ALLAH SWT MEMERINTAHKAN MUHAMMAD UNTUK MEMBUNUH LAWAN LAWANNYA

ALLAH SWT MEMERINTAHKAN MUHAMMAD UNTUK MEMBUNUH LAWAN LAWANNYA

oleh Gabriella Pembawa Berita Penting pada 04 November 2010 jam 11:31

DUA WAJAH ISLAM (YANG TERSEMBUNYI DAN YANG DIPERLIHATKAN)



Setelah penyerangan terhadap gedung World Trade Center dan markas Pentagon, ada perdebatan di media internasional mengenai sifat-sifat Islam. Kita telah melihat bahwa media berubah pandangan dari satu sisi yang anti Islamis secara eksplisit, ke sisi lain yang pro muslim, demi kepentingan politik dan kemanusiaan.
Kekristenan dengan jelas mengajarkan kepada kita untuk mengasihi semua manusia – termasuk musuh kita – tetapi tidak berarti kita menjadi buta terhadap kenyataan dan kebenaran, atau disesatkan oleh informasi yang salah.
Untuk membuat penilaian yang wajar tentang persoalan apa pun, seseorang harus menyadari semua sisi masalah, dan untuk alas an ini, pembahasan ini akan menunjukkan sisi tertentu dari Islam yang tidak digambarkan secara tepat oleh setiap media populer. Fakta-fakta yang dipaparkan di sini didasarkan pada kenyataan tekstual dari sebuah penafsiran yang diakui oleh Quran (The meaning of The Holy Quran oleh Abdullah Yusuf Ali, 1992) – perhatikan bahwa di sini digunakan kata ‘penafsiran’ dan bukan ‘terjemahan’, karena Islam melarang penterjemahan secara literal dari ‘buku suci’-nya. Untuk alasan inilah, ayat-ayat Quran juga disertakan, sehingga tidak ada tuduhan kemungkinan salah tafsir.



DUA WAJAH ISLAM

Setelah masa penyerangan 11 September, banyak umat Islam (maupun non Islam yang didorong oleh kepentingan politik) di seluruh dunia berusaha menyajikan Islam sebagai agama damai dan kasih, dan ingin menjauhkannya dari kejadian brutal dan memalukan tersebut… Mereka berkata bahwa tidak ada kekerasan di dalam inti ajaran Islam.
Tetapi jelas bahwa para pelaku tindakan ini mendasarkan kebergantungan mereka pada kekerasan pada ayat-ayat yang jelas dan tidak terbantahkan dari Quran, yang diwakili secara jelas oleh pernyataan Osama bin Laden di jaringan CNN. Berdasarkan premis ini, bin Laden, pemimpin Taliban dan pemimpin kelompok Muslim Filipina Abu Sayaf, antara lain, secara terbuka menyatakan perang terhadap Amerika atas nama Islam, dengan mengutip ayat-ayat Quran seperti:
‘Dan para Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang ditolong oleh mereka (orang-orang kafir), Allah mengambil mereka dari benteng-benteng mereka. Dan memasukkan ketakutan ke dalam hati mereka, sehingga beberapa akan membunuh kamu dan beberapa akan membuat kamu sebagai tahanan. Dan Dia membuat kamu menjadi ahli waris dari tanah mereka, rumah mereka, dan harta benda mereka’ (Surah Al Ahzab 33:26-27).
Banyak orang kemudian menjadi bingung: apakah Islam agama kekarasan atau agama damai? Ketika kita benar-benar mempelajari kitab Islam, Al Quran, kita akan menemukan bahwa Islam memiliki dua wajah. Masing-masing wajah merupakan suatu tahap tertentu dari sifat Muhammad: satu di Mekah dan yang lain di Madinah.

WAJAH ISLAM YANG PERTAMA

Karakter Muhammad di Mekah
Di Mekah, di mana Muhammad memulai agama barunya pada tahun 610 Masehi, dia belum kuat. Agar diterima oleh semua orang, dia menunjukkan gambaran Islam yang penuh damai dan kasih saying, menghindari kekerasan apa pun, dan inilah beberapa kutipan dari Quran tentang tahap pertama itu:
  1. Muhammad diminta untuk sabar terhadap lawan-lawannya di dalam Surah Al Muzzamil (73:10) ‘Dan bersabarlah dengan apa yang mereka katakan, dan tinggalkan mereka dengan hormat’
  2. Muhammad diberitahu untuk tidak memaksakan Islam dengan kekerasan di dalam Surah Al baqarah (2:256) ‘Jangan ada pemaksaan di dalam agama’
  3. Muhammad diperintahkan untuk berbicara dengan ramah terhadap orang-orang dari Kitab (Nasrani dan Yahudi) di Surah Al Ankabut (29:45) ‘Dan kamu tidak berselisih dengan orang-orang dari Kitab, kecuali dengan cara yang lebih baik (dari sekadar perselisihan)… tetapi katakanlah: Kami  percaya kepada Wahyu yang turun kepada kami dan yang diturunkan kepada kamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah Satu; dan kepada-Nyalah kita menyembah (dalam Islam).


