AUWLOH SANG PENIPU ULUNG

AUWLOH SANG PENIPU ULUNG (Q 3:54)


AUWLOH,
PENIPU TERHEBAT

Oleh Ali Sina


Ada sebuah ayat dalam Quran yang berkata:

[3.54] Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Auwloh membalas tipu daya mereka itu. Dan Auwloh sebaik-baik pembalas tipu daya.وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Kenapa Tuhan yang Maha Kuasa mau menipu? Cuma Muhammad yang bisa berpikir ke arah sana. Tentu saja, kekuatan dan tipuan adalah gabungan dua hal yang sangat jahat. Tuhan yang menjadi sumber tipuan, pembalas tipu daya paling jago, pastilah bukan Tuhan Sejati. Keseluruhan karir Muhammad sendiri sesungguhnya penuh dengan tipuan, kebohongan, manipulasi dan intrik. Dia bahkan mengijinkan para pengikutnya utk menjelek-jelekkan dia dengan maksud agar mendapat kepercayaan musuh/korbannya dan ketika musuh sedang lengah, dibunuhlah mereka.

Saya sedang liburan dirumah teman. Saya tunjukkan padanya kisah Mr. Idris Tawfiq, bagaimana orang yang patut dikasihani ini terbohongi hingga berpikir bahwa islam itu “manis dan baik”. Saya tanya Mr. Tawfiq agar menjelaskan bagian mana dari islam yang ‘manis dan baik’. Dia menolak menjawab. Sama seperti muslims lain, dia sudah belajar utk menyembunyikan kepalanya ke dalam pasir dan tidak mau memakai otaknya.

Anyway, saya tunjukkan pada teman saya ini sebuah situs teroris (klik disini) yang berkoar-koar mengenai masuknya Mr. Tawfiq ke Islam, sambil khawatir juga akan kurang mengertinya dia tentang Islam. Teman saya menyarankan agar kita memberi mereka pil pahit buatan mereka sendiri dan memainkan para teroris yang mengurus situs itu. Saya berlagak sebagai teroris, saya cuma mau main-main saja. Hey, saya sedang liburan dan senang-senang sedikit nggak pa-pa kan.

Lagipula, saya pikir ini kesempatan baik utk menanam benih keraguan pada mereka yg sudah kena cuci otak (brain-washed), yang berpikir bahwa membunuh orang-orang tak bersalah akan membuat mereka masuk surga penuh dengan orgy seks. Saya jadi ingat catatan seorang pembunuh yang suka merampok dan membunuh demi uang. Uang itu dihamburkan utk beli hadiah bagi seorang penari bugil yang dia sukai. Dia telah menghancurkan 10 keluarga agar bisa nge-seks dengan perempuan itu. Inilah yang Muhammad tawarkan pada para pengikutnya. Jijik sekali! Benar-benar Agama yang memalukan!

Jika anda masih menyebut diri anda muslim, tidakkah anda malu? Mestinya sih! Jika anda masih punya harga diri dan rasa bangga, anda mesti malu. Bunuh mereka yang tidak percaya pada saya agar kalian bisa pesta seks dengan 72 bidadari di surga? Apakah ada hal yang lebih rendah lagi dari ini? Bisakah anda sebut bajingan (muhammad) itu sbg nabi?

Saya pikir, kalau saja saya bisa menyadarkan satu saja teroris ini, saya mungkin menyelamatkan 1000 nyawa orang lain. Orang ini tidak harus meninggalkan islam, mereka cukup memutuskan utk TIDAK membom orang-orang dan diri mereka sendiri demi janji-janji konyol akan pesta seks di surga. Itu saja sudah satu kemenangan untuk saya. Jadi saya bergabung dengan forum diskusi yang dikontrol ketat oleh mereka dan mem-post-kan pesan-pesan saya, pura-pura jadi muslim.

Utk berpura-pura jadi muslim dan membaur dengan para penyembah Sang Penipu Terbesar, Auwloh, yang perlu saya lakukan hanya menyatakan kebencian. Kepala teroris disana memakan umpan saya dan kami mulai berdiskusi.

Saya publikasikan disini seluruh diskusi tsb. Hal penting mengenai diskusi ini adalah fakta bahwa anda bisa melihat dua orang muslim berbicara gamblang dalam bahasa islam. Sang teroris ini dan juga saya, yang berlagak sebagai teroris juga, setuju akan dasar-dasar dari islam. Bacalah bagaimana saya menetapkan bagaimana Islam sejati itu dan dia juga tidak menyangkal. Satu-satunya yang dia tidak setuju terhadap saya adalah bahwa saya berkeras harus mengungkapkan argumen logis utk membela islam.

Sebenarnya saya mencoba menyuntikkan ide-ide baru agar mereka berpikir. Dia menyadari itu dan menolaknya mentah-mentah. Dia benar. Muslim tidak perlu membuktikan agama mereka. Mereka percaya secara membuta dan bermaksud memaksakannya dengan kekerasan. Bandingkan itu dengan reaksi yang kita dapat dari para pembela Islam, yang berteriak keras menuduh saya mengarang kebohongan akan islam. Saya undang anda utk membaca diskusi ini dan lihatlah sendiri apa yang ada dalam benak Muslim SEJATI. Kita beruntung kebanyakan muslim di dunia bukan muslim sejati seperti mereka.

Ijinkan saya menjelaskan sedikit. Mujahidin kriminal ini, yang menganggap dirinya “Muslim paling murni”, (dan saya setuju) merasa tidak perlu membuktikan Islam dan sangat yakin bahwa orang Arab abad ketujuh, yang merencanakan dan membunuh orang-orang tak bersalah, adalah memang benar nabinya Tuhan. Dia juga bilang bahwa Muhammad juga tidak perlu repot-repot membuktikan klaimnya. Dia rampok dan bunuh orang saja, dan memaksakan agama dia dengan pedang. Maka para muslim juga harus melakukan hal yang sama. Anda tidak akan mendapatkan keterangan yang lebih benar lagi tentang Islam dibandingkan dengan ini dan juga tidak ada keterangan yang dibesar-besarkan.

Sang Pembunuh yg otaknya telah mati ini tidak mau memikirkan kemungkinan bahwa Muhammad mungkin seorang pembohong. Mana buktinya bahwa dia itu nabi? Tidak ada. Tunjukkan bukti itu dan saya tutup situs ini, juga saya beri US$ 50.000. Dilain pihak, saya telah memberikan ratusan bukti tak tersangkal bahwa dia cuma penipu dan pembohong belaka.

Temui musuh anda. Musuh ini tidak satu. Jutaan. Mereka dijejali pikiran utk membunuh anda. Anjing-anjing haus darah ini tidak berotak dan sudah melepaskan rasa kemanusiaan mereka. Mereka lebih keji dari binatang buas. Karena mereka tidak mau berdiskusi, maka tidak ada harapan utk menolong mereka. Mereka harus dipenjara atau dibunuh. Memberi ampunan pada binatang-binatang ini sama saja dengan berlaku kejam pada korban-korban mereka nanti.

Tidak semua muslim berpikir seperti Mujahid ini, tapi tidak ada muslim yang bisa mendebat logika islamnya. Tafsir Islam dialah yang paling benar. Mujahid adalah islam sesungguhnya. Benak setan dia dipenuhi oleh nabi diabolik-nya. Dalam diskusi ini saya memakai nama Zafar (artinya kemenangan).
Quote:
By: Javed H on July 19th, 2007 - at 10:55 pm

Saya sangat menikmati artikel ini. Saya senang seorang pastor katolik bisa melihat keindahan islam dan masuk islam. Masya Auwloh.

Saya meng-google nama Sdr Idris utk membaca tentangnya lebih jauh, saya temukan sebuah situs mantan muslim, faithfreedom.org dan membaca undangan dari Ali Sina kpd Sdr Idris agar menjelaskan kenapa dia masuk islam. Saya tahu situs ini setahun lalu. Saya tahu situs ini tidak pantas kita perhatikan, tapi banyak orang membacanya dan jika tidak ada jawaban, kemungkinan anak-anak muda berpikiran, 'Astagfirullaaaah, islam telah kalah'.

Kritik Ali Sina tentang Islam mengganggu saya. Dia mampu menyesatkan banyak muslim yang bergabung di forum itu utk menyerang dia dan sekarang malah berpihak padanya dan menyerang islam. Saya harap sdr Idris menjawab tuduhan-tuduhan Ali Sina. Dua orang ini telah mengambil jalan yang berbeda. Sebuah debat antara mereka akan sangat menarik. Ini akan menguatkan iman anak-anak muda kita. Bahkan mereka yang tidak muda lagi bisa juga mengambil keuntungan. Karena situs ini sangat populer, mengabaikannya bukanlah strategi yang bagus. Dia harus dibungkam. Semoga Auwloh memberi anda pahala bagi usaha-usaha anda!
Quote:
By: Mujahid مجاهد on August 20th, 2007 - at 3:35 am http://mujahidfisabeelillah.wordpress.com/

Upaya-upaya Murtadin tidak perlu ditanggapi dgn ‘debat’ . Mereka harus mendapatkan [azab] yang pantas dan apa yang diperintahkan Syariat bagi orang-orang seperti itu. Dan Insya Auwloh BABI Faithfreedom itu segera akan menemui takdirnya.
Quote:
By: Ambivalence on August 20th, 2007 - at 1:14 pm

Dia telah mem-postkan sesuatu tentang anda, kalau anda tidak tahu bisa klik link ini:
http://www.faithfreedom.org/debates/TawfiqIdrisp3.htm
Quote:
By: Mujahid مجاهد on August 20th, 2007
at 6:23 pm

Assalam-u-Alaikum,
Yeah saya tahu, semoga Auwloh melindungi sdr Idris Taufiq dari setan-setan Crusader ini.

Pastilah orang-orang ini menjual Hidayah dan membeli neraka dengan mengambil kehidupan dunia ini.

Insya Auwloh, Ali Sina, Salman Rushdie, Tasleema Nasreen, semua mereka itu akan berakhir dan menjadi pelajaran bagi dunia betapa hinanya yang terjadi pada orang-orang demikian, yang meninggalkan hidayah.

Mereka tidak bisa hidup lebih lama lagi, pedang kita cepat atau lambat akan memotong kepala mereka, Insya Auwloh.

Ma’aSalamah
By: Zafar (nama samaran Ali Sina) on August 24th, 2007 at 1:32pm

Brother Mujahid:

Saya mengerti amarah anda dan anda berhak marah pada para murtadin tsb. Insya Auwloh anda bisa menjangkau dan membunuh mereka. Tapi karena mereka sembunyi dibelakang komputer, sekarang ini belum mungkin membunuh mereka. Kita tidak punya pilihan lain kecuali membungkam mereka dengan debat. Ali Sina menawarkan uang pada siapapun yang bisa membuktikan dia salah dan dia janji membuang situsnya. Mungkin dia gertak saja, tapi sepanjang tidak ada ulama yang menerima tantangannya, kesan umum orang-orang adalah dia pemenangnya. Saya setuju kita harus berusaha apapun utk menemukan dia dan membunuhnya. Ini yang dikatakan Nabi (saw) harus lakukan pada orang yang meninggalkan agama indah dan damai, Islam. Tapi dg menghindari pertanyaan-pertanyaannya, ulama-ulama kita memberikan kesan salah, mengesankan bahwa Islam tidak bisa menjawab.

Jihad adalah kewajiban setiap muslim. Tapi, jihad tidaklah dibatasi hanya dengan memerangi kafir dan membunuhnya, kita juga harus hancurkan argumen-argumen mereka. Saya baca di satu kesempatan bahwa Nabi (saw) bilang, tinta lebih baik dari darah martir. Saya tidak tahu apa hadis ini sahih atau tidak. Saya sendiri belum pernah melihatnya. Tapi disini, dimana saya percaya ulama-ulama kita telah gagal. Diamnya para ulama tidaklah baik. Hal itu hanya mempertebal dan membuat berani musuh-musuh islam. Setiap kali kita mau Dakwah, ada saja orang yang mengeluarkan tantangan Ali Sina pada kita. Beberapa muslim yang tidak berpengetahuan mencoba menyanggahnya. Sanggahan ini sering parah dan tidaklah kuat. Kita perlu meyakinkan ulama-ulama agar menghadapi babi laknat ini dan membungkam dia selama-lamanya. Saya setuju kita harus membunuhnya tapi meskipun kita berhasil membunuhnya, jika kita tidak mengalahkannya lebih dulu dalam sebuah debat, dia tetap saja akan dipandang sebagai pemenang. Tiap orang akan bilang Muslim membunuhnya karena mereka tidak bisa berdebat melawannya. Sangat mudah membunuh seseorang, tapi kita harus berusaha membuktikan dia salah terlebih dahulu.

