B A B T U J U H B E L A S
APA YANG HARUS
KITA LAKUKAN ?
Kita hidup pada jaman dimana setiap presiden, setiap anggota kongres,
setiap perdana menteri, setiap gubernur, setiap walikota, rektor universitas,
kepala sekolah, editor, pewawancara media, pastor, pendeta, pendeta Yahudi
di dunia Barat harus memiliki pengetahuan yang obyektif tentang
Muhammad, Alquran, Hadis, dan sasaran-sasaran supremasi Islam . Para
pembaca mungkin akan berkeberatan dengan alasan: ketika kami diancam
oleh fasisme dan berikutnya oleh komunisme, tidak seorangpun dari kita yang
meminta para pimpinan sekutu agar meneliti dengan cermat Mein Kampf -nya
Hitler atau Das Kapital-nya Karl Marx. Jadi, mengapa para pimpinan kita
sekarang harus memperhatikan dan meneliti apa yang tertulis dalam Alquran
dan Hadis ?
Mein Kampf dan Das Kapital secara realita tidak pernah didewa-dewakan
oleh 1,3 miliar manusia. Bahkan kekuatan negara-negara Poros (Jerman,
Italia, Jepang, Bulgaria, Hongaria, dan Rumania) dalam Perang Dunia ke-2
atau komunisme tidak pernah mencapai target infiltrasi mikro seperti yang
dicapai oleh Islam melalui masuknya imigran Islam ke negara-negara Barat.
Di antara berjuta-juta imigran Muslim yang suka damai terdapat beberapa
juta yang secara fanatik setia pada cita-cita Muhammad yaitu supremasi
Islam. Mereka ini bukan sekedar umat beragama tetapi juga para politikus
ulung.
BERITA BURUK TENTANG SALAH INFORMASI
Kaum Muslim radikal yang tugasnya melakukan pencucian otak para
pengikutnya sesungguhnya jauh lebih berbahaya daripada mereka yang
ditugasi melakukan bom bunuh diri, kecuali kalau orang dari kelompok kedua
ini dilengkapi dengan senjata pembunuh massal. Pelaku bom bunuh diri
biasanya terdiri dari para remaja yang sudah dicuci otaknya atau orang-orang
dewasa yang tidak begitu cerdas. Sementara itu kaum Muslim radikal yang
ditugasi melakukan pencucian otak biasanya terdiri dari orang-orang yang
sangat pandai dan cerdas seperti misalnya para ulama yang mengajar di
mesjid-mesjid atau di madrasah-madrasah, para pemimpin organisasiorganisasi
Islam, para penulis Muslim, staff kedutaan, para profesor yang
mempropagandakan Islam kepada anak-anak kita yang menjadi mahasiswa di
kampus-kampus Barat.
Para pemimpin Barat yang hampa-informasi tentang Islam dapat dengan
mudah terkecoh oleh perilaku mereka. Mereka dengan halus sedikit demi
sedikit memperkenalkan hukum-hukum Islam ke dalam pengajaran mereka,
sehingga pada akhirnya tanpa disadari mereka akan menuntut agar hukum
14
Islam diterapkan sebagai pengganti dari hukum-hukum Barat yang berlaku
selama ini. Hal ini tentunya lebih berbahaya daripada ledakan bom, bukan ?
Setelah membaca buku-buku karangan saya, anda pasti mempu
menyiasati teman-teman anda yang beragama Islam dengan menanyakan
pada mereka pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat mereka jawab dengan
maksud agar mereka (kaum Muslim) menyadari bahwa banyak hal yang
mereka juga tidak tahu, sehingga merekapun harus belajar tentang kita
karena banyak hal yang kita ketahui tetapi tidak mereka ketahui.
Selain buku ini, saya juga ingin menyarankan anda untuk membaca buku
karangan Ibn Warraq yang telah disebutkan pada bab sebelumnya dan juga
buku karangan David Pryce-Jones yang berjudul The Closed Circle. 1
Kenaifan Di Kalangan Para Pucuk Pimpinan
Presiden Bush adalah seorang presiden yang baik, tetapi dia sama
sekali tidak tahu menahu tentang Islam. Kenaifannya terlihat jelas ketika dia
mengajak masyarakat Amerika untuk melakukan "perang salib" melawan
terorisme.2 Saran saya yang pertama adalah agar para pemimpin Amerika
dari berbagai tingkatan dan kategori dalam masyarakat mendapatkan
pendidikan mengenai Islam supaya mereka dapat mengatur sikap dan strategi
yang tepat manakala mereka berhadapan dengan masalah yang berkaitan
dengan Islam.
Bagi masyarakat Amerika yang berpikiran liberal ,
kenyataan bahwa 1,3 miliar orang Muslim meyakini
Alquran sungguh merupakan bukti bahwa pesan-pesan
Alquran adalah benar.
Sumpah Untuk Menjunjung Tinggi Konstitusi
Selain itu ada aspek lain yang juga akan kami sarankan melalui tulisan
ini yaitu bahwa setiap imigran yang berhasrat untuk dinaturalisasikan sebagai
warganegara Amerika harus bersumpah untuk menjunjung tinggi Konstitusi
Amerika. Orang-orang Kristen dan Yahudi tidak menghadapi masalah untuk
bersumpah seperti itu. Namun, umat Muslim yang bersumpah seperti itu --
padahal mereka masih meyakini bahwa Allah telah berfirman pada mereka
melalui Alquran untuk melakukan jihad/perang melawan kafir (termasuk
orang-orang Amerika) -- pasti telah melakukan suatu sumpah palsu.
Konstitusi tidak memberi peluang bagi agama untuk mengendalikan
negara. Sementara itu Alquran melalui Syariat Islam dan Sunnah
memerintahkan Islam untuk mengendalikan pemerintahan sipil (negara).
Alquran juga memberi hak kepada umat Muslim untuk menggantikan semua
hukum-hukum negara dengan Syariat Islam. Menurut hukum konstitusional
pembunuhan, perbudakan, pelacuran merupakan perbuatan terlarang,
sementara itu Alquran mengijinkan hal tersebut terjadi . Hukum konstitusional
menjamin persamaan hak pria dan wanita. Sementara itu Alquran
14
menyatakan bahwa kesaksian seorang pria bobotnya sama dengan kesaksian
dua orang wanita (Surat 2 : 282).
Jika tidak ada batasan hukum yang tegas yang mengatur persyaratan
tentang naturalisasi bagi para imigran Muslim, Kantor Pelayanan Imigrasi dan
Naturalisasi Amerika pasti kebobolan dengan menerima orang-orang Muslim
masuk menjadi warganegara Amerika melalui sumpah palsu (sumpah yang
hanya merupakan sandiwara saja). Kongres Amerika harus menyiapkan suatu
perangkat hukum yang mewajibkan para pejabat Pelayanan Imigrasi dan
Naturalisasi Amerika untuk mengingatkan orang-orang Muslim yang akan
bersumpah sebagai prasyarat menjadi warganegara Amerika bahwa tindakan
mereka tersebut (bersumpah akan menjunjung tinggi konstitusi Amerika
sebagai prasyarat menjadi warganegara Amerika) tersebut bertentangan
dengan perintah-perintah Alquran. Selain itu pejabat Pelayanan Imigrasi dan
Naturalisasi Amerika juga harus minta kesediaan imigran Muslim yang ingin
menjadi warganegara Amerika agar mereka bersumpah untuk memihak
konstitusi dan bukan memihak Alquran kalau terjadi pertentangan antara
perintah Alquran dengan perintah konstitusi. Para pemimpin Amerika dalam
segala tingkatan harus menyadari bahwa apabila tidak ada aturan yang tegas
dalam urusan naturalisasi tersebut, para imigran Muslim yang ingin menjadi
warganegara Amerika mungkin saja akan pura-pura menerima konstitusi
namun setelah mereka resmi menjadi warganegara Amerika, mereka bisa saja
tetap setia pada perintah Alquran di atas perintah konstitusi karena
Muhammad memang mengajarkan kepada umat Muslim bahwa komitmen
mereka kepada Islam mengatasi semua ikatan lain (termasuk ikatan sumpah
untuk menjadi warganegara Amerika).
