan orang Abyssinia, dan jika berhasil, hal ini akan mengecilkan
posisi monopoli dari kaum pagan Mekah.



4. Kehadiran
para pengikut Muhammad yang terus menerus di Abyssinia akan menciptakan
markas bagi Muhammad sendiri, jika suatu saat dia merasa tidak aman
lagi berada di Mekah, dia dapat dengan mudah pergi ke Abyssinia dan
tinggal dengan aman disana. Dari sini dia dapat merencanakan dan
mencoba mengambil alih Mekah dikemudian hari. (Persis seperti yang
dilakukan Khomeini, dan para petinggi GAM, yang lari ke Barat untuk
nanti melancarkan serangan dari Eropa terhadap negara asal mereka.)




Orang2 Mekah
curiga akan delegasi yang dikirim Muhamad ini. Karenanya mereka
mengirim misi mereka sendiri. Tugasnya adalah meluruskan tuduhan Muslim
terhadap mereka dan agar mereka diusir oleh Raja Negus.



Setelah
mendengar dari kedua delegasi, Negus menolak permintaan Muslim untuk
menyerang Mekah, tapi mengijinkan mereka tinggal dinegerinya. Kaum
pagan senang dengan keputusan ini.



Berlawanan
dengan apa yang dinyatakan diatas, kebanyakan penulis Muslim berkeras
mengatakan bahwa para muslim mengungsi ke Abyssinia hanya untuk
menghindari hukuman musuh2nya. Untuk mendukung hipotesa diatas, kami
jelaskan sbb:



Saat itu tidak
ada polisi atau agen yang menegakkan hukum diseluruh semenanjung Arab.
Ini bukan berarti bahwa kaum nomad dan Arab tidak punya aturan untuk
memerintah aspek2 kehidupan mereka. Mereka punya undang2, yang mengatur
tingkah laku mereka.



Orang2 Arab
dalam waktu yang lama telah mengembangkan sistem perlindungan, yang
oleh suku2 atau klan2 tertentu diberikan pada anggotanya. Tanpa
perlindungan ini, mustahil untuk selamat dalam lingkungan keras gurun.
Sistem ini membuat orang yang menyerang anggota suku lain akan berpikir
panjang karena akan menimbulkan peperangan masing2 klan.. Sistem ini
bekerja dengan baik, terbukti Muhammad terlindungi oleh sistem ini
lewat pamannya Abu Talib. Ketika pamannya meninggal, Muhammad harus
minta perlindungan dari Mutim Ibn Adi, kepala Nofal klan dari Quraish.
Tanpa perlindungannya, Muhammad tidak akan aman di Mekah.



Usman Ibn
Affan, yang memimpin delegasi Muslim menikmati perlindungan dari
klannya. Terlebih lagi dia memiliki sumber pendapatan lain yang
mendukung hidupnya dan anggota keluarganya. Karena sistim perlindungan
klan ini, kaum kafir Quraish berpikir dua kali untuk menghlangkan nyawa
muslim yang adalah saudara2 mereka sendiri. Hal ini membuat kepindahan
muslim ke Abyssinia menjadi sulit dimengerti.



Di Mekah,
Muhammad terus menyebarkan kepercayaannya dan mencoba menarik banyak
orang kedalam agamanya. Kaum pagan telah mengambil semua jalan damai
untuk mencegah dia, tapi gagal.



Frustasi,
akhirnya kaum kafir mengeluarkan dekrit yang mengusir Muhammad dan
semua pengikutnya. Merasa ganasanya badai yang datang ini, Muhammad
berlindung dirumah muridnya yang bernama Orkham. Rumahnya ada dibukit
Safa. Muhammad tinggal disini selama sebulan, sambil meneruskan
wahyunya dan menarik orang2 kepihaknya dari wilayah2 lain di Arab.
Akhirnya kaum Quraish menemukan tempat persembunyiannya. Muhammad juga
punya paman bernama Amru Ibn Hashim, yang oleh kaum Quraish diberi nama
Abu ‘Ihoem atau Bapak Bijaksana. Para muslim mengubahnya menjadi Abu Jahl, Bapak Kebodohan, karena perlawanannya terhadap keponakannya Muhammad.