Anyway, karena saya lihat iman anda sangat kuat, saya pikir saya akan mendorong anda agar menjawab tantangan dan tuduhan-tuduhan dia, juga orang-orang lain yang membacanya akan punya iman sekuat anda.

Jizaka Auwloh
Quote:
By: Mujahid مجاهد on August 25th, 2007 - at 11:09 pm

Jika anjing menggonggongi anda dan anda abaikan mereka, apakah itu akan membuat orang-orang mempunyai kesan anda dikalahkan oleh anjing???

Anda pikir ulama-ulama itu bagaimana??? Apa mereka tidak sadar dgn situasi ini???

Zakir Naik selalu berdebat tapi dia tidak pernah berdebat dengan orang ini, lihat saja contohnya dalam sejarah. Banyak ulama yang berdebat dengan para misionaris Kristen. Ahmed Deedat (RA) terkenal akan hal ini, tapi bisakah anda temukan ulama yang menjawab kebodohan dari Salman Rushdie, Tasleema Nasreen dan this pigshit Ali Sina??

Tentu saja tidak.

Semua Ulama mengeluarkan fatwa bagaimana pentingnya membunuh mereka.

Betapa terhinanya kita utk menjawab mereka.

Anda tidak sadar betapa terhinanya saya bahwa diskusi tentang babi laknat ini berlangsung dalam blog saya. Saya tidak pernah mengangkat topik tentang dia disini, hanya karena topik ini muncul dalam komentar-komentar, saya jadi membicarakannya. Padahal sesungguhnya para muslimlah yang terhina jika menjawab babi laknat ini.

Saya sungguh merasa marah pada anak-anak muda muslim yang mulai berdebat dengan babi laknat ini, sama saja jika anjing menggonggong padamu, dan anda mulai menggonggong balik. Tidak masuk akal.

Wajib membunuh anjing gila seperti Ali Sina, bukan balik menggonggong pada mereka sebagai jawaban gonggongan mereka.
Quote:
By: nx84 on August 26th, 2007 - at 6:00 am

Seperti Ali Sina, Salman Rushdie, Tasleema, Sama seperti Abu-Jahl…
Abu-Jahl suka berkata: “Kenapa Auwloh tidak menjadikan Saya sebagai Nabi”

Bisa nggak orang menemukan jawaban logis utk ini... NO!
—————————————
(Beberapa hari lalu, saya membaca terjemahan Quran dan ayat ini muncul: “Dan ada banyak orang dengan banyak pertanyaan dikepala mereka. Tunggu sampai Kiamat, ketika Auwloh (swt) menjawab SEMUA pertanyaan mereka, Dan membuat mulut mereka TERTUTUP”.)
—————————————
So, brothers, Auwloh akan menjawabnya. Jangan khawatir tentang argumen mereka. (karena berdebat itu bukan kewajiban (Fardh) bagi kita, Tapi memusnahkan Fitnah menjadi kewajiban).

Perhatikan bagaimana orang-orang bodoh ini tidak sadar bahwa Muhammad juga menghindar utk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memperingatkan para pengikutnya agar jangan meminta bukti bahwa dia seorang pembohong. Gimana bisa Tuhan yang Maha Kuasa menuntut orang-orang agar jadi bodoh dan percaya secara membuta pada sebuah kemustahilan? Lalu gimana orang bisa membedakan apa yang benar dan yang salah?

Para muslim tidak mampu berpikir seperti itu. Otak mereka sudah lumpuh oleh ketakutan dan mereka menghilangkan segala keraguan yang melintas dalam benak mereka. Mereka diturunkan derajatnya jadi zombie, lewat ketakutan.
Quote:
By: Mujahid مجاهد on August 26th, 2007 - at 10:33 am

Jazakauwloh Brother utk penjelasan anda
Pasti, memancung para murtadin ini adalah kewajiban paling besar dari semua hal.


By: Zafar on September 1st, 2007 - at 5:04 am

Tidak menjawab tuduhan-tuduhan para mantan muslim berimbas jelek pada islam. Saya setuju mereka harus dibunuh. Siapapun yang tidak menghormati pesan-pesan damai dan baik dari Tuhan tidak pantas hidup. Tapi, ini tidak berarti bahwa tuduhan-tuduhan mereka akan tetap tidak terjawab. Banyak para muslim dan mualaf yang meninggalkan Islam karena kebohongan-kebohongan mantan muslim seperti Ali Sina.

Sampai berapa lama kita biarkan situasi demikian dan mengabaikan mereka? Saya tinggal di negara non muslim. Setiap kali saya coba berdakwah, seseorang akan mengacungkan tangan dan mengajukan tuduhan-tuduhan Ali Sina duluan, yang katanya membuktikan bahwa Islam itu Salah.

Jujur, saya tidak tahu bagaimana menjawabnya dan saya taku kekurangan pengetahuan saya akan terlihat sebagai kelemahan Islam. Saya menulis beberapa surat kepada para ulama, yang persis mengatakan seperti yang anda bilang, acuhkan saja.

Jika saja dia tidak seterkenal ini, saya bisa mengabaikannya, tapi gimana bisa mengacuhkan gajah diruangan kita? Situasi ini menjadi tidak tertahankan lagi. Ya, dia cuma menggonggong tapi masalahnya adalah orang-orang mendengarkan gonggongannya dan dia menyesatkan banyak orang.

Baik sekali anda merasa marah. Semoga Auwloh menambahkan amarah anda. Tapi anda tidak tahu bagaimana marahnya saya ketika nama dia terus menerus disebutkan oleh orang-orang yang ingin menjatuhkan agama saya. Ini membuat saya sakit, lebih sakit dari yg anda rasakan.

Anda tinggal dinegara muslim dan punya kelonggaran utk mengacuhkan hal itu. Saya tidak. Beberapa minggu lalu dua kolega saya membicarakan Wafa Sultan begitu kerasnya hingga terdengar oleh saya. Mereka harap saya bereaksi, tapi saya pura-pura tidak dengar. Namun saya merasa sangat marah.

Saya setuju dengan anda. Jika seseorang tidak tahu islam dengan baik dia jangan memperbodoh dirinya sendiri dgn mencoba ikut debat. Pig-shit ini telah mempelajari beberapa hadis dan ayat-ayat dari Quran suci dan bisa dengan mudah mengalahkan para pemula itu. Saya tidak mengerti kenapa orang-orang ini mencoba berdebat dengannya padahal mereka tidak tahu banyak tentang islam. Jika anda bukan akademisi atau ulama jangan coba-coba. Anda akan dikalahkan dan islam akan kelihatan jelek. Punya iman saja tidaklah cukup. Anda harus punya pengetahuan yang bagus juga. Orang-orang ini telah membuat islam kelihatan jelek, sudah jadi kewajiban para ulama utk menutup mulut para “pigshit” ini selamanya.

Saya sepenuhnya setuju pemancungan adalah jawabannya. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya? Para pengecut ini bersembunyi dibelakang komputer. Dalam sebuah surat yang ditujukan pada Dr. Suhail dia menawarkan penyerahan dirinya pada muslim yang bisa membuktikan tuduhan-tuduhan terhadap islam adalah salah. Ini kesempatan kita utk menjawab dia dan membunuhnya sekaligus. Apa anda tahu akademisi atau ulama yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaannya itu?
Quote:
By: Mujahid مجاهد on September 2nd, 2007 - at 12:19 pm

Brother, hal pertama yang harus anda lakukan adalah meninggalkan negara non muslim karena kelihatannya anda sama sekali tidak sadar akan adanya konsep islami Al-Wala Wal Bara.

Nabi Muhammad (SAW) berkata bahwa mereka yang tidak meninggalkan tanah kafir setelah menjadi muslim, bukanlah menjadi bagian dari Ummat.

Selama Ghadwah Al-Badar, para Kafir mengikat orang-orang muslim yang tinggal di Mekah dengan tambang dan membawa mereka ke medan perang.

Semua muslim itu terbunuh oleh panah kaum muslim dan kaum muslim malu karena membunuh saudara mereka sendiri, saat itu turunlah ayat yang menerangkan agar jangan malu membunuhi mereka. Ketika malaikat mendatangi mereka dan mengambil nyawa mereka dia bertanya pada mereka kenapa kalian ada dimedan perang pihak Kafir padahal sudah muslim. Para muslim itu bilang mereka tidak punya pilihan lain.

Malaikat menjawab tanah itu bukankah tanah Auwloh cukup bagimu utk pindah dari tanah kafir??

Auwloh mengirim mereka keneraka karenanya.

Jadi, saudara seimanku, seorang muslim akan selalu ada dalam bahaya jika tinggal ditanah kafir, hal-hal seperti yang anda jelaskan memang normal ditanah itu, anda tidak bisa menghentikannya.

Dan tentang orang-orang yang menjadi murtad karena Ali Sina, itu karena orang-orang itu telah punya penyakit dalam hati mereka, pertama-tama karena iman mereka yang lemah dan kedua, yg paling kuat, adalah karena tinggal ditanah Kafir.

Anda bilang “Dalam sebuah surat yang ditujukan pada Dr. Suhail dia menawarkan penyerahan dirinya pada muslim yang bisa membuktikan tuduhan-tuduhan terhadap islam adalah salah.”

Apa anda pikir dia pasti melakukan itu???

Apa anda pikir seorang murtad bisa dipegang perkataannya???

Apa yang bisa diharapkan dari seorang yang sudah meninggalkan kebenaran setelah menemukannya???

Saya tentu saja tidak kenal Ulama manapun yang mau menjawab orang bodoh ini dan saya tetap berkeras jika ada yang maupun dia hanya bertindak bodoh saja.

Anda tidak mengerti maksud saya, berdebat dengan mereka tidak akan menghentikan mereka, yang sudah dan sedang kita lakukanlah yang akan menghentikan mereka.

Tidak masalah bahwa kita tidak bisa mengakses orang ini sekarang tapi kita memerangi sumbernya, Super Power Kafir. Ketika kita akan menghancurkan mereka dan Auwloh saksinya bahwa waktunya sudah sangat dekat, hal-hal seperti ini akan musnah.

Qitaal kepada Kafir, Murtadin dan Munafikin adalah kewajiban bagi setiap orang muslim, pria dan perempuan, mereka harus bergabung dan melakukan jihad dimedan perang bukannya berdebat dengan para boneka ini.

Itulah yang sebenarnya dituntut oleh islam dari kita.
Quote:
By: Mujahid مجاهد on September 2nd, 2007 - at 12:24 pm

Ini sumber-sumber buku yang bisa menolong anda tentang Akidah dari Al-Wala Wal Bara

http://www.box.net/shared/cv22d3h0u7#1:6349800
download dan baca buku-bukunya

A Call to Migrate From The Lands of Kuffar To The Lands of Muslims (Panggilan utk pindah dari Tanah Kafir ketanah Muslim)
Al Walaa wal Baraa – sesuai dengan Akidah dari Salaf, buku-buku ini akan sangat menolong anda.


By: Zafar on September 2nd, 2007 - at 6:49 pm

Assalamu aliakum Brother Mujahid:

May Auwloh reward you. Thank you for publishing my message and responding to it. Anda bicara enak sekali, tapi kenyataannya tidaklah sesederhana itu. Ya saya tahu apa yang anda bicarakan tentang muslim membunuh muslim lain yang tidak pindah dan Auwloh menurunkan ayat yang menyetujui pembunuhan itu. Auwloh (swt) berkata:
“Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,” (Q 4.89)

Ini tentang muslim yang kembali ke kafir dan berteman dengan teman dan keluarga non muslim mereka. Jadi benar bahwa muslim diperintahkan utk membunuh para muslim yang tidak mengabdikan keluarga mereka dan tinggal dengan mereka dan terus berhubungan dengan mereka, dimana berteman dengan non muslim itu sendiri dilarang oleh Auwloh (swt)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,” (Q. 60:1)

Tapi, jangan lupa bahwa nabi (saw) kita mengirim muslims awal ke Abyssinia. Apakah Abyssinia tanah muslim? Bukan. Itu tanah kristen.