Lima Rukun Islam
Sejumlah pemimpin Amerika berpikir bahwa mereka sudah tahu
tentang lima rukun Islam jadi mereka menganggap bahwa mereka telah
mengenal Islam dengan baik. Padahal kalau mereka tidak tahu bahwa satusatunya
rukun bagi Islam radikal adalah jihad, itu berarti mereka dapat
disebut sebagai orang-orang yang hampa-informasi tentang Islam. Lima rukun
Islam tidak ada artinya bila dibandingkan dengan "jihad".
Petugas Kantor Pelayanan Imigrasi Dan Naturalisasi Perlu
Mengajukan Sejumlah Pertanyaan Untuk Menguji Secara Informal
Bagaimana petugas Kantor Pelayanan Imigrasi dan Naturalisasi dapat
mendeteksi keintegritasan sumpah naturalisasi yang diucapkan oleh seorang
Muslim pada waktu dia mengajukan permohonan menjadi warganegara
Amerika ? Kita dapat memanfaatkan salah satu prosedur yang sudah ada
yang selama ini berlaku di Kantor Pelayanan Imigrasi dan Naturalisasi sebagai
pedoman.
Misalnya petugas kantor tersebut mengetahui dari pengalaman bahwa
banyak orang yang keberatan untuk mengucapkan sumpah yang
bertentangan dengan keyakinan mereka seperti orang-orang Kristen yang
14
percaya Alkitab Perjanjian Baru melarang mereka untuk mengangkat senjata
bahkan untuk menjaga diri sendiri sekalipun, karena menjaga dan melindungi
diri setiap warganegara merupakan tugas pemerintah (negara) secara
nasional.
Sehubungan dengan keyakinan tersebut, manakala saya (sebagai seorang
Kristen) mengajukan permohonan untuk menjadi seorang warganegara
Amerika dan petugas bertanya pada saya: "Jika seandainya anda diminta oleh
pemerintah untuk mengangkat senjata demi membela negara Amerika,
apakah anda setuju ?" Tanpa ragu-ragu dan dengan tegas saya akan
menjawab "setuju" karena saya punya landasan untuk menjawab demikian
yaitu Roma 13 : 1-4.
Kalau seorang Muslim ingin mengajukan permohonan untuk menjadi
seorang warganegara Amerika, para petugas wawancara dapat bertanya
misalnya: "Apakah anda percaya bahwa Amerika Serikat akan memperoleh
keuntungan dengan melaksanakan hukum Syariat Islam ?" Kalau jawabannya
"Ya" berarti jawaban tersebut tidak sejalan dengan konstitusi Amerika, karena
konstitusi tersebut tidak membenarkan bahwa agama mengendalikan
pemerintahan negara.
Menanyai Orang-Orang Hindu Juga Perlu Dilakukan
Supaya adil, orang-orang Hindu juga harus ditanyai . Sejumlah orang
Hindu di India menekan pemerintahan India agar menghidupkan kembali
kebiasaan yang menjadi budaya agama Hindu kuno yang disebut "sati (bahasa
Sansekerta)". "Sati" adalah suatu keyakinan Hindu bahwa seorang isteri yang
suaminya meninggal dunia harus ikut dibakar hidup-hidup bersama dengan
jenazah sang suami di atas pancaka.
"Sati" dilarang sejak Britania Raya memerintah India pada akhir abad
ke-18 sampai tahun 1947. Ketika India merdeka pada tahun 1947, sejumlah
orang Hindu mendesak pemerintah India untuk menghidupkan kembali
budaya "sati" tersebut. Sudah barang tentu orang-orang Hindu semacam itu
lebih baik tinggal di negara asalnya saja, tidak ada alasan bagi mereka untuk
pindah warganegara lain karena orang-orang tersebut pasti akan
menimbulkan problem baru bagi negara tujuan.
Menanggapi Pendapat-Pendapat Buruk
Semua pendapat yang berdasarkan pada suatu pandangan agama
tertentu bertentangan dengan hukum Barat, sehingga orang yang
mengajukan permohonan untuk menjadi warganegara di negara Barat yang
juga ingin menerapkan hukum agama tertentu di negara-negara Barat
tersebut harus ditolak keinginannya untuk menjadi warganegara di sana.
Petugas Kantor Pelayanan Imigrasi dan Naturalisasi di sana berhak menolak
permohonan mereka termasuk menolak memberikan visa kepada mereka.
14
KETIKA KAMI BERBAGI PENDAPAT MELALUI SIARAN
RADIO/TELEVISI
Orang-orang Kristen yang diundang untuk merepresentasikan kekristenan
menghadapi kaum Muslim dalam wawancara melalui media elektronik harus
benar-benar memahami persoalan yang akan direpresentasikannya agar apa
yang disampaikannya tersebut efektif. Terutama kalau di sana hadir juga
pewawancara sekuler karena sebagian dari mereka cenderung untuk memihak
Islam.
Ketika seorang pewawancara Muslim atau seorang yang simpatik kepada
Islam menyudutkan (menyerang) anda dengan mengatakan : "Anda
menentang Islam", anda dapat menangkis dengan mengatakan : "sekarang
saya baru tahu bahwa Islam secara umum memiliki tujuan-tujuan diktatoris,
kalau demikian saya sebagai seorang bebas memang menentang supremasi
Islam sebagaimana halnya para pendahulu saya menentang facisme dan
komunisme dalam hidup mereka. Jika pewawancara Muslim tersebut
mengatakan : "Islam tidak beroposisi melawan demokrasi", anda dapat balik
bertanya: "Kalau begitu mengapa tidak ada satupun dari 55 negara Muslim
yang menerapkan demokrasi di seluruh dunia Muslim bahkan menurut artikel
di Newsweek negara Turki yang merupakan negara Muslim yang paling
liberalpun masih sama sekali belum menjamin dilindunginya hak-hak asasi
manusia.
Jika pewawancara Muslim dan simpatisannya tersebut menyatakan: "Anda
telah menampar Islam", anda dapat menjawab: "sesungguhnya Islam sendiri
yang telah menampar umat Muslim karena Islam menolak memberikan
kebebasan pada mereka, terutama kaum wanita Muslim". Saya tidak mungkin
menampar umat Muslim yang berjumlah 1,3 miliar, saya justru sangat prihatin
atas nasib mereka yang telah kehilangan kebebasan mereka".
Manakala anda diwawancarai di hadapan para pendengar sekuler dengan
pertanyaan: "Apakah anda sebagai seorang Kristen mempercayai bahwa
Tuhan tidak mendengar doa orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam ?"
Saya merekomendasikan kepada anda jawaban sebagai berikut: "Tuhan tidak
tuli. Dia mendengar doa dari setiap orang bahkan sebelum orang tersebut
mengucapkan doanya tersebut. Adapun mengenai apakah Tuhan menjawab
atau tidak doa orang tersebut adalah urusan yang bersifat sangat teologis
sehingga tidak bisa dijawab dalam wawancara singkat seperti ini". Kalau
pewawancara tersebut melanjutkan dengan pertanyaan: "Apakah anda
percaya bahwa umat Muslim akan masuk neraka ?" Atas pertanyaan tersebut
anda jangan menjawab "ya" atau "tidak". Sebaiknya anda menjawab:
"Seharusnya pertanyaan yang lebih relevan adalah : 'apakah Alquran sendiri
memperingatkan bahwa kami (orang-orang Kristen) sebagai orang-orang kafir
akan masuk ke neraka bersama dengan banyak orang Muslim lainnya?' "
Kalau itu pertanyaannya jawaban saya adalah "ya betul banyak orang Muslim
akan masuk neraka". Dalam Alquran dinyatakan bahwa bukan hanya orangorang
kafir seperti kami tetapi juga umat Muslim yang menolak untuk
15
berperang membela Islam akan masuk neraka, jadi kalau Alquran harus
dipercayai, jawabannya adalah 'ya' banyak orang Muslim akan masuk neraka.
