HIJRAH KE MEDINAH

HIJRAH KE MADINAH

Yathrib, atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Al Madina, atau kota besar nabi, terletak sekitar dua ratus lima puluh miles di utara Mekah, dimana merupakan jalur kuno dari karavan para pedagang Arab, penghubungan antara Syria dan Mekah.

Kondisi Mekah dan Yathrib amatlah berbeda. Mekah adalah wilayah yang tandus dengan sedikit sumber air, sehingga tidak dimungkinkan adanya pertanian besar. Tidak ada sumber apapun di Mekah untuk mempertahankan hidup, orang2 Mekah sebagian besar menggantungkan penghidupan mereka dari pemasukan orang2 yang melakukan jiarah haji, dengan menyediakan kebutuhan2 peziarah tersebut. Sebagian lagi orang Mekah bekerja sebagai pedagang dengan melakukan perdagangan dari Syria, Yemen, Persia, dan juga Mesir. Kehidupan para pedagang ini biasanya lebih sejahtera daripada mereka yang hanya menyandarkan kehidupannya pada orang yang berhaji.

Berbeda dengan Mekah, Yathrib adalah tempat yang nyaman untuk ditinggali. Disana terdapat sumber persediaan air yang sangat besar, dan terdapat lembah yang luas yang dibudidayakan sebagai areal pertanian. Sebagian besar penduduk Yathrib hidup dari hasil pertanian, dan peternakan.. Terdapat tiga suku Yahudi yang menonjol yang hidup di kawasan Yathrib ini, yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Qurayzah.

Sesuai dengan agama mereka, masyarakat Yahudi merasa mereka sebagai “bangsa pilihan.” Mereka pun lebih kaya dan terpelajar dibandingkan masyarakat Arab, sehingga ini menimpulkan kecemburuan sosial dalam diri masyarakat Arab. Sebagian besar tanah Medinah dimiliki orang2 Yahudi. Suku bangsa Yahudi mempunyai sekolah, di mana rabbi memberi pengajaran tentang Taurat dan Kitab2 Yahudi lainnya. Sebagian besar suku Yahudi ini bisa membaca dan menulis.

Kota Medinah adalah kota Yahudi. Kitab al-Aghani mencatat penduduk Yahudi pertama di Medinah datang di jaman Musa. Akan tetapi dalam buku abad ke 10 berjudul Futuh al-Buldan (Penaklukan Kota2), Al Baladhuri menulis bahwa menurut masyarakat Yahudi, perpindahan penduduk Yahudi kedua terjadi di tahun 587 SM, ketika Raja Babilon bernama Nebuchadnezzar menghancurkan Yerusalem dan mengusir kaum Yahudi sehingga tersebar di mana2. Di Medinah, kaum Yahudi hidup sebagai pedagang, ahli emas, ahli besi, ahli seni, petani, sedangkan kaum Arab adalah kuli dan pekerja yang bekerja bagi kaum Yahudi. Kaum Arab ini datang ke Medinah sekitar tahun 450 atau 451 M dan ini berarti paling sedikit 1000 tahun SETELAH kaum Yahudi datang dan hidup di Medinah. Kaum Arab pindah ke Medinah karena terjadi banjir besar di Yemen yang memaksa suku2 Arab di daerah Sab mengungsi ke daerah lain di Arabia. Suku2 ini datang di Medinah di abad ke 5 sebagai pengungsi.

Sedangkan suku bangsa pendatang yang mendiami Medinah adalah suku bangsa Aus dan Khazraj. Suku2 tersebut adalah suku Arab pribumi yang mempraktekkan penyembahan berhala di Kabah yang populer disaat itu. Ketika masa haji tiba, mereka mengirim serombongan jamaah dalam jumlah besar setiap tahunnya untuk berziarah ke Kabah, tempat suci berhala di Mekah.

Aus dan Khazraj adalah suku bangsa yang miskin. Mereka sering meminjam uang dari tetangga Yahudi mereka, karena perkebunan dan peternakan mereka tidak sebanding dengan kemajuan perkebunan dan peternakan Yahudi. Oleh karena keunggulan dan kemakmuran ekonomi mereka, bangsa Yahudi bukanlah bangsa yang disukai oleh suku penyembah berhala tersebut. Karena alasan yang sama, Muhammad, setelah hidup diantara suku pribumi Medinah ini, nantinya mengembangkan kebencian dan permusuhan terhadap suku bangsa Yahudi. Tingkat kebenciannya kepada bangsa Yahudi diuraikan secara jelas didalam Quran. Setelah kaum Arab Medinah ini memeluk Islam, mereka mengusir dan membantai tuan rumah Yahudi mereka dan mengambil alih kota.

