AISHA ASMARA NABI PADA BOCAH 6 THN

AISHA, ASMARA NABI PADA BOCAH 6 TAHUN

Orang bilang hidup itu dimulai di umur 40, namun Muhammad beda, bagi dia hidup dimulai di umur 50

Setelah kematian Khadijah, Muhammad langsung berburu istri untuk mengisi kekosongan hidupnya akan wanita.

Pertama2 ia meyakinkan teman dan pengikut setianya, Abu Bakar, untuk mentunangkan dia dengan anak perempuannya yang berumur 6 tahun, Aisyah. Abu Bakar begitu terkejut. Dia mencoba menolaknya dengan halus, dengan berkata “tapi kita ini masih saudara.” Muhammad meyakinkan dia bahwa mereka hanya saudara dalam iman dan bahwa pernikahannya dengan anak kecil itu tidaklah haram.

Sahih Bukhari. 62: 18
Dikisahkan oleh 'Ursa: Rasulullah meminta ijin pada Abu Bakar untuk bertunagan dengan Aisha, anaknya. Abu Bakar kemudian berkata, “Namun kita ini masih saudara”. Rasulullah berkata, “Kau adalah saudaraku dalam iman kepada Allah dan kitabnya, namun dia (Aisha) adalah halal untuk kunikahi.

Para pembela Islam sering mengatakan bahwa alasan menikahi Aisha adalah untuk mempererat hubungan saudara dengan Abu bakar, namun alasan ini tidak dapat diterima karena Muhammad sendiri pun menolak saat di tawari untuk menikah dengan anak Hamzah (yang juga adalah saudara angkat seperti halnya Abu Bakar) dengan alasan bahwa anak Hamzah adalah keponakan angkatnya (seperti halnya Aisha juga adalah keponakannya): Apa mungkin anaknya Hamzah tidak secantik Aisha ya?

Sahih Bukhari. 62: 37:
Dikisahkan Ibn Abbas: Hal itu dikatakan kepada Rasulullah; Mengapa anda menolak menikahi putri Hamzah? Beliau berkata, “Dia adalah keponakanku”

Namun karena Muhammad sudah ngebet dengan Aisha, dia lebih lanjut mengatakan pada Abu bakar bahwa Aisyah telah ditunjukkan padanya dua kali dalam mimpi; dimana dia melihat seorang malaikat membawa Aisyah kecil yang dibungkus kain.

Sahih Bukhari 62: 15
Dikisahkan Aisha; Rasulullah berkata padaku, “Sebelum aku menikahimu, dirimu dua kali hadir dalam mimpiku. Aku melihat malaikat membawamu, kau memakai gaun sutra, dan ia berkata inilah istrimu. Aku membuka gaun itu, dan ternyata itu adalah engkau. Lalu aku berkata pada diriku, “Jika mimpi ini dari Allah, biarlah mimpi ini menjadi kenyataan”.

Normalkah seorang nabi memimpikan anak berumur 6 tahun? DUA KALI ! Dan si nabi bernafsu mau menikahi bocah perempuan itu pula!

Lebih anehnya lagi, mimpi itu kata nabi Muhammad berasal dari Allah! Mungkinkah Allah memberi mimpi kepada seorang kakek LIMA PULUH TAHUN tentang bocah perempuan ENAM TAHUN memakai gaun sutra seperti diatas?

Beberapa hadis kemudian menceritakan pernikahan Aisha tersebut.

Sahih Muslim 3310:
'A'isha mengatakan: rasulullah (saw) menikahi saya ketika saya berusia ENAM TAHUN dan saya masuk rumahnya ketika saya SEMBILAN TAHUN

(Doa Aisha; Ya Tuhan, mengapa kau biarkan ayahku menyerahkan diriku pada kakek berumur 53 tahun.. )

Sahih Bukhari 5: 58.
Diriwayatkan ayah Hisham: Khadijah wafat 3 tahun sebelum nabi berangkat ke Medinah. Ia tinggal disana selama 2 tahun dan ia menikahi 'Aisha ketika ia gadis ENAM TAHUN dan ia menyetubuhinya ketika ia SEMBILAN TAHUN.