Bahkan dalam Hadis disebutkan bahwa lebih banyak kaum wanita Muslim
yang dibakar di neraka daripada kaum pria Muslim. Mengapa demikian ?
Menurut jalan pikiran Hadis, kaum wanita tersebut tidak mensyukuri
kebaikan-kebaikan para suami mereka.
Dengan dibayang-bayangi oleh ancaman semacam itu, kami dan bahkan
seluruh dunia sungguh merasa sangat prihatin atas nasib kaum wanita
Muslim.
Memang Alkitab juga mencantumkan tentang ancaman neraka, tetapi
Alkitab juga menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah orang yang tidak
berdosa sehingga dapat menjadi juru damai antara manusia dengan sang
Pencipta langit dan bumi. (Untuk menjadi juru damai , Yesus telah
mengorbankan nyawanya mati di kayu salib). Orang yang ingin didamaikan
dengan Tuhan oleh Yesus sangat mudah syaratnya yaitu cukup orang tersebut
mengakhiri dosa-dosanya dan kemudian minta ampun atas dosa-dosanya
tersebut kepada sang Pencipta langit dan bumi melalui Yesus.
Islam tidak mempunyai juru damai (penebus), tidak
mempunyai perantara dan tidak mempunyai penjamin
keampunan dosa.
Menurut Islam, setiap manusia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya di hadapan pengadilan Tuhan dengan tanpa didampingi oleh
pembela. Dalam Islam tidak ada kepastian tentang nasib seseorang setelah
dia meninggalkan dunia ini. Bahkan Muhammad sendiri meragukan
kesempatannya masuk surga. Dalam Hadis yang disebut Hadis Empatpuluh
dari An-Nawawi dikisahkan bahwa Muhammad pernah berkata:
Sesungguhnya ada salah seorang dari kamu yang berperilaku seperti
orang-orang yang akan masuk firdaus (menurut tafsir penerjemah
orang yang berperilaku saleh dan benar) tetapi ketika jarak antara
dirinya dengan firdaus hanya tinggal satu lengan saja, tiba-tiba
sebagaimana yang telah ditetapkan Allah jauh-jauh hari sebelumnya ,
dia ternyata menurut ketetapan Allah itu harus dimasukkan ke neraka.
Jadi dia kemudian dilemparkan ke neraka. Sementara itu ada salah
seorang yang lain yang berperilaku seperti orang-orang yang bersiapsiap
masuk neraka (menurut tafsir penerjemah orang yang berperilaku
jahat dan tidak benar) tetapi ketika jarak antara dirinya dengan neraka
hanya tinggal satu lengan saja, tiba-tiba sebagaimana yang telah
ditetapkan Allah jauh-jauh hari sebelumnya, dia ternyata menurut
ketetapan Allah itu harus dimasukkan ke firdaus. Jadi dia kemudian
dimasukkan ke firdaus. 3
Bahkan dalam Surat 11 : 108 Muhammad menyatakan:
15
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam
surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki lain sebagai karunia yang
tiada putus-putusnya.
Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa setiap orang Muslim punya
potensi untuk menerima "karunia yang tiada putus-putusnya" yang dimaksud
"neraka". (Catatan: lihat kata "kecuali" dalam kalimat tersebut yang
menunjukkan adanya pernyataan yang berlawanan dengan pernyataan
sebelumnya. Pernyataan sebelumnya adalah kata "surga" jadi yang
berlawanan dengan "surga" adalah "neraka").
Yesus Kristus mempresentasikan Tuhan sebagai Bapa Surgawi yang penuh
kasih setia sampai selama-lamanya kepada umat manusia. Sementara itu
Muhammad mempresentasikan Tuhan sebagai mahluk yang mengidap
skizofrenia dan yang kepribadiannya selalu berubah-ubah.
Bahkan seorang Muslim yang jujur dan tinggi moralnya sekalipun tidak
dapat mengetahui dengan pasti apakah dia akan masuk surga atau masuk
neraka sampai detik-detik terakhir pada saat mana keputusan baginya -- yang
sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Allah jauh-jauh hari sebelumnya --
dijatuhkan. Kenyataan tersebut sungguh membuat setiap orang Muslim
menjadi ngeri dan bingung.
Sangat mungkin terjadi bahwa seseorang yang sudah ditakdirkan masuk
neraka oleh Allah jauh-jauh hari sebelumnya, biarpun ketika di dunia dia
menjadi seorang Muslim yang saleh dan jujur selama hidupnya akan percuma
(sia-sia) saja karena dia pada akhirnya akan dimasukkan ke neraka juga.
Dalam apendiks A saya akan berikan perincian siapa-siapa saja orang yang
akan atau tidak akan menuju neraka.
NAMA-NAMA ALLAH DAN LAIN-LAINNYA
Setelah kita mengetahui tentang Allah menurut konsep Muhammad,
apakah nama Allah tersebut dapat disetarakan dengan nama Tuhan atau
nama Allah adalah julukan dari Tuhan.Ayat-ayat dalam Alquran maupun Hadis
seperti yang dikutip dalam buku ini menyebabkan orang-orang Kristen dan
Yahudi berkesimpulan bahwa Allah orang-orang Islam bukan Tuhan umat
Yahudi dan Kristen.
Berdasarkan kesimpulan tersebut umat Kristen dan Yahudi menolak
menggunakan nama Allah sebagai nama alternatif dari Tuhan Alkitabiah
(Yahweh). Sementara itu umat Muslim tetap mengkonfirmasikan bahwa Allah
dalam Islam adalah sang pencipta langit dan bumi.
Islam Juga Melakukan Revisi Atas Konsep Tentang Yesus
Bukan hanya konsep tentang Tuhan yang direvisi oleh Muhammad
tetapi juga konsep tentang Yesus. Muhammad mengakui bahwa Yesus
dilahirkan oleh perawan Maria, Yesus tidak berdosa dan telah melakukan
15
berbagai tanda mujizat, tetapi dia tetap menghilangkan hal yang paling
penting dari diri Yesus yaitu kematian dan kebangkitanNya.
Kitab Hadis memang mengakui bahwa Yesus akan kembali untuk
menghakimi umat manusia tetapi ada suatu hal yang tidak sesuai dengan
Alkitab sehubungan dengan kembalinya Yesus tersebut. Dalam Hadis tersebut
dinyatakan bahwa Yesus akan kembali tetapi Dia akan menghancurkan Salib
(maksudnya umat Kristen). Yesus bahkan akan memerintahkan semua orang
Kristen dan umat Yahudi untuk masuk Islam dan Yesus juga akan
memerintahkan orang-orang Islam di manapun untuk memusnahkan orangorang
Kristen dan Yahudi yang tidak mau bertobat dan masuk Islam. Orangorang
Kristen dan Yahudi yang menolak masuk Islam akan melarikan diri dan
bersembunyi di belakang batu-batu besar dan pohon-pohon, tetapi sia-sia saja
usaha mereka tersebut. Allah akan memberi kemampuan kepada batu-batu
besar dan pohon-pohon tersebut untuk berteriak dan memberitahukan
keberadaan orang-orang Kristen dan Yahudi itu kepada orang-orang Muslim.
Usaha Muhammad untuk mengajak umat Kristen dan
Yahudi untuk masuk Islam dilanjutkan oleh para
penerusnya (Umat Muslim) sampai hari ini.