Ada beberapa jalan utk berjihad. Memberikan kekayaan kita utk mendukung para Mujahidin adalah salah satu cara. Disini di Barat, para muslim bisa menghasilkan uang lebih banyak. Kita pakai uang kafir itu utk melawan mereka sendiri. Kita juga perlahan-lahan bertambah jumlahnya. Alhamdullillah keluarga-keluarga muslim membuat anak 3 kali lebih banyak dari non muslim dan jika kecenderungan ini terus berlanjut, sebelum akhir abad ini Insya Auwloh kita bisa ambil alih Eropa dengan jumlah besar kita. Ini juga Jihad. Saya sebut “Jihad Ranjang”. Muslim juga menikahi para perempuan non muslim dan membuat mereka jadi muslim atau anak-anak mereka jadi muslim. Dengan cara ini non muslim punya sedikit kesempatan utk beranak pinak sementara kita bertambah jumlahnya. Masya Auwloh.

Tidakkah anda setuju bahwa apa yang dilakukan saudara-saudara pahlawan kita di New York, London dan Madrid itu hebat? Jihad jenis ini hanya mungkin jika kita masuk ke negara non muslim. Hanya dengan tinggal bersama merekalah kita punya kesempatan utk menusuk mereka dari belakang dan Insya Auwloh menghancurkan mereka. Bisa tidak anda melakukan ini di Pakistan? Tidak!

Kita disini bukan utk bergabung dengan kafir atau mengambil mereka sebagai sekutu atau pelindung. Jika kita bersumpah pada bendera mereka, hati kita tetap kuat utk islam dan membenci mereka. Ini hanya Taqiyya (doktrin islam ttg “halal utk berbohong” demi menegakkan agama islam) demi menipu mereka. Jangan pandang rendah kami karena tinggal di Barat. Persekutuan kita dengan kaum kafir hanya strategi saja. Ingat bahwa nabi (saw) kita menanda tangani sebuah perjanjian (di Hudaibiyyah) dengan orang-orang Mekah utk menghentikan permusuhan mereka selama sepuluh tahun. Ini membuat para muslim bisa merampok kota-kota lain seperti Khaibar dan menjadi kuat. Setelah dua tahun Auwloh (swt) menurunkan Surat Bara’a yang memerintahkan sang Nabi (saw) memutuskan perjanjian ini dan merampok orang-orang Mekah. Nabi (saw) bilang. Perang adalah penipuan. Dalam Quran Auwloh (swt) bilang waalllahu khairul makerin. Jika para muslim meninggalkan negara-negara non muslim siapa yang akan melakukan Jihad melawan orang-orang kafir ini? Tidakkah anda bisa melihat apa yang mereka lakukan pada saudara-saudara kita di Afghanistan dan Irak? Kita tidak bisa melawan kekuatan militer mereka. Malah, dalam dua peperangan ini mereka berhati-hati agar tidak membunuh rakyat sipil dan itu sebabnya peperangan tsb tidak berakhir dalam hitungan hari. Jika mereka tidak peduli pada rakyat sipil mereka bisa saja mengubah negara manapun ke abad batu hanya dalam hitungan jam.

Sekarang mari kita bicarakan tentang si “Pigshit” Ali Sina. Anda bilang acuhkan saja dia. Bicara memang mudah. Beberapa hari lalu seorang teman dekatku yang saya kenal bertahun-tahun datang pada saya dengan pertanyaan-pertanyaan aneh tentang sang Nabi (saw). Saya tanya darimana dia tahu itu dan dia bilang dari situsnya si pigshit ini. Saya sangat marah dan bilang dia harusnya jangan baca situs bodoh itu dan membacakan ayat 101-102 dari Surat Al-Maeda.

[5.101] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Auwloh memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Auwloh Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

[5.102] Sesungguhnya telah ada segolongan manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu (kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya.

Dia tanya apa Islam benar-benar dari Tuhan, semakin anda bertanya seharusnya iman anda semakin menguat. Jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu membuat iman anda berkurang, maka Islam harusnya hanya sebuah kebohongan. Saya bilang padanya kita para muslim tidak seharusnya mengambil nilai moralitas Barat sebagai standar kita dan kita jangan mengikuti Aturan Emas (The Golden Rules). Orang yang membuat standar ini adalah seorang utusan bukan orang Barat dan saya meninggalkan dia dengan marah.

Semua argumen-argumen bodoh dari si Pigshit ini diajukan dan disebarkan lewat internet. Banyak muslim yang beriman kuat akan mengacuhkannya tapi ada juga banyak, khususnya anak-anak muda yang ingin tahu jawaban benar. Saya pikir ulama kita punya kewajiban utk menjawab tuduhan-tuduhan demikian. Bungkamnya mereka hanya membuat kesan Ali Sina-lah yang benar. Dia harusnya dibiarkan seperti anjing menggonggong tapi anak-anak muda kita harusnya diberitahukan jawaban yang benar. Tidak mudah bilang pada mereka bahwa agar beriman jika kita tidak mampu menjawab tuduhan-tuduhan yang dituduhkan terhadap nabi suci kita (saw). Jika mereka meninggalkan imannya, bukan salah mereka, itu salah kita.

Anda bilang jika telah dibuktikan salahpun dia tidak akan muncul utk kita bunuh. Anda mungkin benar. Tapi bukan itu intinya. Intinya adalah kita permalukan dia dimuka umum. Sekali dia dipermalukan, biarkan Auwloh yang membakar dia di neraka, Insya Auwloh. Kepentingan saya adalah menyelamatkan Islam. Anda bilang hanya orang beriman lemah yang meninggalkan islam. Ini tidak benar. Bahkan orang yang beriman kuat telah mulai meragukan dan mempertanyakan islam. Banyak orang meninggalkan islam. Ini dilaporkan dalam Radio Islam sendiri.

Anda bilang muslim harus meninggalkan tanah non muslim. Apa ini akan mengakhiri masalah? Tentu tidak! Dia dan antek-anteknya akan terus menjelekkan agama damai dan indah ini dan tanpa malu-malu menjelekkan juga nabi suci kita. Kecuali dia dibungkam, orang-orang akan terus meninggalkan islam. Bukan saja dia telah meracuni pikiran orang-orang non muslim utk melawan islam, bahkan orang muslim juga yang baru-baru ini punya iman kuat telah mulai terombang-ambing.

Jisakaallah. Tolong terus membimbing orang kejalan yang benar dan Insya Auwloh kita akan menang segera, mempermalukan musuh-musuh islam.

Zafar

[saya harus tambahkan bahwa saya senang mendengar para pejihad mendorong para muslim utk meninggalkan negara non muslim. Sayangnya tidak semua berpikir begitu. Saya percaya buku-buku yang dia anjurkan harus dicetak banyak dan disebarkan diantara orang muslim. Mereka tidak akan jadi ancaman bagi kita jika mereka tinggal di negara islam mereka sendiri. Disana, mereka akan saling merobek satu sama lain dan kita tidak perlu kuatir akan mereka. Mudah-mudahan suatu hari terjadi. Jika mereka sudah muak dengan pertempuran antar mereka sendiri, semoga saja mereka akan mulai pakai otaknya dan sadar bahwa Islamlah yang merendahkan mereka jadi seperti binatang. Lalu mereka akan meninggalkan kultus kematian ini. Ini yang terjadi di Iran. Apa anda pernah lihat teroris orang iran? Sedikit sekali!! Tapi ingat bahwa orang-orang iran-lah yang memulai semuanya. Tapi kenapa mereka tidak lagi menjadi teroris? Ini karena mereka belajar dari pengalaman dengan cara yang berat. Muslims lain juga harus mengalami pembelajaran demikian. Saya janjikan anda bahwa dalam kurang dari lima tahun setelah para Mullah dilepas dari kekuasaan dan kebebasan media didirikan di Iran, Iran akan menjadi negara islam pertama yang melumat kultus ini.]
Quote:
By: Mujahid مجاهد on September 3rd, 2007 - at 4:07 am

@Zafar

brother jika anda baca buku yang saya sebutkan anda tidak akan bilang begitu.

Setelah Hukum Islam lengkap, Nabi Muhammad (SAW) tidak pernah mengirim siapapun ketanah Kafir utk Dakwah.

Bahkan sebelumnyapun nabi tidak pernah mengirim siapapun utk dakwah pada orang-orang biasa.

Bahkan pada periode Mekkah ketika nabi sendiri pergi ke suku-suku yang berbeda, Dia tidak menyebarkan dakwah pada orang-orang biasa tapi hanya pada penguasa saja.

Dan ITULAH tepatnya jalan dari Dakwah, pertama kirim undangan pada para penguasa, jika mereka tidak setuju, serang mereka dan gulingkan orang itu dari pemerintahan dan ketika orang-orang ditanah tsb ada dibawah Khilafah lalu sebarkan dakwah diantara para Dhimmi itu.

Tidak pernah ada satupun kejadian di sejarah islam, selama periode nabi Muhammad (SAW) atau periode para sahabat nabi (saw) dimana muslim menyebarkan dakwah ketanah kafir utk orang-orang biasa.

Dan seperti yang anda katakan ada banyak jalan utk berjihad dan seseorang bisa mendapatkan penghasilan lebih banyak hidup ditanah barat, dll, dll

Maka saya pikir anda tidak tahu tentang Ghazwa Tabook.

Dalam Ghazwa Tabook muslim diserukan utk berjihad dan tiap orang melakukannya kecuali 5 orang sahabat nabi, mereka tidak ikut.

Mereka adalah para sahabat yang tak pernah sekalipun absen dari peperangan sebelumnya tapi karena sesuatu dan lain alasan mereka tidak ikut dalam perang yang satu ini.

Tahukah anda apa yang terjadi pada mereka?

Nabi Muhammad (SAW) mengumumkan boikot sosial selama 50 hari pada mereka dan bahkan istri-istri merekapun tidak diijinkan tinggal bersama mereka. Para muslim dilarang bicara bahkan bilang salam pada mereka atau menjawab salam mereka tidak boleh.

Mengatakan salam dan menjawab salam adalah sesuatu yang diwajibkan bagi para muslim, tapi ini dilarang, bahkan para muslim dilarang melihat/melirik mereka.

Selama 50 hari mereka dianggap mati hanya karena mereka tidak ikut mengangkat pedang utk berjihad.

Pernyataan anda bahwa anda bisa berpenghasilan lebih besar ditanah Barat, bla..bla..bla sungguh-sungguh mengecewakan saya, saya tidak mengharapkan pernyataan demikian bisa muncul dari anda. Lebih baik lagi jika anda baca lebih banyak tentang Syariah dan buku-buku yang saya sebut, saya coba memasukkan buku-buku tsb disitus saya, Insya Auwloh.
By: Zafar on September 3rd, 2007 - at 12:47 pm

Brother Mujahid, saya setuju dengan penjelasan anda tentang nabi yang tidak pernah berdebat dengan orang-orang biasa dengan mencoba memberi mereka argumen logis. Dia mengeluarkan peringatan pada para pemimpin mereka utk tunduk dan jika tidak dia akan merampok kota-kota mereka dan lalu menuntut tiap orang utk masuk islam atau dibunuh dan dikirim keneraka. Ini yang terjadi dahulu kala. Tapi apa anda pikir mungkin dilakukan sekarang? Apa anda yakin kita bisa mengeluarkan undangan ke Presiden Amerika utk masuk islam dan jika tidak, kita serang Amerika dan memaksa tiap orang masuk islam? Saya lihat itu tidak realistis saat ini. Mungkin Insya Auwloh suatu hari Ummat Islam akan cukup kuat utk mempermalukan para kafir, tapi keadaan sekarang ini, para muslimlah yang dipermalukan dan ditolak.

Misal presiden suatu negara masuk islam. Akankah para penduduknya juga ikut-ikutan? Dimasa lalu tiap orang melakukan apa yang dilakukan pemimpinnya. Sekarang ini para pemimpin lah yg melakukan permintaan penduduknya, dan jika tidak ia akan ditendang dari pemerintahan. Saya pikir meski jika kita bisa membuat presiden negara tsb masuk islam, tidaklah mungkin seluruh penduduknya akan mengikuti.

Ada dua jalan utk menangani situasi ini, yaitu lewat qital (perang) atau lewat akal. Pilihan Qital harus dilakukan hanya jika Ummat kita sudah kuat.