Sahih Muslim 3327:
'A'isha melaporkan bahwa Rasul Allah menikahinya ketika ia berusia tujuh tahun, dan ia (Muhammad) membawanya ke rumahnya sebagai pengantin ketika ia berusia sembilan tahun, dan boneka2nya dibawanya, dan ketika ia (Muhammad) mati, ia (A’isha) berusia delapanbelas tahun.

Sahih Bukhari 62: 64
Diriwayahkan 'Aisha: bahwa nabi menikahi saya ketika saya berumur ENAM TAHUN dan berhubungan suami istri saat saya SEMBILAN TAHUN, dan kemudian saya tinggal bersama nabi selama sembilan tahun (yaitu sampai kematiannya)-.

Sahih Bukhari 62: 88
Diriwayahkan 'Ursa: Nabi menulis kontrak perkawinan dengan 'Aisha saat ia ENAM TAHUN dan melangsungkan perkawinan dengannya saat ia SEMBILAN TAHUN dan ia tinggal dengan nabi selama 9 tahun ...

Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915
Diriwayahkan Aisha: Rasulullah menikahi saya saat saya tujuh atau enam. Ketika ia tiba ke Medinah, beberapa wanita mendatangi. Menurut versi Bishr: Umm Ruman datang kepada saya saat saya bermain di ayunan. Mereka membawa saya, mempersiapkan dan mendandani saya. Saya lalu dibawa ke Rasulullah (saw) dan ia tinggal bersama saya ketika saya SEMBILAN TAHUN ....

Tidak ada keterangan yang benar2 jelas mengenai berapa umur Aisha saat disetubuhi oleh Muhammad. Beberapa hadis menceritakan bahwa persetubuhan terjadi saat usia Aisha 9 tahun, namun muslim apologis mencoba mencari2 cara menolak pernyataan hadis tersebut. Yang jelas, berdasar beberapa hadis diatas, yang dikisahkan oleh Aisha sendiri, mengatakan bahwa Aisha dipinang ketika 6 tahun, lalu diboyong Muhammad kerumahnya ketika berumur 9 tahun, dan Aisha berumur 18 tahun ketika Muhammad meninggal.

Sahih Bukhari 73: 151
Dinyatakan 'Aisha: Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas)

Sunan Abu Dawud. Book 36. no. 4914.
Diceriterakan oleh Aisha: Ketika Rasul Allah tiba setelah ekspedisi ke Tabuk atau Khaybar ( pembawa cerita ragu-ragu), ia mengangkat suatu yang tabir tergantung di depan kamarnya, lalu bertanya mengenai beberapa boneka kepunyaanku. Ia tanya: Apa ini? Aku menjawab: Boneka ku. Diantara boneka itu ia lihat seekor kuda dengan sayap-sayap dibuat dari kain lap, dan ia bertanya: Apa itu yang ada dintaranya? Aku menjawab: Seekor kuda. Ia bertanya: Apa ini yang menempel padanya? Aku menjawab: Dua sayap. Ia bertanya: Seekor kuda dengan dua sayap? Aku menjawab: Tidak pernahkah kamu mendengar bahwa Sulaiman mempunyai kuda dengan sayap-sayap? Setelah itu Rasul Allah tertawa dengan keras hingga aku bisa lihat gigi geraham nya.

Dari sumber hadist yang sahih, kita bisa melihat bahwa pada usia 9 tahun saat serumah dengan Muhammad, Aisha masih belum akil baliq. Bahkan hadis tersebut dikisahkan saat perampokan Khaybar, dimana usia Aisha sekitar 13-14 tahun. Di usia tersebut Aisha masih belum haid karena masih bermain dengan boneka. Dalam aturan hukum Islam yang ketat pada jaman Nabi, bermain boneka hanya diperbolehkan bagi anak2 kecil yang belum akil baliq.

Tapi sebenarnya, berapapun usia Aisha, sudah haid atau belum, apapun motif nya, tidaklah etis seorang kakek menikahi gadis se usia cucunya. Muhammad lebih mirip oom-oom hidung belang yang doyan ABG.

APA PENDAPAT MUHAMMAD TENTANG AISHA SETELAH MENIDURINYA?

Sahih Bukhari. 55, Number 623:
Diriwayatkan Abu Musa: Rasulullah berkata, "Banyak di antara lelaki mencapai (level) kesempurnaan tetapi tidak ada antara wanita yang mencapai level ini kecuali Asia, isteri Pharaoh, and Maryam, anak Imran. Dan tidak ada keraguan, keunggulan Aisha dari wanita lain seperti keunggulan Tharid (i.e. masakan dari daging dan roti) daripada masakan lain."