Ketika saya mengunjungi Saudi Arabia beberapa tahun yang lalu, saya
mendapat informasi bahwa pada suatu hari sebuah pesawat terbang Swiss
akan mendarat di Arab Saudi, tetapi ditolak oleh pemerintah Arab Saudi
karena pada bagian ekor pesawat tersebut tercetak sebuah gambar salib.
Saya juga diberitahu bahwa para mutawas (polisi agama Arab Saudi)
merampas kalung-kalung salib milik para wisatawan asing di jalan-jalan.
Melalui iklan-iklan dan umbul-umbul pemerintah Arab Saudi menawarkan
hadiah keuangan kepada orang-orang Arab yang dapat memberi informasi
tentang orang-orang Arab lain yang ketahuan menghadiri pertemuan yang
diselenggarakan oleh orang-orang Kristen atau orang-orang Arab yang
menyimpan Alkitab. Para pekerja asing yang masuk agama Islam diberi
hadiah keuangan. Sebaliknya orang-orang Arab Saudi yang masuk Kristen
dipukuli, dipenjarakan, dan kadang-kadang dipenggal lehernya. Waspadalah.
Catatan:
1. David Pryce-Jones, The Closed Circle: An Interpretation of the Arabs (New York:
Harper Collins, 1991), n.p.
2. Sally Buzbee, "Bush's Use of the Word 'Crusade' a Red Flag", Seattle Post-
Intelligencer, September 18, 2001. http://seattlepi.nwsource.com/national/
39266_crusade18. shtml (diakses 28 Oktober 2002).
3. Imam An-Nawawi, "An-Nawawi's Forty Hadiths (number 4)", International Islamic
University Malaysia.
http://www.iiu.edu.my/deed/hadith/other/hadithnawawi.html (diakses 28
Oktober, 2002).
15
E P I L O G
MENYOROTI RAHASIA-RAHASIA ALQURAN
DENGAN SINAR - X
Setiap agama besar selalu dilandasi oleh seperangkat Kitab Suci, umat
Yahudi mempunyai "Tanakh", yang terdiri dari kitab Torat, kitab Mazmur, dan
kitab Para Nabi ; umat Kristen mempunyai Alkitab Perjanjian Baru ; umat
Hindu mempunyai kitab Weda dan kitab Upanishad; umat Buddha mempunyai
kitab Tri Pitaka yang ditulis oleh Sidharta Gautama; umat Islam mempunyai
Alquran dan Hadis.
Tidak diragukan lagi bahwa kemampuan setiap agama besar untuk
bertahan hidup selalu dikaitkan dengan kemampuan kitab-kitab suci yang
menjadi landasannya dalam menuntun para pengikutnya.
Agama yang mengajarkan bahwa dunia terletak di atas punggung gajah
yang berdiri di atas tumpuan punggung dari empat ekor kura-kura pasti akan
kehilangan kredibilitasnya seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
Demikian juga suatu agama yang mengharuskan seorang janda dibakar
hidup-hidup bersama dengan jenazah suaminya di atas pancaka pasti akan
kehilangan kredibilitasnya seiring dengan berkembangnya suatu kesadaran
akan harkat moral dan kesamaan intelektual pria dan wanita.
Namun masalahnya adalah bahwa pada jaman moderen ini manusia
cenderung mempertahankan agamanya sendiri apapun yang diajarkannya.
Norma-norma akal sehat dikesampingkan. Dalam urusan hukum, ada polisi
baik dan polisi jahat. Dalam urusan pengobatan, ada dokter baik dan dokter
tidak baik. Tetapi dalam urusan agama, semuanya dianggap baik. Ini adalah
anggapan omong kosong belaka dan tidak bisa dipertahankan lagi.
Sejarah menunjukkan bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan terutama
Perjanjian Baru telah dipelajari dengan cermat (dikupas habis) dan isinya
memberi inspirasi bagi perilaku kebajikan, kebaikan, belas kasihan, dan
penyangkalan diri. Ajaran-ajaran Kristen sangat menghormati hak asasi
manusia dan sangat kooperatif dalam berbagi tanggungjawab dan kekuasaan
politik. Dan yang terpenting Alkitab menganjurkan digunakannya cara
karismatis dan anti-kekerasan sebagai sarana utama untuk menghadapi
kejahatan. Namun memang harus diakui bahwa ada kelompok-kelompok
yang menamakan diri Kristen tetapi tindakan mereka tidak berdasarkan pada
Alkitab Perjanjian Baru, Kristen semacam ini merupakan Kristen palsu dan
Kristen palsu sangat jahat . Dunia berhak menggunakan sinar - X untuk
menyoroti nilai-nilai moral dari Kristen sejati maupun Kristen palsu dan
kemudian menetapkan kelebihan-kelebihan maupun kekurangankekurangannya.
Namun supaya adil nilai-nilai moral dari agama-agama lain
juga harus disoroti dengan sinar - X yang sama seperti halnya Kristen.
15
Tujuan saya menulis hal ini bukan hanya untuk mengingatkan masyarakat
Amerika tentang perlunya menyoroti Alquran dengan sinar-X tetapi juga
untuk menyadarkan mereka agar membuang jauh-jauh kenaifan terhadap
aspirasi Alquran yang sebenarnya.
Dunia Barat harus menyoroti Alquran dengan tajam melalui sarana debat
logis yang dapat memperlihatkan kepalsuan-kepalsuan yang terkandung
dalam aspirasi Alquran dalam keadaannya yang sebenarnya. Penyorotan
Alquran dengan tajam ini tentu akan memicu kemarahan dan pada gilirannya
akan menimbulkan kekerasan-kekerasan di beberapa tempat. Namun jika
penyorotan Alquran ini telah tersebar luas pasti akal sehat dan logika akan
menang. Dan dampaknya jutaan umat Muslim dapat disadarkan dari
kekeliruan mereka dan pada gilirannya mereka akan dapat dibebaskan dari
cengkeraman Islam yang saat ini sedang kita hadapi.
15
A P E N D I K S A
KONTROVERSI KAUM EKSKLUSIF/ KAUM
INKLUSIF KRISTEN SELAMA BERABAD-ABAD
Para pewawancara biasanya mengajukan pertanyaan kepada para juru
bicara Kristen mulai dari para anggota keluarga besar Billy Graham sampai Pat
Robertson dan Jerry Falwell sebagai berikut : "Apakah anda meyakini bahwa
semua orang Islam akan masuk neraka ?" Pada umumnya mereka menjawab
"ya" baik secara langsung maupun tidak langsung. Isu mengenai siapa yang
menurut umat Kristen akan masuk nereka dan siapa yang tidak akan masuk
neraka merupakan suatu isu yang telah menjadi sebuah kontroversi manakala
dikaitkan dengan peristiwa 11 September 2001. Isu tersebut dikatakan
sebagai berasal dari sudut pandang Kristen yang berlandaskan pada Alkitab
Perjanjian Baru, sebenarnya apakah yang dinyatakan oleh Alkitab Perjanjian
Baru berkenaan dengan pertanyaan tersebut ?
Sebagian besar orang Kristen yang meyakini Alkitab Perjanjian Baru
menganut salah satu dari dua pandangan sebagai tanggapan atas pertanyaan
siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan binasa, yaitu pandangan
eksklusif dan pandangan inklusif. Kedua kelompok tersebut meyakini bahwa
pengorbanan Yesus mati di kayu salib untuk penebusan dosa memang harus
dilakukan karena itulah satu-satunya cara Tuhan untuk mengampuni dosa
manusia dan hal itu juga membuktikan bahwa Tuhan tidak mau berkompromi
dengan dosa karena bagaimanapun juga dosa harus dihukum. (Bukankah
hakim yang membiarkan saja keputusannya tidak dilaksanakan dengan
semestinya merupakan hakim yang melecehkan hukum, pemerintah,
masyarakat, dan dirinya sendiri).