Dr. Sobhy as-Saleh, mengutio Imam Suyuti, penulis dari Itqan Fi ‘Ulum al- Qur’an. Tulisnya: “Perintah utk memerangi kafir ditunda sampai para muslim jadi kuat, tapi ketika merekalemah mereka diperintahkan utk menahan diri dan sabar.” [Sobhy as_Saleh, Mabaheth Fi ‘Ulum al- Qur’an, Dar al-’Ilm Lel-Malayeen, Beirut, 1983, p.269.]

Sekarang ini ummat kita masih lemah. Jadi, kita harus tunda qital dan tunggu sampai kuat atau kita berdakwah lewat perkataan. Saya setuju pilihan kedua ini tidak pernah dipakai dimasa lalu dan bukan sunnah. Nabi suci kita tidak pernah duduk berdiskusi dengan siapapun utk menarik mereka masuk islam. Mereka hanya harus tunduk atau diperangi (qital). Tapi apa kita bisa melakukan hal yang sama sekarang?

Saya baca dalam berita bahwa beberapa orang korea yg disandera oleh saudara-saudara kita di Afghanistan dipukuli ketika menolak masuk islam. Apa anda setuju dengan itu? Saya pikir ini bisa menjelekkan islam. Misal para sandera itu masuk islam karena tekanan dan siksaan, akankah mereka tetap muslim ketika dipulangkan ke negaranya?

Ada hal-hal yang menjadi sunnah tapi ini bukan berarti bisa kita praktekan sekarang. Dijaman nabi tidak ada senjata. Bisakah kita berjihad pakai pedang karena ini sunnah? Tentu kita harus beradaptasi dengan perubahan dunia dan dunia yan gberubah membuat kita harus pakai akal sebagai alat utk mengalahkan musuh-musuh islam. Jika tidak pakai akal, kita bukan saja akan gagal menarik siapapun masuk islam, tapi malah kita akan kehilangan banyak muslim yang keluar islam. Anda bisa mengejek mereka, bilang iman mereka lemah atau ada penyakit dihatinya, bla bla bla. Tapi, dasarnya adalah bahwa orang-orang meninggalkan islam dalam jumlah besar. Link ini melaporkan hampir satu juta orang Iran masuk kristen di tahun-tahun belakangan ini, padahal ini sudah dilarang dan diancam hukuman berat. Mungkin banyak lagi yang masuk Zoroastrianisme dan bahkan lebih banyak lagi yang jadi humanis sekular.

Di situs www.aljazeera.net mempublikasikan sebuah wawancara dengan Sheikh Ahmad Al Qataani yang berkata: “Tiap jam, 667 muslim masuk kristen. Tiap hari, 16.000 muslim masuk kristen, tiap Tahun, 6 juta muslim masuk kristen”.

Ini semata-mata bukan karena Ali Sina dan kebohongannya, tapi karena para ulama muslim gagal mengenali hal penting dalam dialog dan pemikiran. Jika para ulama kita menghindar dari dialog, gimana bisa kita membuktikan islam adalah agama sejati dari Tuhan? Tiap gangster juga bisa menodongkan senjata kekepala anda dan menyuruh apapun, tapi ini tidak membuat gangster itu benar. Ketika nabi suci memaksa orang-orang utk masuk islam, itu masa yang sama sekali berbeda. Sekarang kita tidak bisa begitu lagi. Seperti kasus Taliban yang memaksa sandera-sandera Korea masuk islam, kita jadi kelihatan bodoh dan menggelikan. Hal-hal inilah yang merusak imej Islam bukannya kebohongan Ali Sina dan antek-anteknya.

Anyway, ini cuma pendapat saya saja. Auwloh knows best.

Ma'a Salam
Zafar
Quote:
By: Mujahid مجاهد on September 3rd, 2007 - at 12:58 pm

Zafar,

Saya pikir tidak ada lagi yang bisa didiskusikan dengan anda setelah anda menyatakan tidak perlu mengikuti sunnah.

Dengan mengatakan demikian anda telah menarik garis pembatas Kebodohan ekstrim.

Kebodohan dari orang-orang terpelajar.

Ada dua tipe kebodohan.

Satu : Orang jadi bodoh akan sejarahnya dan Sunnah nabi (SAW) dan Sahabat-sahabatnya (RA).

Kedua: orang yang tahu sejarah dan Sunnah nabi dan Sahabat dan merasa bahwa jika mengikuti setiap langkah-langkahnya tidaklah perlu benar.

Well, yang kedua adalah puncaknya kebodohan.

Orang bisa mengajar agar bodoh terhadap sejarah dan sunnah, tapi tak seorangpun bisa mengajarkan kebodohan ekstrim dari orang-orang terpelajar. Ini sama saja dengan percaya tindakan dan pemikiran mereka itu lebih baik dari apa yang Auwloh perintahkan dalam Quran, dalam apa yang dipraktekan sang Nabi (SAW) dan diperintahkan dan dilakukan oleh para sahabat Nabi (SAW).

Anda sungguh-sungguuuuuuh harus perlu belajar sedikit lebih banyak lagi tentang ini jika tidak anda tidak begitu jauh dari pemikiran para murtad tsb.

Kebodohan akan ajaran dan kebijaksanaan sebenarnya, hanya mengenal pengetahuan pada tingkat permukaannya saja dan dengan berdebat tentang islam hanya akan berujung pada kebingunan dan menyesatkan orang kearah Irtadaad.

Jadi hati-hati akan itu dan pertama coba belajar lebih banyak tentang islam lalu ikut berdebat.

Ikuti jalan Muslim Murni bukannya jalan anda sendiri dan untuk mengenal sedikit tentang siapa yang paling Murni diantara para Muslim, anda harus membaca artikel ini. Artikel ini akan menolong anda mempelajari sedikit kebijaksanaan Islam.

May Auwloh show you the most righteous path.
Ma’aSalamah
By: Zafar on September 3rd, 2007 - at 2:33 pm

Br. Mujahid:
Anda pikir saya bilang tidak perlu mengikuti Sunnah. Sepertinya anda salah paham. Bukan itu yang saya katakan. Saya bilang kita harus maju sesuai jaman. Kita pakai AK47 dan bahan-bahan peledak dalam perang kita melawan kafir. Apakah ini Sunnah? Kenapa kita tidak cukup puas dengan pedang saja? Nabi (saw) dan para sahabat (ra) hanya memakai pedang. Kenapa kita mengendarai mobil dan pesawat jet? Kenapa kita memakai kulkas dirumah kita dan memakai internet utk berkomunikasi? Apakah ini Sunnah?

Jujur saja. Dunia berubah dan kita beradaptasi. Bukan berarti kita mengesampingkan sunnah. Para Ummat hanya berlaku selektif. Itu masalahnya.

Anda bilang jika hanya dengan sedikit pengetahuan berdebat mengenai islam akan selalu berujung pada kebingungan dan kesesatan orang itu menuju Irtadaad. Bukankah saya bilang hal yang sama pada pesan pertama saya? Bukankah saya katakan mereka yang tahu sedikit saja tentang islam harusnya menyingkir dari situs kafir dan jangan berdebat dengan mereka karena kebodohan mereka membuat Islam kelihatan jelek?

Maksud saya adalah (dan anda salah menangkap maksud saya ini) kita tidak punya pilihan lain kecuali berdiskusikan tentang iman kita dengan musuh-musuh dan para pengritik kita. Dijamannya nabi dan Khulafa, para muslim punya keistimewaan menghindari ini karena berkuasa. Orang-orang kafir pertama direndahkan dulu jadi dhimmi dan setelah mereka kalah dan dipermalukan, mereka tidak berani mempertanyakan islam dan islam dipaksakan pada mereka dengan kekuatan. Sekarang hal itu tidak mungkin. Ummat kita lemah dan menjadi semakin lemah. Lihat bagaimana muslim saling membunuh satu sama lain di Irak, Pakistan, Palestina, Sudan, Iran dan tempat-tempat lain. Jika anda pikir kita bisa melakukan jihad terhadap Barat dan menaklukan mereka lalu memaksa tiap orang masuk islam berarti anda tidak realistis. Dengan keadaan Ummat sekarang hal ini tidak mungkin. Kita tidak punya pilihan lain kecuali ikut debat dalam dialog. Tunjukkan pada saya dimana dikatakan oleh Quran bahwa dialog itu haram?

Saya bisa beri anda link-link lain yang menunjukkan bagaimana berjuta-juta orang meninggalkan islam dinegara muslim yang asalnya Uni Sovyet dan Eropa. Kenapa para muslim meninggalkan islam? Anda dan saya tahu islam yang benar. Tapi alasan orang-orang ini keluar islam adalah karena mereka pikir islam tidak benar. Gimana bisa kita meyakinkan mereka bahwa mereka salah? Kita tidak bisa membunuh semua orang-orang ini meski itulah hukum yang ditetapkan Syariat bagi orang yang keluar islam. Jadi pilihan tsb tidak mungkin, tidak bisa dilakukan. Gimana lagi kita bisa mempertahankan mereka di Islam? Apa anda punya ide yang bagus? Menurut saya kita harus ikut dialog. Jika islam itu benar apa yang ditakutkan?

Anda bilang lewat dialog orang-orang mulai ragu akan iman mereka. Kenapa? Saya tidak percaya anda berkata demikian. Apa anda mengatakan, astagfirullah, Islam itu bohong dan sekali saja diuji tidak bisa lolos dari ujian akal? Semoga Auwloh mengampunimu. Islam itu benar. Tapi, ada orang yang tidak bisa melihat ini. Dulu kita bisa memaksakan orang-orang seperti itu utk masuk islam dengan memakai pedang. Sekarang tidak bisa lagi. Bukannya kita tidak mau melakukan itu, tapi kita tidak bisa lagi. Jadi pilihan apa yang kita punya selain ikut berdialog? Itu sebabnya saya bilang para ulama kita harusnya mulai menjawab tuduhan-tuduhan palsu yang dilontarkan terhadap islam dan nabi suci (saw) kita. Tuduhan-tuduhan tsb sangat serius. Jika kita biarkan tak terjawab tiap orang akan berpikir itu semua benar. Karena para ulama kita tidak menjawab tuduhan-tuduhan itu, musuh-musuh islam menjadi makin berani. Saya bicara dengan banyak muslim dan saya bisa lihat keraguan masuk kedalam pikiran banyak orang-orang itu. Pertanyaan yang ditanyakan adalah: Bisakah islam membela dirinya sendiri secara logis atau memang tidak bisa? Jika tidak bisa maka cuma bohong belaka dan jika bisa kenapa para muslim diam saja? Kenapa mereka menghindar dari dialog ketika mereka begitu berani melakukan qital dan pembunuhan-pembunuhan? Ini tindakan binatang. Mereka tidak berakal tapi berperang. Pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab. Mungkin tidak penting bagi anda dan saya tapi jelas penting bagi mereka yang meninggalkan islam.

Anda mengirimkan link utk saya tentang Yang Paling Murni diantara Muslim. Saya sudah baca. Bukannya tidak setuju, tapi saya tidak melihat ada hubungannya dengan diskusi kita. Dalam pesan sebelumnya anda menceritakan kisah Abdullah ibn Ka’b, penyair Medina yang tidak ikut dalam perang Tabuk dan nabi memerintahkan tiap orang mengucilkan dia dan jangan bicara padanya selama 50 hari. Sayangnya saya tidak menangkap maksud yang anda ingin sampaikan.

Maksud saya sederhana saja.

Dialog dan diskusi bukanlah Sunnah tapi tidak dilarang juga. Karena kita melakukan banyak hal (seperti memakai AK47 bukannya pedang) yang bukan Sunnah maka kita juga harus mencari jalan paling efektif utk membela Islam dan sekarang satu-satunya cara efektif adalah melalui dialog. Ini bukan berarti kita harus kesampingkan qital. Tapi, kita harus berperang hanya jika kita kuat dan sekarang ummat tidaklah kuat.

Jutaan muslim meninggalkan islam. Kita harus melakukan sesuatu dengan segera atau prediksi Ali Sina akan menjadi kenyataan dan Islam akan dikalahkan.