Sang Paman ini
menyuruh Muhammad keluar dari rumah Orkham, menghinanya bahkan berkata
akan menyakitinya. Kemarahan Abu Jahl ini dilaporkan pada paman
Muhammad yang lain, Hamza, ketika dia kembali dari perjalanan
berburunya. Dia waktu itu bukanlah muslim, tapi telah berjanji untuk
melindungi sang keponakan.



Hamza datang
dengan panah ditangan, ketempat Abu Jahl berdiri dengan beberapa orang
Quraish, Hamza melukai kepala Abu Jahl hingga parah. Setelah serangan
ini, Hamza menyatakan bahwa saat itu ia menjadi muslim dan bersumpah
kepada Muhammad yang menaikkan moral sang ponakan ini.



Harga diri Abu Jahl terluka, dia bersumpah untuk membalas tindakan para Muslim. Dia juga punya ponakan bernama Umar bin Khattab,
26 tahun, bertubuh raksasa, kuat dan sangat berani. Dia katanya sangat
tinggi hingga ketika duduk, mereka yang berdiri tetap kalah tinggi
dengannya. Ia terkenal sebagai peminum berat & tukang pukul istri.
Atas suruhan pamannya, Abu Jahl, orang bertubuh besar ini berjanji akan
mendatangi persembunyian Muhammad dan membuat Muhammad dan Hamza
menderita seperti Abu Jahl.



Dijalan kearah
rumah Orkham, dia bertemu seorang Quraish, dia menjelaskan maksudnya.
Orang Quraish ini sebenarnya telah masuk Islam, dia memintanya untuk
pergi saja dan jangan melakukan apa yang diminta Abu Jahl. Dia minta
untuk memeriksa apa ada sanak keluarganya yang telah menjadi muslim,
sebelum dia pergi dan melukai Muhammad dan pamannya. Mendengar ini,
Umar jadi ingin tahu apakah ada anggota keluarganya yang melepaskan
agama nenek moyangnya. Muslim Quraish ini memberi Umar nama adiknya
sendiri, Aminah dan suaminya Said.



Umar berbalik
arah dan pergi kerumah adik perempuannya, dan masuk rumahnya, ketika
itu ia melihat mereka (adik dan suaminya) sedang membaca Quran. Said
berusaha menyembunyikannya, tapi Umar semakin marah. Dia menginjak dada
saat dan hampir menusukkan pedangnya jika tidak ditahan adiknya. Karena
menahannya, Aminah dipukul hingga wajahnya berdarah2. “Musuh Allah!”
Jerit Aminah; “Apa kau memukulku hanya karena percaya pada satu Allah
saja? Terlepas dari kau dan kekerasanmu, aku akan mempertahankan
imanku.” Tambahnya “Ya, tidak ada allah selain Allah, dan Muhammad
adalah utusannya; dan sekarang Omar selesaikan tugasmu!”.



Menyesali
perbuatannya, Umar menarik kakinya dari dada Said. “Tunjukkan tulisan
itu,” katanya. Ketika kertas yang berisi Surat ke-20 Quran diberikan
padanya, dia baca dan menyerap dalam hatinya. Ia tergerak, khususnya
pada bagian mengenai kebangkitan dan pengadilan, akhirnya dia
memutuskan utk memeluk Islam. (Benarkah pada jaman itu telah ada kertas)



Umar lari
kerumah Orkham dan menemui Muhammad, menjelaskan keinginannya untuk
menjadi Muslim. Muhammad menerimanya dengan hangat dan menyuruhnya
mengucapkan kalimat Tayyaba / Syahadat, pengucapan yang melengkapi
seseorang maenjadi muslim.



Umar tidak
senang sebelum berita masuknya dia ke Islam diumumkan. Atas
permintaannya tersebut, Muhammad menemani dia seketika itu juga ke
Kabah, untuk melakukan ritual islam secara terbuka. Omar berjalan
disisi kiri dan Hamzah disisi kanan untuk melindungi Muhammad dari
serangan atau hinaan. Dikatakan ada sekitar 40 murid yang menemani
prosesi ini.