Dijaman tersebut terdapat peperangan antara suku bangsa Aus dengan suku bangsa Khazraj, mengenai masalah perlindungan terhadap orang2 Badui yang berkunjung ke Medinah. Suku Yahudi berdiri ditengah2 kedua suku yang berperang tersebut.

Jauh di Mekah, Muhammad yang mulai tak tenang dengan perlakuan orang2 Quraish Mekah, mencoba mencari jalan keluar untuk permasalahannya tersebut. Ia mulai sadar bahwa upaya untuk meyakinkan para penyembah berhala agar menerima agamanya hanyalah sia2 belaka.. Kegagalan di Taif mengingatkan dia bagaimana sulitnya untuk memasuki suatu kota besar, dan mencari bantuan dikota tersebut, apalagi meyebarkan agamanya.

Oleh karenanya ia memutuskan untuk menghentikan misi dakwah agamanya kepada orang2 asli Mekah yang telah mengenal siapa dia dan sepak terjangnya. Sebagai gantinya ia kini memfokuskan untuk melanjut misi dakwahnya kepada para pengembara dan orang2 asing yang mengunjungi Mekah, baik mereka yang datang untuk keperluan ziarah haji ataupun yang datang untuk berdagang. Setelah melalui banyak pemikiran, ia menyimpulkan bahwa ia memerlukan suatu tempat dimana para penduduknya akan menerima dia sebagai seorang tamu yang dihormati dan menganugerahkan padanya perlakuan khusus dan yang akan mengijinkan dia untuk menyebarkan imannya tanpa penghalang. Abyssinia, di dalam konteks ini, tak memungkinkan lagi, sebab negara itu didominasi oleh Kristen. Ia berharap ada sebuah tempat berbeda, oleh karena ia berpikir keras untuk menemukan tempat itu.

Di sekitar tahun 620 an, Muhammad bertemu dengan beberapa peziarah haji dari Medinah oleh kaerenanya ia tak membuang kesempatan untuk menyampaikan misi dakwahnya kepada para pribumi Medinah tersebut. Kelompok ini terdiri dari tujuh atau delapan orang dari suku bangsa Khazraj, mereka rupanya terkesan dengan apa yang telah Muhammad ceritakan mengenai Keesaan Tuhan dan kesia-siaan penyembahan berhala. Muhammad juga mengatakan kepada orang2 tersebut bahwa ia adalah mesias (penyelamat) yang sama yang dinubuatkan oleh bangsa2 Yahudi. Mendengar bujuk rayu Muhammad tersebut, mereka mulai mempertimbangkan Muhammad sebagai penengah untuk masalah2 mereka. Sebagian dari mereka ada juga yang telah bertobat dan mengakui keesaan Tuhan. Mereka kemudian kembali ke Medinah, menyelidiki dan berdebat mengenai berbagai kemungkinan.

Di tahun berikutnya, beberapa dari antara orang Kharzaj ini kembali melakukan haji di Mekah. Saat perjalanan Muhammad menjumpai mereka di suatu lembah diantara pegunungan dan membacakan kepada mereka sebagian dari ayat2nya agar mereka percaya akan Tuhan. Sebagian orang2 yang memang telah menjadi muslim ini menyatakan ikrarnya untuk bertobat dan mengakui kerasullan Muhammad. Setelah berhasil meyakinkan mereka, Muhammad mengusulkan dirinya untuk menemani kelompok tersebut pulang ke Medinah dan meminta perlindungan kepada mereka. Namun orang2 tersebut mengatakan agar Muhammad menunda kedatangannya karena suku Kharzaj tersebut masih dalam kondisi perang dengan suku bangsa Aus. Muhammad akhirnya memutuskan untuk menunda kedatangannya, dan ia juga memutuskan untuk mengirim muridnya, yang bernama Musab Ibn Omar, ia adalah salah satu murid Muhammad yang paling terpelajar. Musab ditugasi untuk memperkuat iman para muslim yang masih baru tersebut, sekaligus juga untuk menyebarkan Islam kepada masyarakat Yathrib, yang mana kebanyakan dari mereka adalah penyembah berhala, Yahudi, dan Nasronia. Musab diperintahkan untuk menyiapkan tempat bagi kedatangan Muhammad di Yathrib nantinya Akhirnya dengan cara ini benih2 Islam mulai tumbuh diwilayah Yathrib tersebut.