Jika islam itu benar, maka para ulama harus mampu menyanggah semua tuduhan-tuduhan terhadapnya. Jika mereka gagal melakukannya, tiap orang akan berpikir islam telah gagal.
Quote:
By: Mujahid مجاهد on September 3rd, 2007 - at 2:58 pm

Jalan yang benar, solusi yang benar adalah Qitall, dulu, dan Qitaal juga sekarang dan tetap akan Qitaal selamanya, tak peduli berapa banyak waktu berubah.

Contoh yang bodoh sekali bilang sekarang kita pakai AK47 sedang dulu pakai pedang. Teknologi senjata berubah tapi tetap namanya senjata. Betul-betul perbandingan yang menggelikan.

Maksud saya jelas pada post terakhir saya dan tetap jalan sang nabi (SAW) dan para sahabat (RA) adalah jalan satu-satunya yang benar. Mereka tidak pernah melibatkan diri dalam diskusi tidak juga berdakwah keorang-orang biasa.

Ada jalan jihad ada juga jalan Mukminin Sejati sekarang ini.
Artikel tsb bukan tidak berhubungan.
Masalahnya adalah yang paling Murni sekarang ini ada di jalan Qitaal kepada Kafir saja dan mereka yang tidak melakukannya dan memberi alasan-alasan lemah karena tinggal ditanah kafir dan menyebut bertujuan Dakwah hanya menciptakan jalan mereka sendiri tapi bukan jalannya Islam.

Ini tidak lain hanyalah penyakit Wahan, yang disebut nabi Muhammad (SAW). Cinta kehidupan dan benci kematian.
Inilah penyakit Wahan yang menjauhkan orang-orang dari Qitaal sehingga mereka membuat alasan-alasan aneh utk diam saja dibelakang.

Maksud saya selalu jelas. Satu-satunya jalan ke arah sukses adalah jalan yang Nabi dan Sahabat jalani dan itu adalah jalan Qitaal saja.

Mereka yang ada dijalan ini adalah muslim murni dan mereka yang bikin-bikin alasan utk tidak memakai jalan ini cuma menciptakan jalan mereka sendiri.

Itulah intinya dan diskusi ini berakhir disini. Tidak ada lagi yang perlu dibahas dalam topik ini.


Surat berikut ini saya publikasikan sebelum dia pergi tidur, surat tsb sempat bertengger disitusnya selama delapan jam. Ketika dia membacanya lagi, langsung dia hapus.

By: Zafar on September 3rd, 2007 - at 4:33 pm

Br. Mujahid:
Saya disini duduk bersama teman yang juga muslim. Yang saya tulis kebanyakan adalah pertanyaan-pertanyaan dia dan saya sependapat dengannya.

Posisi anda adalah bahwa tidak perlu lagi menjelaskan apapun pada siapapun dan bahwa nabi (saw) tidak melakukannya juga. Anda bilang, satu-satunya jalan utk mengembangkan islam adalah lewat qitaal, yakni memerangi kafir dan langsung membunuh mereka yang tidak mau tunduk. Ini adil. Beginilah caranya islam disebarkan dan begitulah memang seharusnya. Meski demikian, kita berdua tahu bahwa saat ini tidak mungkin Ummat memerangi kafir dan menang. Kita sendiri terpecah dan akan kalah dalam segala bidang. Betapa ironis bahwa orang-orang di Gaza memohon-mohon Israel agar menduduki Gaza lagi dan mengembalikan perdamaian disana. Apa anda mengharapkan ummat ini yang memenangkan perang? Bisakah anda mengatakan bagaimana caranya? Anda menyebut diri sendiri seorang Mujahid, jadi anda mestinya tahu.

Pertanyaan berikutnya bahkan lebih penting lagi. Jika islam itu dari Tuhan, kenapa anda berkeras utk tidak menunjukkan kebenaran pada orang lain dengan cara logis? Jika sesuatu itu benar, harusnya mudah dibuktikan secara logis. Jika tidak bisa maka tidaklah benar. Jadi jika anda tidak dapat membuktikan islam secara logis, kenapa anda rela membunuh bagi islam? Tidakkah anda melihat ketidak konsistenan argumen anda ini?

Katakan saja anda dan saya berdebat soal kebenaran matematis. Anda bilang dua tambah dua itu empat dan saya berkeras jawabnya lima. Anda minta bukti dan saya todongkan senjata kekepala anda sambil berkata, ini buktinya. Anda akan terpaksa setuju. Jadi kita sekarang sama-sama setuju, padahal sebenarnya palsu. Kebenaran tidak bisa dipaksakan dengan pedang atau senjata. Jika sesuatu itu benar, orang harusnya bisa membuktikan secara logis. Gimana bisa Tuhan mengirim pesan tanpa bukti? Telah banyak nabi-nabi palsu yang mengaku berasal dari tuhan dan diantara mereka ada yang memakai kekerasan dan kekuatan utk membuat orang lain percaya kebohongannya. Apa kita harus mempercayai mereka dan jangan minta bukti? Bukankah itu bodoh?

Pendekatan seperti ini salah. Itu sebabnya para muslim meninggalkan islam dalam jumlah besar. Para ulama harusnya bangun dan sadar mereka punya kewajibat atas ummat islam dan agama islamnya. Mereka harus menerima tantangan kafir dan membuktikan mereka salah. Diamnya mereka ditafsirkan sebagai kegagalan islam. Ini jauh lebih merusak islam daripada yang dilakukan atau dikatakan para kafir itu.

Anda bilang diskusi selesai. Apa artinya? Apakah artinya anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya secara logis? Apakah artinya anda akan menghapus surat-surat saya? Bisa saja anda lakukan itu, tapi jika begitu, saya akan mempublikasikan seluruh diskusi ini ditempat lain dimana jutaan orang akan membacanya.

Anda punya situs yang mengundang para muslim utk melakukan qitaal dan membunuhi orang-orang. Fine! Saya setuju saja dg itu, karena itulah Sunnah dan hukum Auwloh (swt) dan tidak ada yang bisa anda lakukan utk merubah itu. Jika anda muslim, anda harus memerangi dan membunuh orang-orang kafir atau anda cuma orang munafik dan jadi bahan bakar api neraka. Jangan pikir saya lunak pada muslims munafik. Saya membenci orang-orang tolol ini yang disatu pihak mengaku sebagai muslim, tapi dilain pihak mengatur “konferensi antar agama” dengan mengundang anggota-anggota agama lain. Saya ingin mengungkap muslims tolol ini dan menunjukkan betapa munafik dan pembohongnya mereka. Saya tidak berargumen dengan pengertian anda tentang Muslim paling Murni diantara Muslim. Jika anda seorang muslim, anda harusnya membenci non muslim dan anda harus siap utk memerangi dan membunuh mereka dan tidak ada ampun ke kafir. Saya tidak membantah tentang pelaksanaan qitaal dan perang. Auwloh (swt) berkata:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Auwloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Q 2.216)

Maksud saya sudah jelas, jika anda tidak punya argumen logis utk mendukung pernyataan anda dan membuktikan islam, kenapa harus percaya pada islam? Jika yang harus kita lakukan adalah memakai kekerasan dan ancaman, maka orang lainpun bisa melakukannya pada kita dan memaksakan kehendak mereka pada orang lain. Bukan begini caranya anda mencapai kebenaran. Ulama-ulama kita harusnya muncul dengan argumen logis, atau seperti Ali Sina (semoga dia dibakar dineraka) musuh Auwloh (swt) bilang, akhir dari Islam sudah dekat. Dia bahkan memberikan tanggal dan bilang 25 tahun lagi islam akan musnah. Ini mulai terjadi sekarang ini dengan pelahan. Kita lihat dimana-mana muslim meninggalkan islam dan biang keroknya adalah para ulama yang menyembunyikan kepala mereka di dalam pasir, takut menghadapi musuh-musuh islam lewat jawaban-jawaban terhadap tuduhan-tuduhan palsu mereka. Anda juga persis sama seperti mereka.

Anda menutup surat anda dengan menulis “Semoga Auwloh menunjukkan anda jalan yang benar.” Kenapa tidak anda minta Auwloh utk menunjukkan ANDA jalan yang benar? Siapa bilang anda telah menemukan jalan yang benar dan saya tidak? Anda pikir yang dibutuhkan utk membuat islam dominan hanyalah perang dan membunuh non muslim dan tidak perlu membuktikan kebenarannya. Well, maaf sekali tapi ini benar-benar toloooooooool. Saya hidup diantara non muslim. Mereka sangat toleran tapi toleransi ini akan berakhir jika mereka melihat bahwa muslim ingin memaksakan agama mereka dengan kekerasan dan tanpa mencoba membuktikan keabsahannya sama sekali. Lalu mereka akan menumpas kita seperti menumpas kecoa, bahkan Auwloh juga tidak bisa menolong kita.
So My brother, sadarlah dan mulai membuktikan islam secara logis. Jika anda tidak bisa mengalahkan kafir secara logis, anda harusnya sadar, apalagi mengalahkan mereka secara militer. Jika anda tidak tahu jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, tanyalah. Itu yang saya lakukan. Pergilah ke semua Ulama, jika perlu katakan bahwa kewajiban mereka utk berdiri melawan kafir dan membuktikan kafir salah. Jika tak seorangpun mampu melakukan itu, maka mungkin anda harus tunda dulu qitaal anda, siapa tahu anda ada di pihak yang salah. Anda tidak ingin membunuh manusia tak bersalah karena suatu kebohongan bukan?

Jika anda pikir yang anda perlukan cukup berperang saja dan anda pikir akan menang, anda berkhayal. Ngapain percaya agama (islam) jika tidak bisa membuktikan keabsahannya secara logis?

Tolong jawab pertanyaan ini jika anda BISA.

Ma’a Salam


Si pengecut ini takut menggunakan pena. Dia bisanya duduk saja dilubang tikusnya, menyemangati orang bodoh lain utk jadi teroris sementara dia sendiri, seperti vampir, takut akan sinar terang, takut dengan argumen-argumen.

Saya publikasikan diskusi ini agar anda bisa mengintip kedalam jiwa musuh dan sadar dalamnya kebejatan moral dia, keiblisannya dan hilangnya nurani dia. Seperti robot yang diprogram, dia tahu bahwa fungsi dia didunia ini hanya sebagai mesin pembunuh. Dia tidak mau mendiskusikan dan mempertanyakan tindakan-tindakan atau kepercayaannya.

Apa yang membedakan manusia dari binatang adalah kemampuan berpikir kita. Muslim tulen tidak punya kemampuan ini. Mereka penuh dengan kebencian akan umat manusia lain tanpa alasan apapun selain karena nabi psikopat mereka mengatakan harus demikian. Mereka tidak mampu membedakan benar dan salah serta tidak mampu mendiskusikan atau mempertanyakan validitas kepercayaan mereka. Jangan berasumsi bahwa kebejatan pikiran dan nurani ini terjadi hanya terbatas pada para pejihad saja.

Idris Tawfik, pastor katolik Inggris yang masuk islam, yg sekarang mencoba menggambarkan doktrin kebencian itu sebagai “manis dan baik” juga sama-sama menolak diskusi, seperti seekor binatang tanpa otak. Sedikit muslim yang mau berdiskusi agama mereka. Itu sebabnya kita punya harapan besar bagi orang-orang seperti Mr. Ghamidi dan muridnya Dr. Zaheer. Mereka adalah intan dan layak kita hormati. Mayoritas muslim hanya tahu satu hal, yaitu bahwa Muhammad membunuhi orang-orang tak bersalah dan dg demikian mereka harus melakukan hal sama juga.

Tidak ada sisa-sisa kemanusiaan yang tinggal dalam diri mereka. Mereka telah merendahkan diri sendiri menjadi binatang yang ganas dan bahaya. Menjadi kewajiban sakral tiap umat manusia utk menyingkirkan islam. Orang-orang seperti Mujahid harus dibasmi tanpa ampun. Para kriminal di Guantanamo Bay harusnya dihukum mati. Mereka dilepas maka banyak yang akan bergabung kembali utk berjihad. Sebagai perekrut para teroris, binatang ini tangannya penuh darah orang tak bersalah. Tapi para muslim yang tidak sadar dan tidak tahu harus diselamatkan sebelum mereka juga kehilangan rasa kemanusiaannya oleh islam. Islam adalah alat setan utk menghancurkan umat manusia. Tidak ada tujuan yang lebih mulia daripada melawan setan satu ini.

Ali Sina
(musuh dari Setan Auwloh & nabi gila pedofil psikopat pembunuh perampok; Muhammad).