Masuknya Hamzah
dan Umar ke Islam menjadi batu loncatan pada sejarah awal dari Islam;
sekarang Muhammad punya dukungan fisik dan moral dari dua orang Quraish
pemberani dan kuat. Ini juga membuatnya lebih mudah berkhotbah
dibanding sebelumnya. Tindakan Umar ini katanya menyebabkan kegusaran
ditengah orang2 Quraish hingga Abu Talib, paman Muhammad, menyimpulkan
bahwa kaum pagan akan melakukan usaha yang dapat mencelakakan
keponakannya, baik secara diam2 ataupun terang2an. Dengan begitu, si
orang tua itu menyarankan Muhammad dan para pengikutnya untuk memasuki
rumahnya jika mereka ada kota itu.



Perlindungan
yang diberi Abu Talib, membuat keturunan Quraish yang lain murka. Ini
membuat terjadinya perpecahan dalam suku ini. Abu Sofian, pemimpin
Quraish anti Muhammad, tidak hanya menghina kemurtadan Muhammad tetapi
juga seluruh garis keturunan Hashim yang melindunginya. Abu Sofian
tidak menentang Muhammad dan pamannya Abu Talib semata karena pribadi
atau masalah agama, namun juga karena perpecahan keluarga mengenai
penjagaan Kabah.



Klan Hasmin (klannya Muhammad) telah lama menjadi kuncen Kabah,
yang merupakan nafkah utama bagi mereka. Untuk meneruskan praktek ini,
Abu Talib berhasrat untuk meneruskannya kepada garis keturunannya
sendiri, dengan begitu mengabaikan Abu Sofian dan klan lainnya yang
juga berhasrat melanjutkan pekerjaan itu. Tindakan Abu Talib melindungi
Muhammad dan pengikutnya, dimanfaatkan Abu Sofyan sebagai alasan bahwa
mereka tidak pantas lagi menjadi kuncen Kabah. Dengan itu Abu Sofyan
mengeluarkan amanat yaitu melarang seluruh suku Quraish untuk melakukan
hubungan pernikahan ataupun perdagangan dengan klan Hashim hingga
mereka menyerahkan Muhammad untuk ditangkap dengan tuduhan penghinaan
terhadap tuhan2 dan agama mereka.



Amanat ini
dikeluarkan di tahun ke-7 misi Muhammad, ditulis dalam sebuah perkamen
(sebenarnya ditulis pada sebuah kain dan ditempel pada dinding kabah.
Jadi pengakuan Muslim bahwa dekrit dari Abu Sofian ditulis dalam sebuah
perkamen adalah salah/ditambah2i belakangan), digantung didinding
Kabah. Muslim menyatakan bahwa larangan itu telah menyebabkan kesulitan
besar bagi Muhammad dan para pengikutnya.



Periode singkat
dari larangan ini tertutupi oleh musim ziarah haji, ketika para
peziarah berduyun2 ke Mekah dari semua jazirah Arab untuk memenuhi
kewajiban religius mereka. Selama musim ini, menurut hukum dan
kebiasaan dari orang2 Arab, semua permusuhan ditunda, dan suku2 yang
berperang bertemu dalam perdamaian sementara untuk menyembah di kuil
Kabah. Dengan menggunakan perdamaian sementara ini, Muhammad dan
pengikutnya keluar dari persembunyian dan kembali ke Mekah.



Dengan kelompok
besar, Muhammad menggunakan kesempatan ini untuk berkhotbah diantara
para peziarah dan mengumumkan wahyu yang katanya telah dia terima.
Dengan cara ini banyak yang memeluk Islam, yang sekembalinya mereka
kekampung mereka, mereka membawa benih2 agama baru. Kaum pagan Mekah
tidak menghalangi Muhammad, karena mereka terikat oleh hukum agama
mereka selama musim haji ini.



Pada akhir
musim haji, Muhammad dan para pengikutnya kembali keperlindungan
mereka. Kaum pagan pada saat itu pun tidak melakukan apa2 untuk
menghalanginya atau mempersulitnya untuk kembali. Quran mengandung
detil yang dilebih2kan tentang apa yang terjadi selama 23 tahun misi
Islamisasinya ini. Biografi Muhammad juga tidak sedikitpun menunjukkan
bahwa ia ditekan ataupun dilukai oleh penentangnya. Bahkan Quranpun
tidak menunjukkan bagamaina Muhammad memperlakukan musuh2nya, mengingat
bahwa ia menghina agama mereka dan mengajak orang untuk berpindah
keyakinan, sesuatu yang dianggap kejahatan sangat parah dijaman itu.



