AJARAN BOHONG DALAM BUKU SEKOLAH ISLAM

AJARAN BOHONG DALAM BUKU SEKOLAH ISLAM

VIOLENCE CAN ONLY BE CONCEALED BY A LIE,
AND THE LIE CAN ONLY BE MAINTAINED BY VIOLENCE.





KEBOHONGAN DLM
BUKU SEKOLAH TTG ISLAM

By GILBERT T. SEWALL - August 17, 2008



I
slam adalah isu yg paling penting dijaman kita ini karena Islam adalah ancaman terhdp perdamaian dunia dan keamanan internasional. TAPI jangan cari jawabannya dari buku-buku SMA. Apa yg diajarkan kpd para murid sungguh jauh dari fakta ttg sejarah dan keadaan Islam.

Sebuah ulasan dari textbooks di New York City dan seantero AS menunjukkan bahwa mereka dgn SENGAJA menutup-nutupi bagian-bagian dari sejarah Islam, jihad, syariah, terorisme global dsb.

Jihad BUKAN "perang suci" kok, demikian diajarkan kpd murid. "Cuma upaya utk memperbaiki diri dan masyarakat, kok!"

"Muslim harus berjihad dgn hati, lidah dan tangan. Muslim menggunakan hati dlm upaya menahan godaan setan. Lidah bisa meyakinkan orang lain utk berzakat, spt membiayai riset medis. Tangan bisa melakukan pekerjaan baik dan membetulkan pekerjaan buruk," tulis salah satu textbook populer California yg berjudul "History Alive!"

Textbook yg dipakai secara luas terbitan Houghton Mifflin berjudul "Across the Centuries" menggambarkan jihad sbg "perjuangan spiritual" utk "berupaya sekuat mungkin utk menahan godaan."

Walau sejarah mencatat serangan agresif dan pertumpahan darah atas nama Islam selama 1400 tahun, ini tidak sedikitpun disinggung dlm buku-buku sekolah. Textbooks ini dgn sengaja menghindari penindasan dan kebiadaban Islam. "Secara tradisional, di negara-negara Islam, perempuan diharapkan agar dapat menulis dan membaca. Kini, para Muslimah mengejar pendidikan dan kesempatan karir baru. Sementara kaum Islamis menyerukan bagi dikembalikannya tradisi, banyak Muslim menggabungkan tradisi dgn modernitas," tegas "World History"-nya Prentice Hall, sebuah textbook SMA populer di New York City dan sekitarnya.

Para murid tidak pernah ditantang utk memeriksa teori ini dgn fakta bahwa sampai sekarang, negara-negara Islam adalah yg paling ketinggalan dibidang politik, ekonomi dan pendidikan perempuan. Jangan harapkan buku-buku ini mengajarkan aturan islami bahwa perempuan Islam tidak boleh keluar rumah tanpa saudara se-muhrim atau bahwa Quran dan Hadis menyebutkan bahwa intelektualitas perempuan = 1/2 dari lelaki.

Perbudakan Islam selama ratusan abad yg berlangsung dlm skala besar-besaran ini, jauh lebih besar dari perbudakan kaum kulit putih atas kaum kulit hitam, juga tidak nampak sama sekali dari textbooks ini. Tidak sedikitpun disinggung ttg eksekusi kaum homosexual maupun para perempuan dibawah umur yg dituduh 'berzinah' di Republik ISLAM Iran.

TAPI, textbooks ini paling rajin mengumbar ttg taqqiya paling besar jaman ini, yaitu bahwa 'Jaman Keemasan Islam' adalah sebuah jaman toleransi Islam. Sebuah buku SMA menggambarkan Talibanisasi Spanyol dibawah Islam sbg "masy bhineka tunggal ika yg makmur dan sentosa." Sementara dlm semua textbook, sejarah kaum Salibi ditulis ulang dgn hanya memfokus pada 'pembantaian besar-besaran Kristen terhdp Muslim dan Yahudi.'

Jangan tanya soal peran Islam dlm 9/11. Kalaupun disinggung, kalimatnya sulit di mengerti. "World History"-nya Prentice Hall menggambarkan sekte Wahabi dgn satu kata saja, "ketat."
"World Historny"nya McGraw-Hill - Glencoe's mengatakan bahwa Osama bin Laden percaya bahwa "nilai-nilai Barat mengkontaminasi masyarakat Muslim."

MENGAPA hare gene Barat masih ingin mendidik anak-anak mereka dgn kebohongan-kobohan demi melayani Islam?

Untuk apa penghindaran dan pembungkusan kembali sejarah macam ini? Karena para penerbit dan editor menyewa Muslim propagandis sbg "konsultan akademis" dan mengijinkan mereka utk men-SENSOR buku-buku pelajaran.

Menyedihkan!

Memang Muslim didalam dan diluar kampus doyan membatasi apa saja yg diajarkan ttg Islam kpd generasi baru. Sementara itu, pusat-pusat pendidikan di Timur Tengah menyebarkan ideologi anti-Barat sambil mengutip buku-buku/tulisan rekan-rekan mereka, yaitu kaum garis kiri di Barat yg hanya bertujuan memerangi agama asal mereka, Kristen.

Gambaran palsu ttg sejarah ini merupakan ancaman terbesar bagi AS dan dunia. Anak-anak Barat bisa tumbuh membenci budaya dan prestasi peradaban mereka sendiri dan mengelu-elukan sebuah fantasi bahwa Islam = agama damai.

Textbooks berulang-ulang menuding 'dominasi kolonial' sbg asal usul terorisme Timur Tengah. Mereka menolak menghubungkannya dgn ajaran Islam dan bersusah payah mencoba menghindari istilah "Terorisme Islam," bahkan dlm 9/11. Mereka tidak peduli dgn tujuan global jihad dan ancaman teror nuklir Muslim. Anak-anak muda ini diajarkan utk berpikir bahwa Muslim radikal "cuma memiliki sebuah visi ttg apa bentuk sebuah masy Islam murni, kok!"

Sejarawan terkemuka, Bernard Lewis, menulis bln Maret 2007 bahwa AS dan Eropa menanggapi perbedaan religi di dunia ini dlm batasan "multikulturalisme dan political correctness."

"Padahal dlm dunia Muslim mereka membahasnya tanpa basa basi," kata Lewis memperingatkan. "Identitas mereka sangat kuat. Mereka tahu persis siapa mereka dan apa yg mereka inginkan, sebuah kualitas yg HILANG di Barat. Sumber kekuatan milik satu pihak menjadi sumber kelemahan pihak lain."

Memang mudah utk menyembunyikan fakta dan sejarah pahit. Tapi kalau generasi baru kita tidak mengerti ttg urusan geopolitik dan memandang dunia dgn kaca mata yg buram -- penuh dgn debu taqqiya Islam, mereka tidak akan mampu menghadapi tantangan dunia.


[Tapi ini kembali menunjukkan satu hal yg tidak dapat dipungkiri: sebuah agama atau budaya yg merasa hanya dapat dicintai atau dipromosikan lewat kebohongan, sudah menunjukkan kelemahan dan kekalahannya. -ali5196]


----
Gilbert T. Sewall is the director of the American Textbook Council, a New York based non-profit research group.