WAJAH ISLAM YANG KEDUA

Karakter Muhammad di Madinah
Setelah Muhammad pindah ke Madinah pada tahun 622 Masehi dan pengikut-pengikutnya bertambah kuat dan banyak, dia menjadi seorang pejuang yang tidak memiliki belas kasihan, dan berkeinginan untuk menyebarkan agamanya dengan pedang. Dan pesan inilah yang sampai sekarang masih hidup. Di sini ada beberapa bukti dari Quran mengenai tahap ini:
  • Dia menyatakan bahwa Allah menyuruhnya untuk membunuh lawan-lawannya di dalam Surah Al baqarah (2:191) ‘Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu bisa menyusul mereka…’
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomenter tentang ayat ini, “Bagian ini digambarkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di Hudaybiyah (pertempuran) dalam enam tahun Hijrah (pindahnya Muhammad dari Mekah ke Madinah). Pada saat ini orang-orang Muslim merupakan komunitas yang kuat dan berpengaruh.” (The Meaning of the Holy Quran hlm 77).
  • Dia menyatakan bahwa Allah menyuruhnya membunuh siapa saja yang menolak Islam di dalam Surah Al Baqarah (2:193) ‘Dan perangilah mereka sampai tidak ada keributan atau penindasan, dan ada kemenangan yang adil dan iman kepada Allah…’
Imam Abdullah Yusuf Ali,  berkomentar tentang ayat ini, “Islam tidak akan menyetujui tanpa bantahan perbuatan yang salah, dan orang-orangnya tidak akan menghargai nyawa mereka untuk mempertahankan kehormatan, dan agama yang mereka anggap suci. Mereka percaya akan keberanian, kepatuhan, dan perjuangan yang terus menerus dalam segala hal dan dengan kekuatan mereka… Mereka tidak akan berhenti dari perang jika pemimpin mereka membutuhkannya dan seorang Imam yang benar memerintahkannya” (The Meaning of the Holy Quran hlm 77).
  • Dia menyatakan bahwa Allah menyuruhnya untuk melawan orang-orang dari Kitab (Nasrani dan Yahudi) di dalam Surah Al Taubah (2:29) ‘Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari Kiamat… yang tidak mengakui agama yang benar (Islam) di antara para penganut Kitab sampai mereka membayar jizyah (pajak) dengan penuh ketundukan, dan merasa ditaklukkan…’
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Pertempuran langsung demi kebenaran, maju dengan berani untuk berperang dan berjuang, dan buktikan bahwa dirimu layak di mata Allah” (The Meaning of the Holy Quran hlm 446).
  • (Surah Al Taubah 9:12) “…Perangilah para pemimpin yang tidak beriman (kafir)…”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Katalog dosa-dosa mereka telah ditetapkan, maka jelas bahwa mereka adalah aggressor dalam hal yang terburuk, dan perang menjadi tidak terelakkan” (The Meaning of the Holy Quran hlm 440).
  • (Surah Al Taubah 9:14) “Perangilah mereka dan Allah akan memusnahkan mereka dengan tanganmu, menutupi mereka dengan malu, dan menolongmu untuk mengalahkan mereka, dan melegakan orang beriman”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Ketika hukum Allah ditegakkan, maka api kemarahan dipadamkan, dan perdamaian sejati dalam Islam tercapai” (The Meaning of the Holy Quran hlm 441).
  • (Surah Al Taubah 9:123) “Hai orang-orang beriman, berperanglah melawan orang-orang kafir yang ada di sekitarmu. Dan biarlah mereka menemui ketegasan di dalam kamu dan tahu bahwa Allah bersama dengan orang-orang yang takut kepada-Nya”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Ketika konflik tidak dapat dielakkan, hal pertama adalah membersihkan sekeliling kita dari semua kejahatan.. Bagi kejahatan kita harus menetapkan pertahanan yang kaku” (The Meaning of the Holy Quran hlm 475).
  • (Surah Al Anfal 8:65) “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang di antara kamu yang sabar dan tekun, mereka akan mengalahkan dua ratus orang: jika ada seratus akan mengalahkan seribu orang kafir: karena mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Dalam pertempuran … orang-orang mukmin tidak akan kecil hati. Apakah mereka akan kalah atau mati, mereka tetap menang. Mereka yakin akan menang: karena (1) mereka mendapat bantuan ilahi, dan (2) sekalipun secara manusia, orang-orang yang berperang melawan kebenaran adalah orang-orang bodoh, dan kekuatan mereka hanyalah seperti tongkat yang patah” (The Meaning of the Holy Quran hlm 431). Dia menambahkan, “Jihad (Perang suci) adalah peperangan melawan kondisi-kondisi yang ketat yang ditetapkan oleh Islam, dan kemuliaan diberikan oleh Allah” (The Meaning of the Holy Quran hlm 431).
  • (Surah Al Baqarah 2:216) “Perang diwajibkan atas kamu…”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Berperang demi kebenaran adalah salah satu bentuk amal yang tertinggi” (The Meaning of the Holy Quran hlm 86).
Perhatikan: Berperang adalah salah satu bentuk amal di dalam Islam!!!
  • (Surah Al Anfal 8:60) “Terhadap mereka persiapkan seluruh kekuatanmu, termasuk tunggangan perang, untuk menebarkan teror (ke dalam hati) musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmu…”
Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang ayat ini, “Dalam setiap peperangan melawan musuh, perlengkapi dirimu dengan senjata dan perlengkapan perang terbaik, sehingga timbul rasa hormat terhadap dirimu dan perkara yang kamu pertahankan ” (The Meaning of the Holy Quran hlm 429).