Ketidaktahuan terdakwa mengenai aturan hukum, atau penyesalannya atas
perbuatan salah yang telah dilakukannya, atau perbuatan-perbuatan baik
yang telah dilakukannya selama ini mungkin akan menjadi bahan
pertimbangan bagi hakim untuk memberi keringanan hukuman kepada
terdakwa tersebut, tetapi hakim tidak akan membebaskannya sama sekali dari
hukuman atas kesalahan yang dilakukan terdakwa itu. Hukuman tetap
hukuman. Seseorang yang mengharapkan Tuhan agar membiarkan saja
terjadinya perbuatan dosa tanpa memberikan hukuman apapun sama saja
artinya dengan memohon kepada Tuhan agar Tuhan melanggar kodratnya
sendiri sebagai maha suci dan sudah pasti dengan memohon hal semacam itu
orang tersebut justru telah menambah dosanya sendiri. (Ingat kodrat Tuhan
adalah maha suci. Dia tidak akan berkompromi dengan dosa. Dosa harus
dihukum).
Pengampunan kesalahan (membebaskan seseorang dari kesalahannya)
hanya mungkin dilakukan oleh sang hakim kalau dia sendiri secara sukarela
membayar biaya penebusan atas kesalahan orang tersebut dengan cara dia
15
menerima hukuman sebagai pengganti orang itu. Itulah yang dikerjakan oleh
Yesus Kristus sebagai hakim, yaitu untuk menjadi juru selamat dia dengan
rela mengorbankan diriNya sendiri mati di atas kayu salib untuk menebus
dosa-dosa manusia.
Alkitab Perjanjian Baru juga menyatakan bahwa pengorbanan Yesus di
kayu salib untuk menebus dosa manusia tersebut merupakan suatu
penggenapan dari nubuatan yang tertulis dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Penebusan ilahi ini merupakan hal yang paling utama dan yang terpenting
yang menjadi nafas kehidupan Kristen dan Yahudi, namun Muhammad sangat
membenci konsep itu sehingga Islam merupakan antitesis dari konsep Kristen
dan Yahudi tersebut.
Masih ada satu pertanyaan lagi yang jawabannya hanya dapat diperoleh
dengan mendalami Alkitab Perjanjian Baru yaitu apakah yang harus dilakukan
oleh seseorang untuk menerima pengampunan dosa melalui program
penebusan yang ditawarkan oleh Yesus Kristus, sang hakim sekaligus juru
selamat manusia. Inilah pertanyaan yang memisahkan kelompok Kristen
eksklusif dengan kelompok Kristen inklusif.
15
MENCERMATI
KESEPAHAMAN-KESEPAHAMAN
Menggunakan istilah dari Alkitab Perjanjian Baru, kedua kelompok
tersebut (eksklusif dan inklusif) mempunyai pemahaman yang sama terhadap
pernyataan Yesus yang tertulis dalam Yohanes 14 : 6 sebagai berikut :
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku".
Kedua kelompok tersebut juga sama-sama meyakini bahwa semua bayi
atau anak kecil yang meninggal dunia akan secara otomatis menikmati
jaminan penebusan melalui pengorbanan Yesus. Tetapi kedua kelompok
tersebut tidak memperhatikan tentang perkiraan para sejarawan medis
sehubungan dengan rata-rata tingkat kematian bayi sepanjang sejarah
manusia.
Apabila mayoritas manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupa Tuhan tersebut binasa, hal itu berarti
Tuhan telah kehilangan bagian terpenting dari
komoditas yang sangat berharga tersebut yaitu
KeserupaanNya.
Saya selalu mengingat sebuah laporan yang saya baca sekitar 20 tahun
yang lalu yang menyatakan bahwa sekelompok ilmuwan memperkirakan
bahwa sejumlah 66 persen janin yang dikandung wanita akan mati karena
berbagai sebab dan kalau mereka lahir dengan selamatpun mereka tidak akan
bertahan hidup sampai usia 5 tahun.
Jadi bayi-bayi dan anak-anak kecil seperti inilah yang secara otomatis akan
menikmati jaminan penebusan dosa melalui pengorbanan Yesus. Dengan
demikian jelas bahwa lebih banyak orang yang akan ditebus dosanya melalui
situasi semacam tersebut di atas daripada orang yang akan binasa.
Sementara itu bagi 34 persen yang dapat dilahirkan dan dibesarkan hanya
mempunyai sedikit waktu untuk bertobat. Selain itu perlu diperhatikan bahwa
jalur pertobatan hanya bisa dilakukan ketika seseorang masih hidup bukan
setelah dia meninggal. Alkitab Perjanjian Baru memperingatkan : "Dan sama
seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi (Ibrani 9 : 27). Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik
ataupun jahat (2 Korintus 5:10)".
15
MENDEFINISIKAN ISU-ISU DAN PERBEDAAN-PERBEDAAN
Selain kesepahaman pandangan antara kelompok inklusif dengan
kelompok eksklusif, kedua kelompok juga mempunyai perbedaan pandangan.
Mengapa mereka berbeda ? Alkitab menegaskan bahwa ada dua kategori misi
yang disampaikan Tuhan kepada umat manusia. Kaum eksklusif percaya
bahwa Yesus hanya melaksanakan salah satu dari dua kategori misi tersebut
dalam rangka menebus kembali orang-orang yang tidak memperoleh
kesempatan menerima penebusan otomatis ketika masih kanak-kanak.
Mereka disebut eksklusif karena mereka mengesampingkan kemungkinan
bahwa Yesus mungkin saja menjalankan kategori misi yang satunya lagi yaitu
menarik orang-orang yang terhilang sejak ketidakberdosaan masa kanakkanak
melalui pertobatan menuju ke iman, itulah sebabnya penebusan
diperbaharui.
Sebaliknya kaum inklusif adalah orang-orang yang menerima baik salah
satu kategori misi maupun kedua-duanya sebagai instrumen yang digunakan
Yesus untuk menarik orang-orang yang terhilang menuju ke pertobatan dan
iman yang membawa pembaharuan penebusan.
Peran Kesaksian
Apakah kedua kategori kesaksian tersebut ?
Salah satu kategori itu disebut kesaksian umum yang merupakan
kesaksian dari langit dan bumi sebagaimana yang dideskripsikan oleh Mazmur
19 : 1- 4 dan Roma 1 : 19 - 20. Ciptaan tersebut menanamkan pengetahuan
umum kepada kita tentang Tuhan sebagai Sang Pencipta sekaligus Sang
Pemelihara, itulah sebabnya diberi istilah umum. Selain itu juga karena
siapapun yang hidup di dunia ini melihat pengetahuan umum tersebut.
Kaum eksklusif memang melihat bahwa kesaksian tentang pengetahuan
umum ini menanamkan kepada semua orang yang terhilang agar mereka
dapat merasakan diri mereka bersalah dan menyadari tentang dosa-dosa
yang telah mereka perbuat. Namun pengetahuan tentang hal itu saja tidaklah
cukup. Menurut kaum eksklusif, orang-orang yang terhilang selain disadarkan
tentang dosa-dosa yang telah mereka perbuat mereka juga perlu diarahkan
agar mau bertobat dan beriman secara sungguh-sungguh sehingga
memperoleh penebusan dosa. Jadi sesuai dengan Yohanes 14 : 6 kaum
eksklusif mengesampingkan kesaksian umum sebagai pembawa keselamatan
dalam tangan Yesus. Namun demikian kaum eksklusif justru percaya bahwa
Yesus juga menebus orang-orang yang mengacu nama "Yesus" melalui
pemaparan Alkitab Perjanjian Baru , atau melalui doa kepadaNya dalam
memohon pengampunan dari Dia.
Nama Yesus
Pandangan ini mengacu semata-mata dari Kisah Para Rasul 4 : 12.