2007/09/06

Setelah sadar bahwa Zafar tidak lain dari Ali Sina sendiri, kepala teroris situs di mana saya coba membuka pikiran-pikiran mereka tidak tahan utk diam saja dan menulis komentar berikut.
Quote:
Sumber

Lucu si Murtid ini kesini dan menyamar dengan nama Zafar.

Saya curiga tentang Zafar ini ketika dia bilang muslim dulu memaksakan islam dengan berperang tapi sekarang tidak mungkin.

Tiap muslim, khususnya muslim yang mempromosikan Dakwah sebelum Jihad, tidak bisa berkata demikian.

Bahkan Mujahidin juga bilangnya Pedang dipakai hanya utk menghapuskan sistem buatan manusia dan Penguasa yang menindas agar orang-orang awam bebas utk mengerti Islam dengan mengalami dan mendapatkan pengalaman akan sistem islam dengan cara hidup didalam sistem tsb.

Dia bilang dalam artikelnya yang baru.

http://www.faithfreedom.org/debates/zafar.htm

Si pengecut ini takut menggunakan pena. Dia bisanya duduk saja dilubang tikusnya, menyemangati orang bodoh lain utk jadi teroris sementara dia sendiri, seperti vampir, takut akan sinar terang, takut dengan argumen-argumen.

Lucu!

Seseorang yang tidak pernah muncul dimuka umum dan malahan benar-benar menjadi seorang vampir cyber menyebut saya vampir.

Orang yang tahu bahwa dia didukung oleh para kafir, semua tanah kafir menyambut dia tapi tetap saja hanya bicara dalam internet disitusnya.

Dilain pihak para sekutunya mengendus kemana-mana mencari orang dibelakang internet yang mendukung dan mempromosikan Jihad, melarang situs mereka dan mengirim ke penjara tapi tetap kita disini bicara kebenaran, tidak pernah takut akan babi-babi mereka.

Dan dia sebut saya pengecut??

Lolzz

Orang ini benar-benar berpikir dia mengungkap sesuatu hal tersembunyi dari saya, sesuatu yang saya sembunyikan.

Tapi lucunya bahwa seluruh blog saya isinya adalah apa yang saya katakan padanya.

Keseluruhan blog saya intinya adalah bahwa Qitaal kepada Kafir, Murtadin dan Munafiqin satu-satunya solusi.

Sistem yang Sejati demi keuntungan umat manusia hanya dapat didirikan dengan mengenyahkan sistem buatan manusia dan hanya mungkin lewat Qitaal.

Fakta bicara sendiri. Mereka yang ada dijalan yang benar tidak mengejek hal-hal, tidak menyerang pribadi.

Perkataan kasar dan menyakitkan hanya menunjukkan alasan yang lemah.

Dan itu persisnya yang bisa dilihat dari kelakuannya.

Dia sering mencoba dengan keras agar ulama muslim menganggap dia penting dengan berdebat dengannya, menantangnya dan melakukan segala hal tapi tak seorangpun memberi dia kehormatan demikian, dengan rasa frustasi dia mulai mengolok-olok segala hal.

Tidak ada lagi yang bisa dia olok-olok dia datang ke blog saya utk mengolok-ngolok saya.

Betapa menggelikan bahwa dengan mengolok-ngolok sebenarnya dia membuktikan kelemahan tujuannya, mengaku sangat berpengetahuan dan menjadi simbol, lari kesana kemari di blog-blog, mengolok segala sesuatu.

Pastinya melalui Ayat-ayat Quran orang yang punya hati nurani melihat jalan yang benar dan orang seperti dia tersesat didunia.

Tapi saya harus akui saya merasa dipermalukan dan dihina karena ‘binatang’ ini punya kesempatan dan kehormatan utk datang keblog ini dan mempostkan dengan menyamar, bahkan dia mendapat kehormatan hingga saya dedikasikan seluruh posting utk mendiskusikan kebejatannya. Padahal sebenarnya dia tidak layak.
Okay Mr. Terrorist.

Karena anda sudah meluangkan waktu utk membela diri dengan kata-kata, berarti anda sudah masuk ke bidang saya. Kita semua tahu anda jago dalam hal membunuh dan mengucurkan darah orang tak bersalah. Sekarang mari kita lihat seberapa hebat anda dalam berdiskusi.

Membunuh adalah keahlian binatang dan berdiskusi adalah ketrampilan manusia. Binatang buas manapun bisa membunuh. Mereka melakukannya utk hidup. Yang membedakan binatang dari manusia adalah akal. Binatang tidak punya akal. Mereka tidak bisa menang lewat logika. Mereka tidak mengerti itu. Yang mereka tahu hanya kekuatan dan kekerasan. Sejauh binatang kenal, yang kuat yang benar. Manusia adalah satu-satunya spesies yang mengembangkan akal pikiran. Manusia pakai akal pikiran utk membedakan salah dan benar dan menguasai lawannya. Binatang pakai kekerasan, atau yang anda sebut Qitaal.

Dengan berkeras bahwa Muhammad hanya memakai qitaal utk mendirikan hegemoninya, anda mengakui bahwa Muhammad tidak lebih baik dari binatang. Banyak muslim suka berbohong dan berkata bahwa perang yang dilakukan Muhammad hanya membela diri. Anda mengatakan kebenaran tapi tidak sadar betapa jahat agama bengis anda jadinya. Pengakuan anda ini sangat berharga, seakan tambang emas, bagi saya dan tujuan kami.

Saya beri contoh dengan menodongkan senjata ke kepala sambil menuntut anda menerima pandangan-pandangan saya. Jika anda ingin hidup anda tidak punya pilihan lain kecuali setuju, setidaknya hanya ‘diluar’nya saja, meski jika ‘didalam’nya tidak setuju. Dengan cara ini ketidak setujuan musnah dan ‘damai’ dapat dicapai (secara islam).

Tapi apakah yang kita percaya itu benar? Tentu saja tidak! Kebenaran tidak bisa didirikan diatas keterpaksaan/kekerasan. Tapi harus didirikan lewat akal pikiran. Dg demikian, jelas bahwa pemakaian kekerasan utk memaksakan kepercayaan seseorang adalah bodoh dan sangat hewani. Bodoh sekali jika berpikir bahwa Tuhan yang maha ada dan bijaksana akan suka pada kekerasan dan memakai qitaal, cara binatang, utk memaksakan kebenaran. Jika sesuatu itu benar, orang harus bisa membuktikannya secara logika. Jika tidak benar secara logika maka tidak benar. Ini berlaku pada setiap hal. Kenapa mendadak, jika menyangkut masalah agama, Tuhan meminta kita mengesampingkan akal dan percaya saja pada sesuatu yang kelihatan memang bodoh, jahat dan palsu? Apakah Tuhan yang Sejati akan mengirim utusan utk merampok orang tak bersalah ditengah malam, menyiksa dan membunuh mereka serta memperkosa istri-istri mereka? Bukankah tindakan-tindakan ini berlawanan? Gimana bisa Tuhan yang asli melakukan sesuatu yang begitu mengerikan lalu mengharap kita percaya pada utusanNya tanpa bukti-bukti?

Anda tulis: “Perkataan kasar dan menyakitkan hanya menunjukkan alasan/penyebab yang lemah.” Benarkah? Lalu bagaimana dengan kekerasan dan Qitaal? Tidakkah Qitaal menunjukkan lemahnya alasan/penyebab?

Manusia dikaruniai dengan akal. Bukankah Tuhan sendiri yang memberi kita akal? Jika sebuah agama katanya dari Tuhan tidak mungkin berlawanan dengan akal. Sinar matahari datangnya paralel. Kenapa? Karena berasal dari sumber yang sama. Tidak pernah sinar matahari saling berbenturan satu sama lain. Jika agama dan akal sama-sama dari Tuhan, harusnya tidak boleh berbenturan. Jika berbenturan, artinya bukan berasal dari sumber yang sama. Karena akal tidaklah mungkin berasal dari sumber lain selain Tuhan, maka jika sebuah agama bertentangan dengan akal berarti itu agama palsu.

Dalam pesannya, anggota forum anda dng ID nx84 menulis: “Dia pikir Auwloh adalah (Nauzubillah) teman sehari-hari yang normal, yang terikat utk menjelaskan segala sesuatu untuk semua omong kosong dia.”

Jika Tuhan tidak harus menjelaskan tindakan-tindakannya dan bertingkah laku tidak rasional dari mana kita tahu dia itu Tuhan? Sudah banyak para pemalsu yang mengaku utusan Tuhan. Seperti Muhammad, mereka juga mengancam orang-orang jika tidak percaya Tuhan akan menghukum mereka. Apa kita harus percaya mereka? Tuhan macam apa yang mengirim pesan pada manusia tanpa bukti-bukti sama sekali? Bodoh sekali percaya para seseorang tanpa bukti-bukti.

Ada banyak orang-orang gila yang mengaku demikian (sebagai Tuhan atau utusan Tuhan) dan tak pernah kekurangan orang-orang bodoh utk percaya pada mereka bahkan rela memberikan nyawanya. Baca saja kisah-kisah kultus. Kultus-Kultus melakukan pembunuhan dan bunuh diri bagi kepercayaan mereka. Mereka punya iman, tapi apa iman mereka benar?

Tuhan yang sejati tidak akan pernah mempermainkan manusia. Tuhan sejati bukan penipu. Tuhan itu Maha kuasa dan Maha segala. Jika anda maha kuasa, anda tidak akan menipu. Anda melakukan penipuan jika tidak punya kuasa. Saya menipu anda semua dengan masuk situs anda mengaku sesama teroris.

Kenapa saya lakukan itu? Karena dalam situs anda saya tidak punya kuasa dan hak. Anda tidak membiarkan kebebasan berpendapat dan pesan-pesan saya akan dihapus segera setelah dipostkan. Jadi agar membuat pesan-pesan saya sampai kepada telinga tuli anda, saya harus menipu anda. Saya harus berbohong demi agar dibaca. Jika saya punya kuasa dan hak utk mengatakan apapun secara bebas disana, tidak perlu saya berpura-pura dan menipu.

Tapi siapapun boleh datang ke forum kami (
www.indonesia.faithfreedom.org) dan bilang apa saja tanpa disensor. Jadi kenapa ada yang mau menipu jika mereka bebas mengatakan semau mereka? Ketidak-kuasaan lah yang memaksa orang utk melakukan penipuan.

Kenapa lagi ‘Tuhan yg maha kuasa’ perlu menipu makhluk ciptaanNya? Nggak masuk akal.
Al Quran Ayat 3:54 adalah pembongkaran rahasia (kedok) tanpa sengaja. Ayat itu menunjukkan bahwa AUWLOH SWT bukanlah Tuhan. Tidak ‘Illahi’ bagi Tuhan utk menipu makhluknya sendiri. Dia berkuasa dan makhluknya tak berdaya dihadapan Dia. Kenapa lagi makhluk yang maha kuasa perlu menipu makhluk tak berdaya? Apa yang akan anda katakan jika ada orang tua yang menipu anaknya yang idiot/cacat mental?

Muhammad menerapkan sifat-sifat Setan, yang adalah penipu, kepada Tuhan. Ini karena dia sebenarnya adalah utusan Setan bukan Tuhan. Tuhan adalah segala sesuatu kebaikan bukan kebalikan dari kebaikan. Anda tidak bisa bilang Tuhan adalah Pembohong Terhebat, pembalas tipu daya, pencuri terbaik, pembunuh terbaik, idiot terbaik atau Penipu Terbaik. Ayat 3:54 adalah penghujatan dan siapapun yang sungguh-sungguh percaya pada Tuhan harus menolak Quran dan Muhammad hanya utk ayat itu saja. Malah keseluruhan Quran sebenarnya berisi hujatan.

Masalah dengan para muslim adalah bahwa mereka menerima dasar pikiran yang salah lalu berdasarkan itu mereka mendirikan agama mereka. Bagi seorang yang tertipu, segala hal kelihatannya fine-fine saja, tapi dengan sedikit saja pengertian yang dalam, kita bisa melihat semua kepalsuan dan fallacy dalam Islam. Islam didasarkan pada fondasi fallacy. Auwloh bukanlah Tuhan dan Muhammad bukanlah utusan Tuhan. Saya telah membuktikan ini dan tak seorangpun bisa menyangkalnya hingga saat ini.