Sementara itu,
perkamen yang berisi larangan bagi Muslim, sebagian telah hancur dan
amanatnya hanya tinggal kata2 awal, “Dalam nama tuhan, Allah yg maha
kuasa,” formula kalimat kuno yang umum digunakan oleh kaum kafir
ditulisan2 mereka. Pihak Muslim menggunakan formula ini sekarang dengan
sedikit perubahan agar cocok dengan apa yang dibawa oleh doktrin agama
Muhammad.



Muslim fanatik
menganggap hancurnya amanat/dekrit secara misterius itu sebagai suatu
mukjijat dari Allah untuk menolong Muhammad. Kaum kafir, sebaliknya,
senang karena ada tangan yang tidak dikenal merusak dokumen itu, karena
mereka menganggap dokumen itu memalukan bagi Abu Sufyan karena
ketidakefektifannya.



Muhammad
kembali ke Mekah dan saat itu Persia menang atas Yunani dengan
menaklukan Syria dan sebagian Mesir. Kaum penyembah berhala Quraish
bersuka ria akan kekalahan kekristenan Yunani, yang agamanya
bertentangan dengan agama berhala; mereka menghubungkannya dengan
kekalahan agama baru yaitu Islam. Muhammad, dilain pihak, sedikit
berkecil hati dengan kekalahan orang2 kristen tersebut, tapi dia tetap
menjawab ejekan2 kaum pagan dan mengeluarkan Surat 30, yang dibuka
dengan kalimat berikut:



“Telah
dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi)” (QS 30:2-4)




Tidak lama
setelah Muhammad kembali ke Mekah, ia menemuai pamannya Abu Talib, yang
telah sekarat. Orang tua ini, meski mendukung dan melindungi Muhammad
dari musuh2 kafirnya, tidak pernah memeluk Islam. Sering Muhammad
memohon2 padanya agar menerima agama dia dan mati sebagai Muslim, tapi
selalu dia tolak, karena ia tau siapa sebenarnya Muhammad, dan
bagaimana agama yang dibawa Muhammad tersebut.

Muhammad
mendekati Abu Talib sekali lagi ketika sekarat dan memohon untuk
terakhir kali agar menerima Islam. Sang paman tersenyum dan memilih
mati dengan agama nenek moyangnya. Karena usahanya gagal, Muhammad
keluar ruangan sambil berkata; Aku ingin berdoa untuk dia, tapi Allah melarangku.



Muhammad
memanglah orang yang tak tau berterimakasih, sejak kecil pamannya
dengan kasih sayang merawatnya, bahkan ia telah mempertaruhkan nyawa
dan kehormatannya untuk melindungi Muhammad. Namun apa balasan
Muhammad? Disaat kematiannyanya pun Muhammad enggan mendoakannya.
Benar2 manusia berhati mulia.



Dengan kematian Abu Talib, pimpinan klan Bani Hashim digantikan oleh Abu Lahab, paman Muhammad yang lain.



Tidak berapa
lama setelah kematian sang paman, istri Muhammad, Khadijah beserta
saudara sepupunya Waraqah, berturut2 juga meninggal dunia. Ini terjadi
di tahun 619 M.



Meski Khadijah
lebih tua dari Muhammad, katanya Muhammad tetap setia padanya dan tidak
mengambil istri lain, meski hukum Arab mengijinkannya. Muslim fanatik
menggunakan ini sebagai kebaikannya. Tapi faktanya lain.



Benar bahwa
selama Khadijah hidup, Muhammad tidak mengambil istri lain, tapi ini
bukan murni karena cintanya; tapi karena terpaksa ! Dia terikat pada
kontrak perkawinan Nosrania yang hanya memperbolehkan 1 istri.
Disamping itu ia juga takut pada istrinya; istrinya yang memegang
keuangan keluarga! Khadijah juga paling tahu rahasia2 Muhammad dan misi
kenabiannya yang bisa menghancurkan ambisinya. Kelakuan Muhammad setelah kematian Khadijah membuktikan kebenaran hipotesa ini:
Tidak ada satupun catatan yang menceritakan bagaimana Muhammad bersedih
atas kematian Istrinya dan bagaimana dia berduka karenanya sebagaimana
suami kehilangan istri tercintanya. Segera setelah kematian Khadijah,
Muhammad seperti singa yang lepas dari kandangnya, dengan ganasnya
bergonta ganti sampai puluhan istri.