IDEOLOGI DAN STRATEGI YANG SAMA
Persoalan yang terjadi dengan penilaian terhadap Islam di Barat, yang didominasi oleh orang Nasrani/Kristen, adalah bahwa Islam terlihat sebagai agama-agama lain – seperti Kekristenan – sehingga merupakan hak dari setiap individu untuk menyembah yang disukainya. Hal ini benar, tetapi persoalannya Islam tidak seperti Kristen.
Kekristenan adalah sebuah sistem iman dan moralitas yang dapat eksis di dalam setiap sistem nasional atau negara, tapi Islam mempunyai sistem politik dan hukum yang terkandung di dalam Syariah (hukum) yang mengatur setiap orang Muslim. Dengan alasan ini, para fundamentalis Islam yang sekalipun tinggal di negara Islam yang moderat dengan sistem politik sekuler, akan berusaha untuk menggulingkan sistem ini karena tidak cukup mewujudkan prinsip Islam sebagai ‘Agama dan Negara’.
Penelitian ini tidak bermaksud menyajikan gambaran bahwa semua Muslim itu buruk, tidak semuanya – ada banyak Muslim moderat yang baik dan menjadi anggota masyarakat yang konstruktif, tetapi mereka ini bahkan terlihat oleh para fundamentalis sebagai kaffara (murtad) karena tidak mengikuti Quran dengan setia, sehingga layak mendapat akhir yang sama dengan para non-Muslim lainnya, yaitu kematian.
Jadi, masalahnya adalah Islam, bukan Muslim. Kita tahu bahwa di dalam setiap agama, atau setiap iman, peran setiap pengikutnya adalah melakukan pengajaran iman itu, sehingga pengajaran itu menjadi aturan yang dijalankan oleh setiap pengikutnya – setiap Muslim yang ‘setia’ harus mengikuti Quran.
Islam di mana-mana di seluruh dunia, terutama di Barat, mengikuti ideology dan strategi Islam yang sama. Mereka mulai dengan tahap kelemahan pertama dengan berpura-pura sebagai agama yang penuh damai dan cinta kasih. Mereka mengambil keuntungan dari Demokrasi dan Hak Azasi Manusia di Barat untuk menyebarkan iman mereka.
Setelah kuat, mereka tidak ragu membunuh orang dan menghancurkan peradaban Barat, yang – menurut keyakinan mereka – bertentangan dengan doktrin Islam, seperti yang kita lihat dari pemboman World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington.

Kesaksian Orang-orang Muslim Terkenal


1 – Mohammed Hassanein Heikal’ seorang penulis Muslim Mesir merujuk pada kenyataan ini di dalam bukunya yang terkenal “Autumn Furor.” Dia berkata, “Unsur Jihad (perang suci) muncul di dalam ideology Abul Alaa Almaudoody (seorang Muslim fanatik di Mesir). Dia terus melakukan pembedaan di antara dua tahap yang terpisah, sebuah komunitas Muslim melalui:

Tahap kelemahan – Di dalamnya sebuah komunitas Muslim tidak bertanggung jawab atas nasibnya. Dalam kasus ini – menurut pemikirannya – mereka harus menarik diri dengan tujuan mempersiapkan diri untuk melaksanakan tahap kedua.

Tahap kedua adalah tahap Jihad (perang suci), dan itu akan datang ketika komunitas Islam telah menyelesaikan persiapannya dan siap keluar dari isolasi untuk mengambil alih, melalui Jihad.
Dalam hal ini Abul Alaa Almaudoody membandingkan antara kedua tahap kelemahan dan Jihad di satu sisi, dan di sisi lain, perjuangan Muhammad di Mekah dan kemudian di Madinah.” (Mengikuti strategi yang sama dengan Muhammad).

2 – Hassan Abdullah Al Torabi, pemimpin Muslim Sudan yang paling fanatik, terbiasa untuk mengatakan secara terbuka, “Kami berpura-pura lemah, sampai kami menjadi kuat.”

3 – Imam Abdullah Yusuf Ali, berkomentar tentang Surah Al baqarah (2:191) ‘Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu dapat mengejar mereka…’
Bagian ini digambarkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di Hudaybiyah (sebuah pertempuran) dalam enam tahun Hijrah (keluarnya Muhammad dari Mekah ke Madinah). Pada saat ini orang-orang Muslim merupakan komunitas yang kuat dan berpengaruh.” (The Meaning of the Holy Quran hlm 77).
Ini adalah kenyataan tentang Islam dan kedua wajahnya. Kita harus waspada dengan apa yang terjadi di sekitar kita.