Sementara itu kaum inklusif meyakini bahwa kesaksian umum sebagai salah
satu instrumen penebusan dosa sebagaimana yang dimaksud dalam Yohanes
14 : 6 (itu menurut tafsir mereka). Mereka bahkan berpendapat bahwa Petrus
15
yang mengucapkan kata-kata dalam Kisah Para Rasul 4 : 12 adalah seorang
Ibrani dan orang-orang Ibrani sejak jaman kuno seringkali menggunakan kata
"nama" secara idiomatis. Maksud Petrus yaitu bahwa Yesus adalah satusatunya
juru selamat manusia. Menurut kaum inklusif Petrus heran
mengetahui bahwa ada orang yang berpikir bahwa nama Yesus dan manusia
Yesus merupakan dua maujud yang berbeda yang kedua-duanya harus
dilibatkan sebelum keselamatan seseorang diaktualisasikan .
Kaum eksklusif memindahkan pemahaman mereka tentang Kisah Para
Rasul 4 : 12 ke dalam pembahasan tentang Yohanes 14 : 6 itu sendiri. Kaum
inklusif menjawab bahwa Yohanes 14 : 6 hanya menjelaskan apa yang
ditawarkan Yesus, tetapi tidak menjelaskan tentang apa yang perlu dilakukan
oleh pemohon agar dapat memperoleh manfaat dari tawaran Yesus tersebut.
Apakah pemohon harus berdoa demi nama Yesus agar dapat sampai kepada
Bapa Surgawi melalui Yesus? Atau, jika seseorang berdoa dengan iman
kepada Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi, apakah Yesus inkognito siap
membawa orang tersebut kepada Bapa Surgawi? Kaum inklusif berkata "ya"!
Yesus inkognito adalah juru selamat seperti halnya nama panggilan Yesus.
Kaum eksklusif juga mendasarkan pandangannya pada Roma 10 : 9.
Sementara itu kaum inklusif percaya bahwa Roma 10 : 9 mendeskripsikan
bagaimana orang-orang memperoleh keselamatan melalui Yesus ketika
kesaksian Alkitab Perjanjian Baru telah dinyatakan kepada mereka.
Menurut pandangan kaum inklusif orang-orang yang tidak mempunyai
pengetahuan tentang Alkitab Perjanjian Baru dapat juga ditebus
(diselamatkan) oleh Yesus inkognito. Menurut mereka hal tersebut didasarkan
pada ayat Roma 10 : 13 yang dikutip Paulus dari kitab Yoel 2 : 32.
Kaum inklusif percaya bahwa sejumlah orang menolak kesaksian tentang
penciptaan alam semesta, akibatnya mereka kehilangan kesempatan
memperoleh pengampunan dosa dan akhirnya mati untuk selama-lamanya.
Jadi kaum inklusif percaya bahwa Yesus memang menyelamatkan manusia di
manapun berada yang mensyukuri semua keajaiban ciptaan Tuhan yang
terdapat di sekitar mereka, dan selain itu mereka juga harus memohon
kepada Tuhan untuk mengasihani mereka. Mereka merujuk pada Ibrani 11 :
6. Kaum inklusif juga merujuk pada Roma 2 : 7. Ayat tersebut tidak
menyebutkan sama sekali tentang penggunaan nama Yesus dalam berdoa.
Pemahaman kaum inklusif mengenai kedua ayat tersebut didukung oleh Kisah
Para Rasul 17 : 26 dan 27.
Sementara itu kaum eksklusif menegaskan bahwa apabila pandangan
kaum inklusif diterapkan, motivasi Kristen untuk mengabarkan injil ke seluruh
dunia pasti akan mengalami kegagalan. Untuk menandingi pandangan kaum
inklusif tersebut di atas, kaum eksklusif mengutip Roma 10 : 17. Sementara
itu kaum inklusif menangkis pandangan kaum eksklusif dengan mengutip
Roma 10 : 18 yang merujuk dari Mazmur 19 : 4.
Kaum eksklusif mengutip Kisah Para Rasul 11 : 14 untuk menunjukkan
bahwa kesaksian seorang malaikatpun tidak bisa menyelamatkan seorang
pemuja berhala yang berkedudukan tinggi seperti Kornelius, sampai
16
datangnya Petrus yang mengajar tentang nama Yesus Kristus kepadanya.
Sementara itu kaum inklusif menunjukkan tiga macam kesaksian yang
dinyatakan sebelumnya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 10: 4-6; 10 :
22 ; 10 : 30-32 yang mengkonfirmasikan bahwa malaikat tersebut
sebenarnya tidak mengatakan kepada Kornelius semua hal yang kemudian
disampaikan oleh Petrus kepada komite tersebut.
Merasa tidak enak hati oleh adanya kritikan dari rasul-rasul sejawatnya di
Yerusalem, Petrus nampaknya telah sedikit memoles ceritanya dengan
harapan dapat mendinginkan suasana panas yang menyelimuti
kedudukannya.
Putusan Pengadilan Tuhan
Saya tahu seorang pendukung inklusif yang merujuk pada Alkitab
Perjanjian Lama yaitu Mazmur 50 : 1 - 6 , yang menceritakan tentang orangorang
yang dikumpulkan (umat Tuhan) "dari terbitnya matahari sampai
kepada terbenamnya" untuk tunduk mendengarkan keputusan pengadilan
Tuhan. Para "saksi" yang dipanggil Tuhan untuk mengadili mereka bukan
Hukum (Torat) maupun para Nabi alkitabiah, tetapi justru Tuhan berseru
kepada langit di atas (langit yang dalam ayat 6 "memberitahukan
keadilanNya/kebenaranNya" ) dan kepada bumi untuk mengadili umatNya.
Jadi Tuhan mengadili umatNya sesuai dengan bagaimana tanggapan
(perilaku) mereka terhadap kesaksian umum (kesaksian langit dan bumi)
sebagai satu-satunya "kesaksian" yang mereka punya.
Sekarang pertanyaannya adalah : Ketika Tuhan mengadili orang- orang
yang masuk "kategori itu" di dalam mahkamah pengadilan dengan kondisi
seperti tersebut di atas tadi, apakah ada sebagian dari mereka yang selamat
atau semuanya dihukum? Mazmur 50 : 5 meyakinkan kita bahwa sebagian
dari orang-orang itu akan diselamatkan (dibebaskan dari hukuman). Jadi
setelah berlangsungnya pengadilan tersebut, Tuhan berkata : "Bawalah
kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku
berdasarkan korban sembelihan".
Banyak orang yang ditebus (dosanya) karena mereka
telah terikat perjanjian dengan Tuhan (berdasarkan
korban sembelihan) yang dicanangkan oleh para
patriark pada jaman Perjanjian Lama.
Selain sebagian orang yang ditebus (dosanya) karena mereka telah terikat
perjanjian dengan Tuhan yang dicanangkan oleh para patriark pada jaman
Perjanjian Lama, ada juga sebagian orang lagi yang diselamatkan (ditebus
dosanya) melalui janji keselamatan dari Tuhan yang diwujudkan dalam
program penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus yang disebut
Mesiah. Tetapi Mazmur 50 : 5 hanya berbicara tentang orang-orang yang
diselamatkan karena mereka telah mengikat perjanjian dengan Tuhan
berdasarkan korban sembelihan mereka sendiri (secara pribadi). Jadi siapakah
juru selamat mereka ?
16
Kaum inklusif menegaskan bahwa juru selamat mereka adalah logos yaitu
Yesus inkognito. Kaum inklusif juga mengacu pada Yohanes 3 : 21 yang
berbicara tentang seseorang yang melakukan hal yang benar dan bahwa
perbuatan benar tersebut dilakukan dalam Tuhan sebelum orang tersebut
datang kepada terang. Terang semacam ini tentunya merupakan kesaksian
umum.