Muhammad segera
sadar kerugian yang dideritanya atas kematian paman dan pelindungnya,
Abu Talib. Dia sekarang merasa tidak aman dikotanya sendiri karena
adanya Abu Sufyan dan Abu Jahl. Karena itu segera setelah kematian
Khadijah, ia ditemani oleh budaknya Zaid pergi mencari perlindungan di
Taif, sebuah kota kecil 70 mil dari Mekah, dihuni oleh orang Arab dari
suku Thakeef. Sebuah tempat yang disukai di Arab, banyak kebun anggur
dan taman2 indahnya.



Muhammad
memasuki Taif dengan harapan mendapat perlindungan karena pamannya al
Abbas mempunyai tanah disana. Tapi dia ternyata salah memilih Taif
sebagai perlindungan; karena Taif adalah markas dari para penyembah
berhala dan penghuninya adalah pemuja fanatik dari al-Lat, salah satu
dari tiga anak perempuan Allah.



Dia tinggal di
Taif hanya sekitar sebulan, dengan sia2 mencoba menarik masyarakat Taif
masuk ke Islam. Setiap dia mencoba berkhotbah, suaranya tenggelam oleh
suara2 cemoohan. Sering batu beterbangan kearahnya, yang semerta2
dihalangi oleh budak setianya, Zaid. Begitu keras perlakuan mereka
hingga Muhammad akhirnya lari terbirit2 meninggalkan Taif sambil terus
dikejar oleh orang2 yang berteriak2 memakinya. Herannya, Allah tidak
memberikan wahyu apa2 sebelum dia masuk kota ini, misalnya memperingati
dia akan ketidakramahan penghuninya atau dia bahwa dia ditakdirkan
menghadapi kesia2an dalam kunjungannya kekota ini.



Setelah diusir
dari Mekah, Muhammad tidak berani lagi kembali kesana. Maka, dia
memutuskan untuk tinggal sementara dipadang pasir sampai Zaid menemukan
perlindungan pada temannya dikota. Dalam keadaan ekstrim ini, dia
mendapat penglihatan, yang sepertinya selalu datang padanya saat dia
seorang diri dan dalam keadaan tertekan.



Dia berhenti
ditempat sunyi di lembah Nakhla, berada diantara Mekah dan Taif.
Disini, ketika dia membaca tulisannya untuk menghilangkan kebosanan,
dia mendengar ada sesuatu yg melintas dihadapannya, sesuatu yang
disebut Jin bagi orang Arab.



Jin katanya
dibuat dari api, ada yang baik ada yang jahat, dan juga diadili
bersama2 manusia pada hari pengadilan nanti. Mereka tidak kelihatan,
dan tinggal ditempat2 sepi dan banyak juga tinggal ditempat yang dihuni
manusia. Jin yang saleh akan dihadiahi surga dimana dia berbagi
kenikmatan seksual dengan manusia, sementara yang jahat dimasukan ke
neraka untuk dibakar dengan api. (Api dibakar dengan api?).



Sekelompok jin
kemudian berhenti dan mendengarkan Muhammad yang sedang membaca.
“Sesungguhnya,” kata mereka menyimpulkan, “Kami telah mendengar khotbah
yang mengagumkan, yang mengarahkan kita pada jalan yang benar, dengan
itu kami percaya padanya.” Pengakuan mereka menghibur Muhammad,
membuktikan bahwa meski manusia mengejek dia dan doktrinnya, ternyata
ia dihargai makhluk halus. Sejak saat itu Muhammad menyatakan dirinya
sebagai SATU2NYA yang dikirim oleh Allah, UNTUK MENYADARKAN PARA JIN KE JALAN ALLAH.



Katakanlah
(hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin
telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami
telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk
kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami.
(QS 72:1-2)