Muhammad mengatakan bahwa “Aisha” lebih lezat dan empuk daripada “wanita2” lainnya!

Oleh karenanya Ia menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

Sahih Bukhari. 62. no. 17.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah: Ketika saya menikah, Rasulullah berkata kepada saya, "Wanita tipe seperti apa yang kamu nikahi?" Saya menjawab. "Saya telah menikahi seorang ibu muda". Dia (Rasulullah) berkata, "Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai perawan-perawan cilik sehingga bisa meraba-raba mereka? Jabir juga berkata: Rasullulah berkata, "Kenapa kamu tidak menikahi seorang gadis belia sehingga kamu bisa bermain2 dengan dia dan dia bermain2 dengan kamu?"

Bahagiakah Aisha menikah dengan Muhammad? Mungkin, namun Aisyah Sendiri Mengatakan, bahwa Muslimah adalah Wanita yang Paling Tidak Berbahagia Dibandingkan Perempuan Manapun!

Sahih Bukhari, 72, Number 715
Aisha berkata, "Aku belum pernah melihat para wanita begitu menderita seperti yang dialami oleh para muslimah”

Beberapa muslim mengatakan: Pernikahan Muhammad dengan bocah 9 tahun tidaklah melanggar hukum Islam. Kami katakan; BENAR…

Benar dalam hukum islam tidak ada batasan dalam usia pernikahan.

Mufti Ebrahim Desail, seorang cendikiawan islam mengatakan bahwa menurut ajaran syariah Islam tidak ada batasan umur dalam mengawini seorang gadis termasuk gadis2 yang belum akil balig.

Apakah ada dari Quran, atau Hadist, yang menjadi dasar pernyataan Mufti tersebut ?
Coba kita simak:

Quran 65:4
Dan perempuan-perempuan yang putus asa dari haid di antara perempuanperempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.

Penjelasan (Tafsir) dari ayat Quran di atas adalah sebagai berikut:
Dalam tafsir ayat 65:4 bahwa masa tunggu (iddah) bagi wanita yang sudah menopause (tidak haid lagi) adalah 3 bulan. Demikian juga masa tunggu (iddah) bagi gadis mudah yang belum mencapai umur haid (belum akil balig) juga 3 bulan.

Apakah IDDAH itu? Ayat Quran berikut menjelaskan mengenai iddah.

Quran 2:228
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa menanti itu jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Jadi iddah adalah masa tunggu dimana jika seorang isteri di talak atau dicerai oleh suaminya, sang isteri harus menunggu masa iddah untuk bisa kawin lagi. Hal ini berlaku baik bagi isteri yang sudah menopause maupun isteri yang masih di bawah umur atau belum aklil balig seperti dijelaskan dalam tafsir ayat 65:4 di atas.

Apakah artinya semua ini? Ini jelas menunjukkan bahwa Al Quran membolehkan seorang pria mengawini gadis di bawah umur dan tidak ada batas umur untuk mejadikan seorang gadis kecil menjadi isterinya dan berhubungan badan dengannya. Berarti selama ini Ayatollah Khomeini dan tentunya juga Mufti Ebrahim Desai yang memberikan nasihat seperti dikutip di atas adalah sudah benar-benar memperhatikan ajaran Islam yang sebenarnya dalam Quran.

Jika ditelaah berdasarkan hukum Islam, tindakan Muhammad (53 tahun) yang mengawini Aisha bocah kecil berumur 9 tahun memang tidak salah. Karena dalam Quran tidak batasan mengenai umur pernikahan.

Bahkan jika anda ingin mengembangkan gairah pedofil anda dengan meniduri anak 5 tahun pun halal hukumnya dalam Islam. Maklumlah jika Syeh Puji meneladani tindakan Muhammad ini dengan menikahi bocah 11 tahun, dan berhasrat untuk menikahi bocah yang lebih muda lagi!

Yang menjadi fokus kita adalah masalah moral. Begitukah moral seorang kakek 53 tahun yang dianggap sebagai nabi, suri tauladan yang mulia, rahmat bagi semesta alam. Mengawini bocah berumur 9 tahun? Yang cocok jadi cucunya!