Sebagai makhluk berakal kita harus memakai otak kita. Apa ada bukti akan pengakuan Muhammad mengenai kenabiannya? Tidak ada!!! Apakah Tuhan yang Maha Bijaksana akan mengirim utusan tanpa bukti sama sekali lalu menghukum mereka yang tidak mau percaya karena ketiadaan bukti itu? Bukankah itu membuat Tuhan menjadi tidak adil dan sadis?

Misal anda berkendara mobil di jalan raya dan seseorang melambai dan mencoba menghentikan anda. Jika dia memakai seragam polisi anda akan berhenti. Tapi bagaimana jika dia bukan polisi? Maukah anda berhenti? Bagaimana jika dia itu perampok? Apakah polisi asli akan mencoba menghentikan anda dengan memakai pakaian sipil? Jika anda tidak berhenti bisa tidak pengadilan mendakwa anda bersalah? Tentu saja tidak! Polisi asli harus mengenalkan diri mereka dengan pakaian dinas dan lencana.

Jika tidak anda tidak dapat di dakwa mengabaikan perintah mereka. Dari masa ke masa, kita punya ribuan nabi palsu dan orang-orang gila yang mengaku sbg nabi utusan Tuhan. Darimana kita tahu mana yang benar dan mana yang palsu? Tuhan, Tuhan yang sejati, bukannya Auwloh swt, memberi kita otak dan dia ingin kita pakai utk menemukan jalan yang benar. Kita tidak seharusnya membiarkan akal kita dan percaya pada tukang tipu, yang tidak punya bukti apapun cuma karena dia mengancam kita saja.

Sekarang, bayangkan anda berhenti karena diperintahkan orang ini (yg berpakaian sipil) dan dia bilang dia adalah petugas hukum dan anda dengan bodohnya percaya tanpa mempertanyakan kesahihan dia. Lalu dia perintahkan anda utk melakukan sesuatu yang melanggar hukum, seperti membunuh, mencuri dan memperkosa. Apa anda mau melakukannya? Bukan saja anda tolol karena percaya tukang tipu ini tapi anda juga bersalah melakukan kejahatan. Tidak ada pengadilan yg akan memaafkan anda hanya karena anda dibohongi oleh tukang tipu.

Mana bukti pengakuan kenabian Muhammad? Dimana bukti Auwloh swt adalah Tuhan sejati? Percaya padanya adalah bodoh sekali, tak seorangpun akan menghukum anda karena anda bodoh. Tapi, jika anda mulai membunuhi orang-orang tak bersalah seperti perintahnya, maka anda bersalah. Tidak saja anda harus diburu dan dibawa ke depan hukum tapi jika memang ada hidup sesudah mati, anda akan dibakar di api neraka paling dalam karena kejahatan-kejahatan anda.

Tidak ada Tuhan yang sejati akan menghukum manusia karena kebodohan si manusia tsb. Saya pikir para muslim atau pengikut agama-agama lain tidak akan dihukum hanya karena mereka salah percaya, meski misalnya mereka tahu itu bohong. Lagipula, Tuhan tahu bahwa kita manusia adalah makhluk yang bodoh dan sering tidak bisa melihat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Maukah anda menghukum anak umur 2 thn jika dia menendangmu atau mencibir padamu? Tentu saja tidak! Anda gila jika iya. Anda akan memeluknya, menciumnya dan bilang jangan nakal. Anda tidak akan tersinggung oleh anak kecil dan tidak akan membakarnya karena dia melakukan itu. Apa ada perbedaan antara anda dan Tuhan? Tuhan Semesta Alam yang pastinya jauh lebih besar jaraknya dibanding anda dan anak kecil itu?

Jadi gimana bisa Tuhan Semesta Alam yg demikian tersinggung oleh kita manusia yang tidak berarti lalu menghukum kita secara sadis seperti yang diterangkan Muhammad, selama-lamanya? Penjelasan demikian merendahkan Tuhan. Tuhannya Muhammad adalah makhluk lalim seperti Saddam Hussein, yang sukanya dipuja-puja dan tersinggung oleh mereka yang tidak menghormatinya lalu menghukum. Menerapkan sifat-sifat gila demikian kepada Tuhan adalah sebuah penghujatan. Muhammad adalah penghujat bukan nabi Tuhan.

Tuhan akan mengampuni kebodohan anda. Yang tidak akan dia ampuni adalah kejahatan-kejahatan anda. Jika anda membunuh manusia lain maka anda tidak akan diampuni karena mengampuni hal demikian akan tidak adil bagi korban-korban anda. Para muslim tidak akan masuk neraka hanya karena percaya nabi pembohong dan palsu seperti Muhammad, tapi para pejihad pasti masuk, karena kejahatan mereka.

Bodoh sekali utk berkata bahwa para ulama islam tidak menjawab karena mereka pikir saya tidak penting. FFI menerima jutaan pengunjung dan ribuat orang telah keluar islam dan akan keluar islam, terima kasih pada artikel2 yang ditulis team kita. Saya tidak mencari-cari penting tidaknya diri saya. Gerakan ini bukan semata-mata saya pribadi. Acuhkan saya. Tapi bagaimana dengan jutaan orang yang membaca situs kami ini? Bukankah mereka seharusnya tahu ttg kebenaran?

Tiap orang tahu bahwa alasan para ulama islam menghindar dari kita adalah karena mereka sadar tidak akan bisa menyangkal. Mereka sering dipermalukan di ronde-ronde pertama debat. Adalah imej dan reputasi mereka yang mereka coba selamatkan. Bukannya kami ini super pintar. Saya bicara tentang diri saya sendiri. Saya hanya orang biasa dan meski banyak lawan debat saya yang mengaku orang-orang hebat, saya tidak lebih hanya orang awam biasa. Saya memenangkan seluruh debat saya, bukan karena saya lebih pintar dari lawan saya atau lebih berpengetahuan, tapi karena saya berkata kebenaran. Jika anda mengatakan kebenaran anda akan selalu menang.


Anda menyangkal disebut pengecut. Padahal anda benar-benar pengecut. Anda adalah pembunuh yang mendorong orang-orang bodoh lain utk membunuh orang tak bersalah dan ketika diminta alasannya anda sembunyi dilubang tikus anda dan tidak punya alasan sama sekali. Anda takut akan kebenaran dan menyensor apapun yang bisa mengungkapkan anda sebagai teroris yang otaknya mati.

ANDA TAKUT MEMAKAI KATA-KATA (WORDS). Saya tidak memakai senjata atau bahan peledak. Saya tidak mengancam memancung siapapun. Senjata yang saya punya hanya kata-kata (words). Kata-kata yang mengatakan kebenaran dan anda takut akan hal itu. Anda seperti vampir yang takut akan sinar. Anda hanya menyerang dikegelapan malam dan mengisap darah orang tak bersalah yang lengah. Jika anda punya nyali anda akan mempublikasikan surat ini dan menjawabnya disitus anda, tapi anda hapus pesan terakhir saya.

Kenapa FFI punya forum bebas dan kita biarkan siapapun mengatakan apapun yang mereka suka? Karena kita tahu bahwa kita berkata benar dan jika anda mengatakan kebenaran anda tidak akan takut pada siapapun atau apapun. Kenapa tidak ada forum muslim atau negara muslim yang mengijinkan kebebasan berpendapat? Ini karena mereka tahu bahwa kebohongan mereka tidak akan tahan benturan keras kebenaran. Kegelapan hanya akan ada ketika sinar tiada.

Itu sebabnya kenapa muslim harus memakai ancaman dan kekerasan utk membungkam mereka yang berbicara menentang mereka. Kebenaran selalu akan menang dan tidak butuh kekerasan utk mendukungnya. Saya tidak memakai kekerasan utk membuat orang percaya bahwa 2+2=4. Saya dengan mudah bisa membuktikannya dan meskipun anda tidak setuju, saya tetap benar dan tidak peduli. Kenapa harus pakai kekerasan jika saya yakin bahwa pendapat saya benar? Tapi jika saya mengatakan yang palsu dan tidak bisa membuktikannya serta mati-matian memaksakan pandangan-pandangan saya, maka saya harus memakai kekerasan dan Qitaal utk membuat anda tunduk pada kebohongan-kebohongan saya.

Fakta sesungguhnya adalah bahwa Muhammad tidak berani berdialog dengan lawan-lawannya, bukannya memakai argumen akal dan logika, dia malah menghina lawannya dengan menyebut mereka buta, tuli dan bodoh. Ini adalah bukti bahwa dia itu pembohong. Dia menghindar dari pertanyaan-pertanyaan dan tidak pernah punya jawaban. Sebaliknya dia malah berkata:

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” (Q 2.6)
Fakta bahwa dia bersandar pada kekerasan adalah bukti bahwa dia itu berbohong. Bodoh sekali utk percaya kebohongan demikian dan salah menyangka dia itu nabi. Mana perbuatan-perbuatan Ilahi-nya? Orang ini membunuhi para pengritik. Dia rampok orang di tengah malam. Dia rampok karavan-karavan dagang. Dia jarah dusun-dusun dan kota-kota dan curi ternak-ternak mereka. Dia bakar tanaman kebun dan menghancurkan sumur-sumur. Dia perkosa para perempuan setelah menyiksa dan membunuh para suami mereka. Dia bantai seluruh populasi dengan tuduhan palsu.

Dia langgar seluruh perjanjian dan berbohong kapanpun dia suka dengan membuat Auwloh swt jadi antek kejahatannya. Apa semua tindakan ini tindakan ilahi? Kebodohan setinggi apa agar cukup? Lihat saja berapa banyak kekayaan yang dia kumpulkan hanya dalam sepuluh tahun. Dia miskin ketika datang ke Medina. Dia tidak punya makanan cukup. Hanya dalam beberapa tahun menjadi orang terkaya di Arabia. Semua hartanya adalah harta curian. Semuanya adalah jarahan dengan menghancurkan nyawa para pemiliknya.

Jika anda begitu bodohnya mau mempercayai kriminal itu, terserah anda. Tuhan tidak akan menghukum orang karena orang itu bodoh. Tapi kenapa anda mau membunuhi orang tak bersalah demi kriminal itu? Ini pastilah akan membuat anda masuk neraka. Muhammad sendiri pasti sedang di neraka sekarang. Anda akan menyusulnya segera. Jangan goblok. Jangan bunuhi orang. Tuhan akan memaafkan kepandiran dan ketidak tahuan anda tapi tidak akan memaafkan kejahatan anda. Anda tidak bisa lolos hukuman dengan bilang telah tertipu nabi palsu. Alasan itu tidak akan diterima di dunia yang sekarang maupun yang akan datang.

Saya tahu anda tidak biasa pakai otak, tapi sebaiknya anda coba karena ini menyangkut kehidupan akhirat anda. Misal Tuhan ada, neraka dan surga ada. Ada dua kemungkinan, Muhammad benar nabi Tuhan atau bukan nabi Tuhan. Mari kita misalkan dia itu benar nabi Tuhan. Jika anda percaya padanya dan melakukan pekerjaan mulia anda akan diterima disurga. Tuhan tidak akan pernah menghukum anda jika anda bukan pejihad dan tidak membunuhi para kafir. Nenek saya muslim yang tidak pernah menyakiti orang sepanjang hidupnya. Dia tidak pernah membunuh kafir. Dia bahkan tidak jahat pada kafir. Akankah dia masuk neraka karena dia tidak membunuh? Tentu tidak. Dia disurga karena dia orang baik. Jika tidak berarti Tuhan itu tidak adil. Dia juga orang percaya yang tidak pernah lupa sholat, jika memang itu penting. Anda bisa melakukan hal yang sama. Jika anda orang baik dan seorang yang percaya anda akan masuk surga tanpa perlu membunuh siapapun.

Tapi, anda ingin masuk surga lewat jalan pintas. Anda pendosa dan anda sadar itu. Tapi anda ngotot pingin masuk surga. Jadi gimana caranya orang berdosa bisa masuk surga? Muhammad bilang ada jalan pintas. Yang perlu anda lakukan adalah membunuh orang kafir dan Auwloh akan memaafkan semua dosa-dosa anda, otomatis langsung masuk surga.

Bagaimana jika Muhammad bukan nabi Tuhan? Jika ia pembohong? Maka anda melakukan dosa besar. Ada kemungkinan bahwa Muhammad berbohong.