Musab Ibn Omar sering menghadapi ancaman dalam hidupnya, namun ia tetap bertahan dimisinya tersebut. Ketahanannya membuahkan hasil, dengan bantuan dari muslim Medinah yang berhaji di Mekah dulu, ia akhirnya berhasil menyampaikan islam kepada orang2 berpengaruh di Yathrib.Diantara mereka adalah Saad Ibn Maad, pemimpin suku Aus, dan Osaid Ibn Hedheir, seorang laki2 yang amat berpengaruh di Yathrib.

Selama periode waktu ini, beberapa muslim Mekah, diperintahkan Muhammad untuk menyusul Musab di Yathrib, sekaligus membantu dia untuk melakukan propaganda Islam yang lebih luas lagi diwilayah tersebut. Upaya islamisasi pribumi Medinah ini membuahkan hasil, dalam jangka waktu sekitar dua tahun pencapaian mereka lebih berhasil daripada islamisasi yang dilakukan Muhammad di Mekah dalam kurun waktu 13 tahun.

Keberhasilan di Medinah ini kemudian meyakinkan para muslim untuk memberikan tempat perlindungan bagi Muhammad di kota tersebut. Oleh karenanya dimusim haji 622, Musab Ibn Omar memimpin kelompok haji dari Madinah ini, untuk melakukan ritual di Mekah, sekaligus untuk mengundang Muhammad untuk tinggal di tempat kediaman mereka.

Untuk menjaga kerahasiaan ini, utusan dari Yathrib mengatur suatu pertemuan ditengah malam dengan bantuan paman Muhammad al-Abbas. Mereka akhirnya berjumpa dengan Muhammad di atas bukit Aqaba, dimana mereka berjanji untuk mendukung Muhammad atas migrasinya ke kota besar mereka tersebut. Ikrar ini dikenal sebagai ikrar Aqaba atau " ikrar wanita-wanita" sebab melibatkan suatu janji kesetiaan, tetapi tidak ada kewajiban untuk berjuang ataupun berperang.

Setelah mengakhiri persetujuan tersebut di atas, para utusan menempatkan tangan mereka di atas tangan Muhammad dan bersumpah untuk mentaati dirinya. Muhammad kemudian memilih duabelas orang dari antara mereka dan menunjuk mereka sebagai rasulnya (Muhammad mencontoh apa yang dilakukan Yesus). Muhammad memerintahkan sebagian dari para pengikutnya untuk hijrah ke Medinah lebih dahulu, kaum2 imigran ini disebut dengan kaum Mujahidin. Sedangkan kaum Medinah asli disebut sebagai kaum Ansar atau penolong.

Setelah kembalinya orang2 Medinah ketanah mereka dan segera setelah waktu habis bulan haji, para penyembah berhala kembali melakukan permusuhan terhadap apa yang dilakukan Muhammad (Ingat jika musim haji adalah musim damai). Merasakan krisis yang ada dan tekanan2 dari para penyembah berhala di Mekah, Muhammad akhirnya memikirkan untuk segera melakukan migrasi ke tanah Yathrib, seperti apa yang telah ia rencanakan sebelumnya.

Muhammad sendiri tetap tinggal di Mekah. Lalu di suatu malam, dia mengaku Allâh memberitahunya bahwa musuh2nya berusaha untuk mencelakainya. Dia lalu meminta kawan setianya Abu Bakr untuk menemaninya diam2 pergi ke Medinah. Ayat berikut mengisahkan kejadian tersebut:

QS 8:30
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Dalam ayat Qur’an ini, tampaknya Allâh menduga2 apa yang akan direncanakan orang2 Mekah. Bukankah ini jelas hasil dari kecurigaan Muhammad saja? Muhammad hidup diantara masyarakat Mekah selama 13 tahun, mengganggu mereka dan menghina agama mereka, sama seperti yang dilakukan Muslim saat ini terhadap agama2 lain, tapi mereka tetap saja bersikap toleransi terhadap Muhammad. Selain dari tuduhan Muhammad sendiri, tidak ada catatan sejarah yang membuktikan mereka ingin mencelakai dirinya.

Di malam Muhammad ditemani Abu Bakr melarikan diri ke Medinah adalah awal dari sejarah Islam. Di Medinah, dia menemukan orang2 Arab yang tidak semakmur orang2 Mekah. Tidak seperti orang2 Mekah, orang2 Medinah tidak tahu tentang latar belakang dan perilaku Muhammad. Karena itu, mereka lebih terbuka menerima ajarannya.