Kaum inklusif selain merujuk Yohanes 3 : 21 mereka juga merujuk
Yohanes 10 : 16 dimana Yesus menyatakan tentang adanya domba-domba
lain yang juga akan Dia "tuntun" sehingga mereka semua akan menjadi satu
kawanan dengan satu gembala. Kaum inklusif mengakui bahwa adanya
domba-domba lain tersebut menunjukkan bahwaYesus sesungguhnya ingin
memberikan terang kepada mereka (domba-domba lain tersebut) melalui
kaum inklusif.
Sementara itu kaum eksklusif memang mengakui bahwa orang-orang
diselamatkan walaupun belum mengenal nama Yesus dalam jaman
Perjanjian Lama, tetapi sekarang setelah Yesus menyatakan diriNya kepada
dunia ini, siapapun harus memohon kepada Yesus untuk diselamatkan.
Pernyataan tersebut ditanggapi oleh kaum inklusif yang menyatakan bahwa
pernyataan kaum eksklusif tersebut menempatkan Tuhan tidak lebih dari
sekedar seorang wasit pertandingan sepakbola yang melakukan perubahan
aturan permainan tepat menjelang setengah permainan, namun yang
diberitahu tentang adanya perubahan tersebut hanya salah satu tim saja.
Kalau seorang eksklusif bertemu dengan seorang Islam di depan umum,
masing-masing pihak akan mengatakan bahwa pihak lainnya akan masuk
neraka.
Sementara itu kalau seorang inklusif bertemu dengan seorang Islam atau
seorang Hindu atau seorang Buddha, dia dapat berkata dengan tenang : "Jika
anda seorang yang telah ditebus, hal itu berarti anda telah diselamatkan oleh
Yesus sekalipun anda tidak mengenal Yesus tersebut". Dan perlu anda
ketahui bahwa pengampunanmu itu merupakan kebaikan dari Yesus Kristus
bukan jasa Muhammad atau jasa Alquran atau jasa Krishna atau jasa Buddha
Gautama.
Jika anda belum diselamatkan oleh Yesus inkognito,
Yesus sejati siap menyelamatkan anda sekarang juga.
Mohonlah keselamatan itu dengan segera kepadaNya.
Para pembaca Kristen, silahkan anda menentukan pandangan mana yang
ingin anda ikuti (pandangan kaum eksklusif atau pandangan kaum inklusif)
karena pilihan anda tersebut akan menentukan bagaimana anda akan menjadi
saksi Kristus bagi orang-orang non-Kristen.
Saya mengingatkan bahwa kebencian mendalam yang dicetuskan oleh
Alquran terhadap Yesus sejati menurut Alkitab Perjanjian Baru dan terhadap
umat Kristen serta Yahudi tidak akan membuat Yesus inkognito yang
dicanangkan kaum inklusif mampu menyelamatkan orang-orang Islam radikal.
Suatu hati yang penuh kebencian tidak akan mudah menerima kesaksian
16
umum semata. Selain itu tanpa hati yang hancur dan pertobatan kepada
Tuhan serta percaya pada Yesus tidak akan ada keselamatan.
Cara-Cara Televisi Mengekspresikan Antagonisme Nonverbal Terhadap
Orang-Orang Yang Diwawancarainya
Seorang pewawancara televisi mengundang seorang pendeta Protestan
dalam programnya untuk mengomentari Islam. Salah satu pokok komentar
yang dipilih sang pendeta adalah tentang Muhammad mengawini anak
perempuan berusia 6 tahun yang bernama Aisha. Dalam komentarnya dia
mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang "pedophile".
Sang pewawancara menyeringai mendengar pernyataan sang pendeta dan
secara defensif dia berusaha mengalihkan pembicaraan tersebut dan
menganggap kata-kata sang pendeta tersebut hanya sebagai suatu lelucon.
Kemudian sang pendeta tersebut juga tertawa menyeringai.
Namun tiba-tiba kamera menyoroti sang pendeta dari jarak sangat dekat
sampai pori-pori sang pendeta terlihat jelas dan bentuk wajahnya menjadi
sangat besar dan berliuk-liuk secara tidak wajar (pletat-pletot). Sang juru
kamera nampaknya sengaja membuat penampilan sang pendeta menjadi
nampak tidak menarik akibat pernyataannya tadi. Padahal saya tidak pernah
melihat kamera televisi difokuskan sedemikian dekatnya kepada orang yang
diwawancarai apalagi kalau yang diwawancarai tersebut adalah seorang
Muslim.
Hal itu jelas menunjukkan bahwa pihak pewawancara dan juru kamera
tidak senang mendengarkan apapun tentang Islam dari mulut sang pendeta.
Mereka hanya ingin mempermalukan dan mentertawakan sang pendeta dan
semua orang Kristen konservatif yang menyertai dia. Di masa yang akan
datang, sang pendeta sebelum diwawancarai oleh televisi sebaiknya meminta
pernyataan tertulis dari pihak televisi yang menyatakan bahwa kamera yang
difokuskan kepadanya harus dapat memperlihatkan dirinya secara seutuhnya
dari kaki sampai kepala atau paling tidak dari perut sampai kepala dengan
memperhatikan nilai-nilai kesopanan.
Kalau seandainya ada seorang Muslim yang hadir dalam wawancara
tersebut, dia pasti akan menyanggah pernyataan sang pendeta dengan
mengatakan bahwa ayah dari Aisha sendiri secara sukarela menyerahkan
Aisha kepada Muhammad agar dinikahinya, jadi bagaimana anda sebagai
pendeta bisa mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang "pedophile".
("pedophile" mendeskripsikan seseorang yang secara diam-diam melecehkan
anak-anak).
Alangkah Merebaknya Semangat Kompromi Dengan Islam Terjalin
Sejumlah penulis sekuler termasuk Rodinson telah mengekspos secara
efektif semua tindakan Muhammad seperti misalnya pembunuhan,
pengkhianatan, perbudakan, pemenggalan kepala, penjarahan, dan penipuan
di hadapan publik , namun nampaknya mereka pada akhir tulisan mereka
tetap saja mentolerir perbuatan-perbuatan jahat tersebut. Mereka tetap
16
memuji Muhammad karena dia berhasil mempengaruhi lebih dari 1 milyar
manusia untuk menjadi pengikut-pengikutnya. Jadi para penulis tersebut
telah menerima secara tidak logis suatu pandangan yang menyatakan bahwa
siapa yang berkuasa dialah yang benar. Barangkali mereka takut kalau-kalau
umat Islam radikal akan membalas dendam dengan cara menyakiti mereka
secara fisik.
Saya berpendapat bahwa kita memang wajib menghargai dan
menghormati umat Muslim sebagai sesama manusia, tetapi kita juga harus
faktual (berbicara sesuai fakta) bila menghadapi mereka. Selanjutnya biarlah
fakta-fakta itu sendiri yang menyentuh suara hati umat Muslim. Lalu kita
bertanya kepada mereka tentang bagaimana reaksi suara hati mereka
terhadap perbuatan-perbuatan keji itu misalnya terhadap tindakan
pembunuhan - pembunuhan yang dilakukan Muhammad tersebut. Bagaimana
mungkin mereka dapat merekomendasikan kepada kita berbagai kebohongan
tersebut atas nama Tuhan ?
Umat Muslim yang berbaur dengan masyarakat Barat perlu mengetahui
bagaimana masyarakat Barat memperoleh kebebasan mereka. Kebebasan
dalam masyarakat Barat telah berlaku sejak lama dan setiap waktu
mengalami peningkatan. Masyarakat Barat tidak akan mentolerir penjarahan,
penipuan, pembunuhan, ketidakadilan dalam politik dan bahkan dalam agama
sekalipun. Muhammad dan Alquran boleh saja didewakan di Mekah, tetapi
tidak di Madrid atau di Minneapolis. Sudah tiba saatnya bagi masyarakat Barat
di manapun berada untuk memberitahu umat Muslim tentang pandangan
masyarakat Barat terhadap Alquran yang tak masuk akal dan terhadap "nabi"
Muhammad.
