MARIA (PEMBANTU) ASMARA NABI

MARIA, ASMARA NABI DENGAN PEMBANTUNYA

Maria adalah seorang budak wanita yang dihadiahkan oleh seorang gubernur Mesir kepada Muhammad dan dia adalah seorang wanita perawan cantik berambut ikal yang umurnya saat dipersembahkan kepada Muhammad sekitar 19 tahun..

Sumber :
Muhammad - Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik
Martin Lings hal 439 – 440
Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2002.
Surat nabi kepada Muqawqis yang mengajaknya agar memeluk Islam ditolak, tetapi pemerintah Mesir membalas dengan mengirimkan hadiah yang banyak : seribu keeping emas, dua puluh jubha terbuat dari bahan yang bagus, seekor bagal, seekor keledai betina, dan hadiah persembahan dua budak Kristen Koptik Mesir yang dikawal oleh seorang pertapa tua. Kedua gadis itu bersaudara, Maria dan Sirin, dan keduanya sama-sama cantik, tapi Maria lebih cantik lagi dan nabi sangat mengaguminya. Sirin dinikahkan dengan Hassan ibn Tsabit dan Maria diambil nabi sendiri. Ia ditempatkan dirumah yang dahulu dihuni Safiah …

Masalah timbul dirumah Hafsa istri Muhammad yang lain, dimana Maria ditempatkan sebagai pembantu Hafsa. Ingat Maria adalah budak atau pembantu, bukan istri Muhammad.

Di suatu malam Muhammad mengunjungi istrinya Hafsa, malam itu adalah “jatah” Hafsa untuk tidur dengan Muhammad. Ketika masuk rumah, ia melihat Maria, gadis remaja yang cantik jelita, merangsang sukma. Dia membangkitkan nafsu birahi pria manapun yang melihatnya. Namun rupanya Hafsa juga ada dirumah. Muhammad yang sudah tak tahan untuk berduaan dengan Maria, akhirnya mencari cara untuk mengusir Hafsa. Dia suruh Hafsa pergi dengan alasan dipanggil ayahnya. Segera setelah istrinya pergi, dia menikmati Maria diranjang Hafsa.

Tahu ayahnya ternyata tidak memanggil, Hafsa bergegas kembali kerumah. Ia begitu kaget ketika melihat Muhammad dan Maria yang sedang bermesraan diatas ranjangnya. Hafsa pun marah, dan mulai berteriak sekencang2nya, “Kau lakukan ini dirumahku? Disaat giliranku? Muhammad panik, lalu ia menenangkan Hafsa, ia berjanji untuk tidak menyentuh Maria lagi jika Hafsa diam dan tidak menceritakan peristiwa malam itu kepada siapapun. Hafsa masih tak percaya dengan ucapan Muhammad, lalu ia pun meminta Muhammad untuk bersumpah atas nama Allah. Muhammad menuruti permintaan Hafsa, kemudian ia berkata, “Demi Allah aku tak akan menyentuh Maria” [Tabaqat v. 8 p. 223]

Beberapa hari kemudian Muhammad secara tak sengaja mendengar pembicaraan Hafsa yang sedang curhat dengan Aisha. Muhammad kaget ketika ia tau ternyata Hafsa menceritakan kejadian semalam kepada Aisha. Merasa permintaan untuk merahasiakan affairnya tidak dituruti Hafsa, akhirnya ia mengeluarkan ayatnya;

QS 66: 3 - 4
Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula

Muhammad yang merasa sakit hati atas perbuatan Hafsa membocorkan rahasianya akhirnya kembali lagi ketempat Maria, sudah kepalang tanggung pikirnya. Disaat mereka sedang berduaan, masuklah Hafsa kerumah, dan lagi2 ia mendapati Muhammad bersama Maria. Hafsa pun mulai mengomel; “Bagaimana janjimu? Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk tidak menyentuh Maria lagi. Haram itu..” Lalu Muhammad berkata bahwa barusan ia dikirimi Jibril ayat2 dari surga;

QS 66:1-2
Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu; dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Hafsa masih menggerutu dengan ucapan Muhammad tersebut, lalu nabi berkata lagi;

QS 66: 5
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Karena diancam cerai, Hafsa langsung terdiam. Dia sadar bahwa ia bisa kesepian jika dicerai oleh Muhammad. Karena Allah sudah mengatakan bahwa siapapun tidak boleh menikahi istri2 rasul.

QS 33: 53
Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.

Karena peristiwa itu pula, Muhammad mengambil kesempatan sebulan penuh untuk bercumbu dengan Maria. Sekaligus memberi pelajaran kepada Hafsa dan Aisha yang sering bergosip mengenai dirinya.

Sahih Bukhari 43, Nomer 648:
Sang Nabi tidak mengunjungi istri2nya karena Hafsa membocorkan rahasia kepada Aisha, dan sang Nabi berkata bahwa dia tidak akan mengunjungi para istrinya selama sebulan karena dia marah pada mereka ketika Allah membatalkan sumpahnya untuk tidak menyentuh Maria lagi.”

Setahun kemudian setelah peristiwa itu Maria melahirkan seorang bayi yang diberi nama Ibrahim oleh Muhammad. Peristiwa Maria mempunyai anak ini begitu menggemparkan dikalangan istri2 Muhammad, karena diantara 15 an wanita yang ditiduri Muhammad tidak ada yang bisa mendapatkan anak dari Muhammad. Mereka berpikir bagaimana mungkin Maria bisa mengandung anak dari Muhammad sedangkan Aisha yang dinikahi Muhammad selama kurang lebih 9 tahun saja tidak bisa memiliki anak.

Namun bagaimanapun juga Muhammad begitu gembira atas kelahiran anak Maria tersebut. Muhammad kemudian membawa Ibrahim kepada Aisha dan berkata, “Lihat betapa dia mirip denganku.”“Tak kulihat kemiripannya denganmu.” Muhammad bilang, tidakkah kau lihat pipinya yang tembam dan putih? Aisya lalu menjawab, “Semua bayi yang baru lahir yang minum susu punya pipi tembam.” [Tabaqat Volume I, page 125] Aisya menjawab,

Hayo! Anak siapakah sebenarnya Ibrahim ini?

Kemalangan rupanya menimpa Ibrahim, tanpa sebab yang jelas bayi 2 bulan ini akhirnya meninggal. Sekali lagi kisah ini mempertanyakan moral nabi kita Muhammad, seseorang yang dianggap sebagai suri teladan yang baik.

Mungkinkah Allah mengirim Jibril hanya untuk membatalkan sumpah Muhammad kepada Hafsa?

Bermoralkah seorang kakek berumur 60 tahun menghamili pembantunya yang berumur 20 tahun tanpa menikahinya?

Inikah yang dikatakan suri teladan terbaik?