Muhammad bukanlah orang Arab pertama yang mengaku sebagai nabi. Beberapa orang lain dari bagian Arab lain telah mengaku diri nabi dan mereka adalah saingannya. Yang paling terkenal adalah Musailama yang telah mulai khotbah beberapa tahun sebelum Muhammad mengaku nabi. Tapi tidak seperti Muhammad, Musailama berhasil diterima di kota dan masyarakatnya sendiri. Hal yang menarik lainnya adalah seorang wanita bernama Sijah juga mengaku sebagai nabi dan diapun punya banyak pengikut. Kedua nabi ini mengajarkan monotheisme. Hal ini merupakan bukti meyakinkan bahwa sebelum masa Islam mendominasi Arabia, wanita2 lebih dihormati dan punya lebih banyak hak daripada jaman setelah Islam. Tidak ada satupun dari nabi2 yang memakai kekerasan untuk mengembangkan agama mereka atau merampok orang lain. Mereka tidak mau menaklukkan daerah2 baru atau mendirikan kerajaan, tapi sesuai dengan tradisi nabi dalam Alkitab, mereka hanya ingin berkhotbah dan mengajak umatnya menyembah Tuhan. Muhammad adalah satu2nya nabi doyan perang di Arabia. Nabi2 yang lain juga tidak bermusuhan satu sama lain. Mereka bekerja sama dan tidak berseteru untuk mendapatkan pengaruh lebih banyak.

Setelah hidup di Medinah, kaum Arab mulai menjarah dan merampoki orang2 Yahudi. Kaum Yahudi sebagai balasnya berkata sama seperti yang dikatakan orang2 yang ditindas: jika Juru Selamat mereka datang, maka Dia akan membalas mereka. Ketika kaum Arab mendengar Muhammad mengaku sebagai Rasul Tuhan dan mengumumkan dirinya diramalkan oleh Musa, mereka mengira dengan menerima dia sebagai Rasul dan memeluk Islam, maka mereka dapat menyamai kaum Yahudi.

Ibn Ishaq menulis: “Sekarang Allâh telah mempersiapkan jalan bagi Islam agar mereka (orang2 Arab) hidup berdampingan dengan kaum Yahudi, yang adalah para ahli kitab dan pengetahuan, ketika mereka dulu adalah orang2 penyembah banyak dewa dan berhala. Mereka seringkali merampok kaum Yahudi di daerah2 mereka, dan jika marah kaum Yahudi biasa berkata pada mereka, ‘Seorang nabi akan segera dikirim. Harinya segera tiba. Kami akan mengikutnya dan membunuh kalian dengan bantuannya…. Jadi ketika mereka mendengar pesan nabi, mereka berkata satu sama lain: ‘Inilah nabi yang diperingatkan kaum Yahudi pada kita. Jangan biarkan mereka menemukannya sebelum kita!” (Sirat Ibn Ishaq, P.197)

Sungguh ironis bahwasanya agama Yuhudi dan kepercayaan akan datangnya Juru Selamat ternyata jadi dasar kekuatan Islam. Tanpa hal ini, Muhammad tidak akan pernah punya pengikut dan Islam akan cepat mati sama seperti aliran2 sesat lainnya.

Sekali lagi kami ingin mempertanyakan klaim para pembela islam yang mengatakan bahwa para Muslim Mekah terancam jiwanya sehingga terpaksa harus hijrah ke Medina

Tuduhan ini diulang-ulang terus-menerus oleh sejarawan2 Muslim maupun non-Muslim. Kemaharan dan sikap permusuhan terhadap Muslim adalah akibat dari perbuatan Muhammad itu sendiri. Ini jelas tidak sama dengan apa yang dilakukan Muslim saat ini atau semua penindasan yang dilakukan Muslim terhadap pengikut2 ajaran non-Islam. Muhammad sendiri, bukan orang2 Mekah, yang menyuruh Muslim meninggalkan rumah mereka. Muhammad bahkan menjanjikan ini:

QS 16:41
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui

Orang2 Mekah yang hijrah ke Medinah tidak punya mata pencarian. Jadi bagaimana Muhammad memenuhi janjinya untuk memberikan “tempat yang bagus” pada mereka yang meninggalkan rumah mereka karena perintahnya? Mereka jadi miskin dan tergantung pada belas kasihan orang2 Medinah untuk bisa hidup. Muhammad nyaris kehilangan wibawanya. Para pengikutnya mulai berbisik-bisik tidak puas. Beberapa malah meninggalkannya. Reaksi Muhammad adalah ayat ancaman baru:

QS 4:89
Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,

Apakah arti ayat di atas yang berisi larangan berteman dan ancaman bunuh yang menuduh kaum Mekah mengusir Muhammad dan pengikutnya meninggalkan tempat tinggal mereka? Dalam ayat ini, Muhammad mengatakan pada pengikutnya untuk membunuh Muslim2 lain yang meninggalkannya dan berniat kembali ke Mekah. Hal ini persis seperti yang terjadi di tempat jemaat Pendeta Jim Jones di Guyana, di mana Jim Jones memerintahkan orang2nya untuk menembaki siapapun yang berusaha melarikan diri. Semua ini diciptakan untuk mengasingkan jemaatnya sehingga dia bisa mengendalikan dan mencuci-otak mereka dengan lebih mudah. Jika seseorang jauh dari keluarga dan teman2nya, dan bergabung dengan sebuah aliran yang mengelabui pikirannya, maka orang itu akan sukar berpikir kritis dan sukar mempertanyakan kekuasaan pemimpinnya.