Hadapi umat Muslim secara jujur dan terbuka. Perlihatkan fakta-fakta
kepada mereka. Jika banyak orang Barat menyampaikan hal tersebut kepada
umat Muslim, pasti banyak di antara umat Muslim yang jujur dan sederhana
akan membaca dan meneliti sendiri seluruh isi Alquran dan mereka pasti
melihat apa yang kami lihat dan setelah itu terserah keputusan mereka.
Bagaimana kalau setelah mereka membaca Alquran mereka tetap
mempertahankannya dan menerimanya sebagaimana adanya? Itu adalah hak
mereka, tetapi paling tidak kenyataan itu menyadarkan mereka mengapa
kami tidak mau bergabung dengan mereka dan tidak mau mengusulkan
pemimpin-pemimpin Muslim untuk menduduki jabatan-jabatan pada kantorkantor
pelayanan umum. Kalau umat Muslim sudah tahu bahwa Alquran tidak
dipandang di negara-negara Barat, sebagian dari mereka mungkin akan
mengalami stres dan kurang nyaman tinggal di Barat sehingga kemudian
memutuskan untuk tidak tinggal di dalam lingkungan masyarakat Barat yang
jelas-jelas menolak untuk mentaati Alquran secara membuta.
Marilah kita secara jujur, benar dan terbuka mengupas isi Alquran sampai
seakar-akarnya karena fakta-fakta yang benar adalah pintu menuju ke
perdamaian yang sejati.
16
Jangan mengancam atau melukai hati umat Muslim,
tidak peduli sebesar apapun kemarahan (kekasaran)
mereka dalam menanggapi pernyataan anda.
Para pembaca yang ingin memberi komentar tentang buku ini atau ingin
bertanya dan memberi saran mengenai bagaimana masyarakat Barat dapat
hidup berdampingan dengan umat Muslim di masa-masa yang akan datang,
silahkan anda mengirim e-mail pada saya :
TheKoranExaminer@AOL.com
Jawaban-jawaban akan dikategorikan. Pendapat-pendapat akan
dipublikasikan secara periodik pada website saya:
www.DonRichardsonBookSales.com
Tanggapan-tanggapan yang memberi kesan bahwa pengirimnya tidak
memahami isi buku ini tidak akan dikategorikan. Tanggapan-tanggapan anda
harus dilengkapi dengan nama anda, kota dan negara dan tidak boleh lebih
dari 1 layar komputer.
Para pembaca juga dapat memesan buku-buku tentang Islam termasuk
buku-buku rujukan yang tertulis dalam buku ini dengan harga diskon ke
alamat website saya tersebut di atas.
Tuhan memberkati kita semua dengan damai sejahtera berdasarkan
prinsip-prinsipNya. Kiranya Tuhan, Bapa Surgawi, menjauhkan seluruh dunia
ini dari ancaman jihad.
Sir William Muir menulis :
Pedang Muhammad dan Alquran adalah musuh peradaban, kebebasan, dan
kebenaran yang paling gigih yang pernah dikenal dunia.1
Filsuf Perancis yang bernama Ernest Renan mengumandangkan : "Umat
Muslim adalah korban pertama dari Islam ........ Membebaskan seorang
Muslim dari agamanya adalah hal yang paling baik yang perlu dilakukan.2
Mengalahkan musuh tanpa menggunakan cara-cara kekerasan seperti yang
dilakukan musuh tersebut adalah suatu tugas berat yang harus diemban oleh
umat manusia.
Catatan :
1. William Muir, The Life of Muhammad (Edinburgh, United Kingdom:T. & T. Clark, 1923),
n.p.
2. Ernest Renan, dikutip dari Ibn Warraq, Why I Am Not a Muslim (Amherst, NY:
Prometheus Books, 1995), n.p.
16
A P E N D I K S B
109 AYAT-AYAT ALQURAN YANG
MEMERINTAHKAN PERANG
Dalam halaman selanjutnya akan dicantumkan 109 ayat Alquran yang
memerintahkan perang sesuai dengan yang tertulis dalam Alquran terjemahan dari
Dawood. Perlu diketahui bahwa ayat-ayat yang berbicara soal perang yang terdapat
dalam cerita-cerita (misalnya : "Daud membunuh Goliat" dalam Surat 2 : 251) tidak
termasuk di dalamnya.
AYAT-AYAT ALQURAN YANG MEMERINTAHKAN PERANG
Surat 2 : 178, 179, 190, 191, 193, 216, 217, 218, 244
Surat 3 : 121, 122, 123, 124, 125, 140, 155, 165, 166, 167, 169, 173, 195
Surat 4 : 71, 72, 74, 75, 76, 77, 84, 89, 91, 94, 95, 100, 102, 104
Surat 5 : 33, 35, 38
Surat 8 : 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 39, 42, 45, 59, 65, 67, 69, 71, 72, 74, 75
Surat 9 : 5, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 24, 25, 26, 29, 36, 38, 39, 41, 44, 52,
73, 81, 83, 86, 88, 92, 111, 120, 122, 123
Surat 16 : 110
Surat 22 : 39, 78
Surat 29 : 6, 69
Surat 33 : 7, 18, 20, 25, 26
Surat 47 : 20
Surat 48 : 16 , 22
Surat 59 : 2 , 5, 6, 7, 8, 14
Surat 60 : 9
16
Surat 61 : 4
Surat 63 : 4
Surat 64 : 14
Surat 66 : 9
Surat 73 : 20
16
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Karen. Muhammad, A Biography of the Prophet. New York: HarperCollins,
1992. Note: Not recommended.
Cati, W. L. Married to Mohammed: One Woman's Marriage to a Muslim and His
Religion. Lake Mary, FL: Creation House, 2001.
Gabriel, Mark A. Islam and Terrorism. Lake Mary, FL: Charisma House, 2002.
Goodwin, Jan. Price of Honor: Muslim Women Lift the Veil of Silence on the Islamic
World. London: Warner Books, 1998. Note: Goodwin reports a plethora of cruelty
to Muslim women but backs away from faulting Muhammed and the Koran for
Islam's antifemale outrages. Abhorring the symptoms, she absolves the disease.
Lewis, Bernard. Islam in History: Ideas, People and Events in the Middle East.
Chicago: Open Court Publishing, 1993.
Mahmoody, Betty, with William Hoffer. Not Without My Daughter. New York: St.
Martins Press, 1987.
Muir, William. The Life of Muhammad. Edinburgh , United Kingdom: T. & T. Clark,
1923.
Musk, Bill. The Unseen Face of Islam. Eastbourne, Great Britain: MARC, 1989.
Pipes, Daniel. Militant Islam Reaches Amerika. New York: W.W. Norton and Company,
2002.
Price, Randall. Unholy War: America, Israel and Radical Islam. Eugene, OR: Harvest
House, 2001.
Pryce-Jones, David. The Closed Circle: An Interpretation of the Arabs. New York:
HarperCollins, 1991.
Rodinson, Maxime. Muhammad. New York: Pantheon Books, 1971.
Safa, Reza F. Inside Islam: Exposing and Reaching the World of Islam. Lake Mary, FL:
Creation House, 1997.
Sasson, Jean. Daughters of Arabia. London: Bantam Books, 1997.
Sasson, Jean P. Princess. New York: Avon Books, 1992.
Ye'or, Bat. Islam and Dhimmitude: Where Civilizations Collide. Cranbury, NJ:
Associated University Presses, 2002.
Warraq, Ibn. Why I Am Not a Muslim. Amherst , NY: Prometheus Books, 1995.