QS 4:97
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali,

Masuk akalkah kiranya manusia yang sudah terancam jiwanya tidak akan mengikuti instingnya untuk "survive"? Dalam hal ini jika memang benar jiwa para Muslim terancam dan tertindas, maka tidak perlu ada ayat Quran yang begitu keras yang menyuruh mereka untuk hijrah? Apalagi ancamanya neraka bagi mereka yang tidak mau hijrah.

Anda tentu ingat peristiwa Mei 98? Tidak perlu diperintahkan, semua orang yang merasa jiwanya terancam akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan diri. Termasuk melarikan diri dan meninggalkan segala harta benda. Yang penting selamat dulu, harta bisa dicari kemudian.

Bukankah hal demikian seharunya terjadi dengan umat Muslim di Mekah jika memang benar mereka tertindas dan terancam jiwanya? Mengapa mereka enggan hijrah sampai perlu ayat 4:97 yang mengancam dengan neraka Jahannam? Apakah jiwa mereka benar-benar terancam ataukah mereka sekedar dipaksa untuk ikut hijrah karena masalah Muhammad tidak berhasil dalam perebutan kekuasaan dan pengaruh di Mekah?

QS 8:72
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Kami melihat ini lebih sekedar perebutan dan penggunaan massa demi kepentingan pribadi Muhammad? Mengapa orang-orang Muslim "yang teritindas dan terancam jiwanya" tidak mau hijrah ke Madinah bersama dengan Muhammad sehingga perlu ayat 4:89 di atas untuk mengancam mereka? Mengapa mereka "yang sudah tertindas dan terancam" (jika benar) perlu ditindas dan diancam lagi oleh ayat 4:89 dengan kata-kata "jika mereka berpaling, tawanlah dan bunuhlah mereka"?

Meskipun telah mengeluarkan ayat2 panik penuh ancaman bagi mereka yang berniat meninggalkannya, Muhammad tetap saja harus menemukan jalan untuk menafkahi pengikut2nya. Dia lalu memerintahkan mereka untuk merampok kafilah2 pedagang Mekah. Dia meyakinkan mereka bahwa masyarakat Mekah telah mengusir mereka ke luar dari rumah mereka, karena itu sudah jadi hak mereka untuk merampok orang2 Mekah tersebut

QS.22:39-40
(39) Diizinkan berperang bagi orang-orang (Islam) yang diperangi (oleh golongan penceroboh), kerana sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allâh Amat Berkuasa untuk menolong mereka (mencapai kemenangan). (40) Iaitu mereka yang diusir dari kampung halamannya dengan tidak berdasarkan sebarang alasan yang benar, (mereka diusir) semata-mata kerana mereka berkata: Tuhan kami ialah Allâh...

Dia juga mengeluarkan banyak ayat2 Qur’an yang membujuk pengikutnya memerangi non-Muslim.

QS.8:65
Wahai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada di antara kamu dua puluh yang sabar, nescaya mereka dapat menewaskan dua ratus orang (dari pihak musuh yang kafir itu) dan jika ada di antara kamu seratus orang, nescaya mereka dapat menewaskan seribu orang dari golongan yang kafir, disebabkan mereka (yang kafir itu) orang-orang yang tidak mengerti.

Muhammad menghalalkan serangan2 ini melalui cara yang kita kenal saat ini sebagai pihak yang jadi korban, sama persis seperti yang dilakukan Muslim masa kini. Dia mengaku non-Muslim telah menekan kaum Muslim dan melakukan perang terhadap mereka. Pada kenyataannya, dia sendiri yang memulai permusuhan dengan merampoki kafilah2 Mekah. Begitu dia mulai cukup tentara yang bersedia melakukan perintahnya, Muhammad pun memerintahkan mereka membunuhi para pedagang Quraish pula.

Kebohongan Muhammad sudah jelas tampak. Di satu ayat, Muhammad memerintahkan para pengikutnya hijrah ke Medinah dan mengancam mereka yang tidak ingin ikut dengan pembunuhan dan neraka. Tapi di ayat2 lain dia menuduh bahwa Muslimlah yang diusir tanpa sebab dan mereka jadi korban “yang diperangi.”

Simak kata kiasan Arab berikut: Darabani, wa baka; Sabaqani, wa'shtaka “Dia memukulku dan mulai menangis; lalu dia datang padaku dan menuduhku memukulnya!” Kiasan ini dengan tepat menggambarkan modus operandi (siasat) Muhammad. Para pengikutnya saat ini juga melakukan permainan kotor serupa.

Siasat Muhammad ini ternyata sukses sekali. Dia berhasil membuat anak2 laki berperang melawan ayah2 mereka, mengadu domba saudara kandung lawan saudara kandung, dan menghancurkan persatuan suku, mencerai-beraikan masyarakat.

Dengan menggunakan siasat ini, dia akhirnya dapat menguasai seluruh Arabia. Jangan mengira bahwa orang2 Arab itu bodoh sehingga mereka mudah diakali. Bahkan sekarang pun, orang2 Barat yang beralih memeluk Islam sebenarnya melakukan hal yang sama dengan yang orang2 Arab lakukan pada sukunya sendiri 1.400 tahun yang lalu. John Walker Lindh memeluk Islam dan pergi ke Afghanistan untuk berperang bagi Al-Qaida melawan Amerika. Joseph Cohen adalah Yahudi ortodox yang lalu memeluk Islam dan sekarang dia berkata membunuh orang2 Israel, termasuk anak2 sekalipun adalah perbuatan halal. Yvonne Ridley, wartawan BBC yang dulu menyelundup masuk Afghanistan tahun 2001 dan ditangkap Taliban, masuk Islam setelah dibebaskan. Sekarang dia benci sekali terhadap negaranya sendiri yang disebutnya “negara ketiga yang paling dibenci di dunia” (tampaknya setelah Amerika dan Israel). Ridley mendukung bom bunuh diri dengan menyebutnya “tindakan martir,” dan menjuluki Abu Musab al-Zarqawi sebagai pahlawan, padahal sudah jelas Zarqawi membunuhi ribuan orang2 Irak dalam kampanye berdarah di Irak dan jadi otak pemboman di Yordania yang membunuh 60 orang dan mencederai 115 orang di sebuah pesta perkawinan. Ridley juga mengatakan bahwa pemimpin teroris Chechnya bernama Shamil Basayev yang mendalangi penyanderaan penonton bioskop Moskow dan pembantaian anak2 sekolah di Beslan sebagai “martir yang pasti masuk surga.” Menumbuhkan rasa benci ternyata berhasil bagi orang2 Arab dan semua yang sekarang menyebut diri sebagai Muslim.

Beberapa ayah Qur’an memerintahkan para Muslim menyerang orang2 tak berdosa dan merampoki mereka, dengan hadiah di dunia baka dan fana.

QS. 48:20
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang kamu akan mengambilnya, Untuk mematikan nurani pengikutnya dari rasa bersalah karena melakukan perampokan, Muhammad membuat Allâh berkata: “Nikmatilah apa yang kamu ambil dalam perang, sebagai benda yang halal lagi baik”

Banyak kejahatan2 yang dilakukan Muslim selama berabad-abad berasal dari ayat2 ini dan yang serupa lainnya. Amir Tîmûr-i-lang, yang dikenal juga dengan nama Tamerlane (1336-1405), adalah seorang kejam yang menjadi Kaisar melalui tindakan2 banditnya. Dalam autobiografinya yang berjudul Sejarah Perangku melawan India (The History of My Expedition against India), dia menulis:

Tujuan utamaku datang ke Hindustan (India) dan melampaui semua kesusahan adalah untuk mencapai dua hal. Pertama adalah perang melawan kafir, musuh Islam; dan dengan melakukan perang agama ini aku akan mendapatkan surga di alam baka. Yang kedua adalah untuk barang2 duniawi; tentara Islam harus mendapatkan sesuatu dari menjarah kekayaan dan harta kafir: menjarah dalam perang adalah sama halalnya dengan air susu ibu mereka bagi Muslim yang berperang bagi agamanya, dan meminumnya adalah halal dan terhormat..
Bahkan kalaupun kita beranggapan bahwa ke delapan puluh Muslim yang hijrah memang dipaksa ke luar oleh orang2 Mekah, bagaimana tindakan ini bisa mengesahkan perampokan kafilah2 tersebut? Harta benda kafilah2 ini belum tentu milik orang2 yang dulu mengusir Muslim. Apakah setiap orang yang berpikir dirinya ditindas di suatu kota lalu boleh2 saja melakukan tindakan balas dendam terhadap siapa saja penduduk kota itu? Para Muslim juga menggunakan logika yang sama ketika mereka membom dan membunuh orang2 tak berdosa. Jika mereka mengira suatu negara tidak bersikap ramah terhadap mereka, lalu mereka pikir boleh2 saja membalas dendam dengan cara membunuh siapa saja warga negara itu yang tak berdosa. Semua yang dilakukan Muslim jaman sekarang yang mengherankan dunia adalah sama dengan tindakan Muhammad.

Di bagian 22, ayat 23 dalam Qur’an, Allâh memberi ijin berperang. Ini adalah ayat yang sama yang ditulis Osama Bin Laden di suratnya kepada Amerika. Apakah sekarang kita bisa berkata bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan terorisme?

Di Medinah, pendatang Muslim dari Mekah hanya beberapa orang saja. Agar lebih berhasil dalam usaha penyerangannya, Muhammad butuh bantuan dari Muslim baru asal Medinah, yang disebutnya sebagai ‘Ansar’ (pembantu).

Akan tetapi, orang2 Medinah tidak memeluk Islam untuk merampok kafilah dan berperang. Percaya pada Allâh adalah satu hal, sedangkan menyerang, menjarah, dan membunuh orang merupakan hal yang lain sama sekali. Sebelum Muhammad datang, orang2 Arab tidak mengenal agama perang. Bahkan saat jaman modern sekalipun, terdapat para Muslim yang percaya pada Allâh tapi tidak mau berperang dan membunuh bagi agamanya. Untuk membujuk pengikut seperti ini, Muhammad membuat Allâh mengeluarkan perintah ini:

QS. 2:216
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Tak lama kemudian, usaha sang Nabi mulai berbuah. Terdorong keserakahan ingin dapat harta jarahan dan janji2 hadiah surgawi, maka Muslim Medinah bergabung melakukan perampokan dan penjarahan. Setelah tentara Muhammad bertambah banyak dan ambisinya semakin membengkak, dia pun mendongkrak posisinya dengan tidak hanya memerintahkan pengikutnya berperang baginya “di jalan Allâh” tapi juga harus bayar biaya perang sekalian.

QS. 2:195
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Perhatikan bagaimana Muhammad menghubungkan “perbuatan baik” dengan menjarah, meneror, dan membunuh. Dengan memutarbalikkan moralitas seperti inilah maka Muslim dapat mengesampingkan nurani mereka dan menganut etika terbalik dalam memperlakukan non-Muslim, yang harus terus dimanfaatkan demi keuntungan Muslim. Apapun keadaan yang menguntungkan Muslim dianggap baik. Muhammad membuat pengikutnya percaya bahwa melakukan perang baginya dan melakukan tindakan terorisme dalam Islam merupakan perbuatan yang menyenangkan Tuhan

Saat ini, para Muslim yang tidak sanggup berperang, menggantinya dengan menyumbangkan zakat. Zakat ini tidak untuk membangun rumah sakit, yayasan yatim piatu, sekolah atau rumah jompo. Sebaliknya, zakat ini digunakan untuk mengembangkan Islam, untuk membangun mesjid, madrasah, melatih teroris, dan membiayai jihad. Badan2 sosial Islam membantu kaum miskin hanya demi tujuan politis semata. Contoh yang tepat bisa dilihat dari banyaknya jumlah uang yang dibayar Pemerintah Iran kepada Hezbollah di Lebanon. Sumbangan ini tentunya bukan untuk tujuan sosial. Kebanyakan masyarakat Iran saat ini hidup dalam kemiskinan. Mereka yang beruntung bisa kerja, berusaha hidup dengan gaji tak lebih dari $100 per bulan. Mereka sangat butuh sandang, pangan, papan. Kenapa Pemerintah Iran malah memberi uang negara ke Lebanon dan bukannya menolong rakyat sendiri? Tujuannya adalah untuk membuat Islam terasa manis di mulut orang2 Lebanon dan membujuk mereka berperang melawan Israel.

Jika orang2 tidak cukup menyumbang bagi usaha militernya, Muhammad dengan marah akan menegur mereka:

QS.57:10
Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang memusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan cerdik Muhammad menyamakan uang yang dikeluarkan Muslim bagi usaha militernya sebagai “pinjaman” yang diberikan kepada Tuhan, dan menjanjikan mereka “bunga illahi” bagi uang mereka:

QS.57:11
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak,

Dengan cara ini, dia membuat pengikutnya percaya bahwa Allâh berhutang pada mereka karena membantu Muhammad dalam perang2 penjajahannya. Dia bahkan lebih mempermanis perjanjian utang piutang itu dan membuatnya lebih menggiurkan lagi dengan janji2 seksual surgawi:

QS. 71:12
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Meskipun Muhammad membuat Allâh mengatakan pada pengikutnya betapa besar upah Muslim yang menyumbang usaha militernya, tapi dia tidak mau pengikutnya bangga terhadap sumbangan dan pengorbanan mereka. Berkorban itu adalah keberuntungan. Pengikutnyalah yang harus berterima kasih padanya karena diberi kesempatan melayaninya, dan bukan sebaliknya:

QS. 2:262
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Setelah membangkitkan semangat mereka untuk mengobarkan perang dan memerintahkan mereka untuk menebas leher2 kafir, Muhammad meyakinkan pengikutnya bahwa “perbuatan2 baik” mereka tidak akan dilupakan.

QS. 47:4
Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.

Dengan kata lain, Allâh dapat membunuh kafir tanpa bantuan Muslim, tapi dia ingin Muslim melakukannya untuk menguji iman mereka.

Dengan demikian, Muhammad menggambarkan Allâh sebagai gembong mafia, pemimpin gerombolan rampok, yang ingin menguji kesetiaan orang2nya dengan menyuruh mereka membunuh. Dalam Islam, iman Muslim akhirnya diuji dari niat membunuh mereka, kesiapan mereka untuk membunuh demi Allâh. Maka katanya:

QS. 8:60
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Muhammad memberi janji2 kosong bahwa mereka yang berperang (yang melakukan kegiatan berperang atau yang menyumbang uang) melawan kafir dan menerima dia sebagai Rasul Allâh akan menerima harta selangit banyaknya di alam baka. Sewaktu menjelaskan hadiah2 ini, dia membualkan kemulukan luar biasa. Dia berjanji akan ada berbagai barang indah dan kepuasan seksual tak terbatas di surga, dan memperingatkan bahaya hukuman bagi mereka yang pedit menyumbang usaha militernya:

QS. 61:10-11
(10) Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (11) (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,

QS. 55:53-56
(54) (Di Surga) Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat. (55) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (56) Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.

QS. 78:32-34
(32) (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, (33) dan gadis-gadis remaja yang sebaya, (34) dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).

Q. 57:7
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

Ayat2 di atas dan yang serupa dalam Qur’an dengan mudah menjelaskan mengapa demikian banyak badan Islam yang mengumpulkan zakat ternyata membiayai kegiatan terorisme. Orang awam akan mengira sumbangan sosial (zakat) dan kegiatan terorisme adalah dua hal yang bertentangan, tapi Muslim tidak menganggapnya demikian. Zakat dilakukan untuk menyebarkan Islam dan mendukung jihad. Bagi orang awam, ini adalah tindakan terorisme; tapi bagi Muslim, ini adalah perang suci, suatu kewajiban dan tindakan tersuci dalam pandangan Allâh.

Karena itu, berperang demi Allâh menjadi kewajiban dalam Islam yang mengikat semua Muslim. Muhammad membuat Muslim Mekah yang hijrah ke Medinah untuk melawan masyarakat Mekah mereka sendiri, dan menyebut perbuatan ini sebagai balas dendam terhadap mereka yang menindas Muslim.

QS. 8:40
Perangi sampai tiada fitnah (perlawanan) lagi dan agama adalah agama Allâh.

Ketika beberapa pengikutnya ragu2 untuk berperang, dia menegur mereka untuk taat padanya sambil “mengeluarkan” ayat2 baru dari Allâh yang mengancam mereka yang tidak taat.

QS. 47:20
orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka

Dari ayat2 ini bisa dilihat bahwa Islam itu adalah agama perang. Selama orang percaya pada Islam dan mengira Qur’an adalah firman Tuhan, terorisme Islam akan selalu menang. Muslim yang berusaha memperbaharui Islam, bersikap toleran, dan mengadakan “dialog antar budaya” dengan mudah diberangus oleh otoritas Qur’an yang memuat begitu banyak ayat2 yang memerintahkan Muslim berperang melawan kafir.

QS. 4:84
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya).

Ayat2 ini menjamin keberhasilan bagi Muslim:

QS. 4:141 …
Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.

Dan janji2 hadiah illahi:

QS. 9:20
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Keberhasilan perampokan Muhammad ini luar biasa besarnya, sehingga dalam kurun waktu sembilan tahun ia berhasil menjadi Raja Perampok diwilayah Arab tersebut. Membantai siapa saja yang menolak mengakuinya sebagai nabi.

Inikah Rahmat bagi semesta Alam?


Artikel selanjutnya; Pembantaian oleh Muhammad