- Apa dia memberi bukti bahwa dia itu nabi? TIDAK.
- Apa hidupnya suci seperti Yesus atau Buddha? TIDAK. Malah hidupnya sangat menyimpang dan melakukan semua yang para kriminal lakukan.
- Apa yang dia sebut ‘Kitab Langit’nya itu tanpa kesalahan satupun? TIDAK.
Ada banyak sekali kesalahan dan kemustahilan dalam kitab yang ditunjuknya dan tidak ada seorangpun muslim yang bisa menyanggahnya.

Jadi kemungkinannya besar sekali bahwa Muhammad itu pembohong. Jika anda membunuh orang karena pembohong itu bilang anda akan masuk surga, sebenarnya anda akan langsung masuk neraka. Maukah anda ambil risiko itu? Dia bohong pada anda karena dia adalah nabinya Setan.

Jika anda berzinah, berbohong, tidak hormat pada orang tua anda, menipu dan mencuri, anda melakukan dosa-dosa yang minor. Tuhan itu penyayang dan pengampun. Dia tidak akan menghukum kita selama-lamanya hanya karena dosa-dosa demikian. Pada akhirnya dia akan memaafkan kita. Tapi akankah dia memaafkan jika anda melakukan dosa besar seperti pembunuhan? Tidak. Karena akan sangat tidak adil bagi korban-korban anda.

Dengan kemungkinan diatas, bodoh sekali utk membunuh orang-orang dan melakukan Qitaal. Risiko masuk neraka jauh lebih besar daripada bayangan kenikmatan melakukan seks dengan 72 perawan. Jika ingin masuk surga jadilah orang baik. Jika anda terlalu jahat utk jadi orang baik dan suka melakukan dosa anda masih punya kesempatan utk dimaafkan karena dosa-dosa anda dosa minor.

Tapi jika anda melakukan pembunuhan anda melakukan dosa besar dan terkutuk selamanya. Apa itu layak? Bahkan jikapun kemungkinan Muhammad itu pembohong cuma 1% saja, tetap saja tidak layak. Yang benar adalah bahwa kemungkinan dia itu kriminal adalah 100% dan ini telah saya buktikan habis-habisan. Bodoh sekali membunuhi orang dan mengutuk jiwa anda di neraka hanya utk sebuah kebohongan.

Anda menuduh saya tidak berani menampakkan muka. Saya pikir anda sendiri tidak mengerti arti keberanian. Pertama-tama yang anda sebut keberanian itu adalah kebodohan. Utk apa membahayakan nyawa tanpa perlu? Anda sendiri bilang saya harus dipancung. Ada jutaan zombi seperti anda yang juga berhasrat memancung saya. Kenapa lagi saya harus menampakkan muka dan kehilangan kebebasan karena harus selalu was-was sepanjang hidup saya? Kenapa lagi saya harus membahayakan nyawa orang-orang terdekat saya yang sayang pada saya dan akan kehilangan saya? Kenapa lagi saya harus mengorbankan nyawa saya demi menyenangkan sampah pembunuh macam anda?

Saya ingat pernah melihat video clip seseorang di Savanna. Dia bilang pada temannya dalam mobil safari utk memfilmkan dia dan keluar dari mobil, berdiri beberapa meter dekat seekor macan yang berbaring disana. Sang singa, dalam sekejap, loncat kearahnya dan merobek-robek dia, sementara istrinya dalam mobil berteriak dan temannya merekam semua itu. Apa orang itu berani? Tidak, dia bodoh sekali. Saya tidak akan keliru utk membedakan antara berani dan bodoh.

Saya berani menantang orang berpikir, memakai otak dan utk jangan membiarkan seorang psikopat di abad ketujuh mengancam saya utk tunduk dan membodohi saya dengan kebohongan. Saya berani utk mengatakan kebenaran dan menolong orang lain melihat kebenaran itu. Saya berani karena berdiri menantang ‘konstruksi’ yang berdiri selama 1400 tahun dan didukung oleh semilyar pengikutnya, masing-masing berhasrat membunuh saya. Tapi saya bukan orang bodoh utk berdiri di depan para biadab bengis seperti anda yang menyerahkan otak anda dan secara membuta mengabdi pada setan.

Ya, saya berani tapi tidak bodoh, sementara anda bodoh dan pengecut. Anda bodoh karena percaya kebohongan dan tidak mau memeriksa kredensial orang yang mengatakan kisah-kisah menggelikan itu. Anda bodoh karena berpikir Tuhan akan memberi anda pahala jika membunuh orang-orang tak bersalah dan tidak bisa memakai otak anda utk sadar bahwa jika Tuhan ingin membunuh dia tidak butuh pertolongan siapapun. Anda bodoh tidak bisa melihat perbuatan dan perkataan Muhammad itu jahat dan cukup menjadi bukti bahwa dia adalah nabi Setan bukan Tuhan.

Anda pengecut karena takut menghadapi kebenaran. Anda takut memakai akal karena takut menemukan yang telah disuapkan pada anda cuma kebohongan belaka. Anda takut mempertanyakan karena takut jawabannya membangunkan anda dan membuat anda sadar selama ini anda bukan saja menyia-nyiakan hidup anda, tapi juga melakukan dosa besar terhadap kemanusiaan dan tuhan.

Anda pengecut, takut menghadapi nurani anda karena tangan anda berdarah-darah dan sadar anda telah membunuh utk kebohongan, dan itu terlalu sakit utk anda rasakan. Anda takut menarik kepala anda keluar dari lubang pasir karena takut kebenaran dihadapan anda. Kebenaran bahwa anda telah melakukan dosa besar. Kebenaran bahwa anda telah menjadi budak setan dan tempat yang pantas utk anda adalah neraka. Terlalu sakit utk bangun dan menghadapi kenyataan.

Anda pengecut dan itu sebabnya anda menghindar dari segala diskusi dan seperti binatang yang ingin menang lewat kekuatan dan kekerasan (Qitaal). Anda tahu bahwa anda akan diungkapkan sebagai pembohong dan orang tolol dalam perang kata-kata dimana hanya akal yang punya kans utk menang. Anda tidak tahu apa itu keberanian. Yang anda tahu hanya membunuh orang tak bersalah. Tidak ada kemanusiaan yang tersisa dalam diri anda. Anda hanya seekor binatang.

Kenapa saya mengunjungi blog bodoh atau yang seperti anda katakan blog “biasa saja”? Ini karena saya peduli pada umat manusia. Saya bukan orang yang berprasangka. Saya tidak menganggap saya orang hebat atau superstar dan saya tidak mengangkat kepala saya tinggi-tinggi. Yesus duduk bersama orang-orang berdosa karena dia pikir mereka lebih perlu diselamatkan. Saya anggap Yesus orang baik dan saya ingin mengikuti jejaknya, bukan jejak seorang pembunuh bejat.

Jadi saya kunjungi situs pendosa anda dan berdiskusi dengan harapan bisa menyadarkan seseorang disana. Jika saja seorang teroris mulai berpikir dan memutuskan utk tidak membunuh karena dia pikir mungkin saya berkata benar, maka saya mungkin telah menyelamatkan 10 nyawa. Ini kemenangan besar utk saya. Saya menyerukan pada ulama-ulama besar utk membuka mata mereka dan melihat kenyataan tapi saya juga datang mengunjungi anda, pendosa ‘biasa saja’ dan tidak penting agar anda melihat kejahatan-kejahatan anda dan bertobat.

Anda yang lebih perlu mendengar kebenaran dibanding orang-orang lainnya. Anda menutupi telinga anda dan menghindari kebenaran. Saya menipu anda dan membuat anda mendengarkan saya. Sekarang anda telah mendengarnya dan anda tidak punya alasan lagi.

Para muslims itu, yang percaya pada kebohongan-kebohongan Muhammad, yang tidak membunuhi,akan diampuni. Tidak seperti Auwloh swt yg palsu, Tuhan sejati tidaklah pendendam. Tuhan sejati adalah maha pengampun sejati juga. Jika orang tidak melakukan dosa besar dia akan diampuni meski jika mereka tersesat. Tapi dia tidak akan memaafkan para pembunuh, karena akan tidak adil bagi korban-korban pembunuhan tsb dan Tuhan bukan tidak adil.

Saya ingin menyelamatkan anda dari neraka, tapi lebih dari itu, saya juga ingin menyelamatkan nyawa orang-orang tak bersalah yang akan jadi korban kebodohan dan keinginan anda utk mendapat seks bebas bersama 72 bidadari di surga. Betapa menjijikan anda rela membunuh dan menghancurkan banyak hidup orang demi sebuah janji gila bermain seks bebas di surga. Apa semua pembunuhan dan pembantaian, semua luka yang anda sebabkan pada banyak jiwa itu, hanya utk memuaskan kelamin anda saja? Benar-benar sebuah agama yang memalukan. Betapa pikiran setan yang ada dibenak anda. Nafas anda membuat polusi planet bumi ini.

Anda menulis: “Mereka yang ada dijalan yang benar tidak mengejek hal-hal, tidak menyerang pribadi.”

Pribadi apa? Muhammad adalah penjelmaan setan. Utk apa menghormati orang jahat itu? Siapa bilang tidak boleh mengejek orang yang paling jahat dimuka bumi ini? Kita mengejek Hitler, Stalin, Pol Pot, Kim Jung Il dan para kriminal psikopat lainnya. Muhammad mengalahkan semua orang itu. Kenapa kita tidak boleh mengatakan kebenaran tentang orang gila itu dan menyadarkan orang-orang bodoh seperti anda akan ketertipuannya?

Jika perkataan anda ada kebenarannnya, katakan kenapa Muhammad memfitnah tiap orang? Apa dia menunjukkan hormat pada agamanya orang Quraish? Tidakkah dia menodai kuil mereka dan membakar dewa-dewa mereka? Itu kepercayaan mereka. Mereka anggap keramat, suci. Bagi mereka itulah kebenaran. Jika dia punya hak melakukan itu karena dalam pandangannya mereka salah, maka kita juga punya hak utk mengatakan kebenaran tentang kriminal itu dan mengungkapkan kebohongannya karena dalam pandangan kita dia hanyalah nabi palsu pembohong dan orang jahat.

Muhammad tidak menghargai pamannya sendiri yang punya pembantu, Thuaiba, yang menyusui dia ketika ibunya tidak mau. Orang tidak tahu diri ini membuat Auwloh palsunya mengutuk sang paman. Bukankah ini bodoh? Kenapa Tuhan mau mengutuk seseorang? Benarkah itu Tuhan? Apa Tuhan tidak bisa membakar langsung pamannya itu? Lalu kenapa meminta Tuhan mengutuk dia? Ini semua rahasia-rahasia yang tanpa sengaja malah membeberkan kebohongan-kebohongannya sendiri. Kenyataan sebenarnya adalah jika Muhammad membuat Auwloh mengutuk makhluk ciptaannya menunjukkan bahwa Auwloh swt sebenarnya bukanlah Tuhan sejati. Jika saya punya kuasa atas anda, saya tidak akan mengutuk anda, saya pencet anda dengan hukuman yang pantas. Tapi jika saya tidak punya kuasa, yang bisa saya lakukan hanya mengutuk dan mengutuk, agar nabi saya merasa enak perasaannya. Hanya orang bodoh yang tidak bisa melihat Muhammad itu seorang pembohong dan Auwloh swt itu bukanlah Tuhan asli.

Bukankah Muhammad memfitnah para cendekiawan Mekah? Bukankah dia menyebut Abul Hakam, orang terpelajar yang oleh sukunya disebut Bapak Bijak, dengan nama ejekan Abu Jahl (Bapak Kebodohan)? Pertama, lihat dulu kelakuan nabimu sendiri sebelum menuduh orang lain berkelakuan jelek.

Kebodohan dan ketidak tahuan anda sangat-sangatlah mencolok mata jika anda menganggap anda dan teroris teman anda sebagai “korban”, karena pemerintah-pemerintah di dunia mencoba memburu anda dan membawa anda ke meja hijau.

Apa anda benar-benar setolol ini atau cuma pura-pura? Pemerintah dunia mencari-cari anda bukan karena kepercayaan anda tapi karena kejahatan anda. Anda pembunuh dan pembantai. Pemerintah mana yang akan membiarkan pembunuh manusia berkeliaran? Mereka mengejar anda karena darah di tangan anda. Itu karena anda melakukan pembunuhan dan menganjurkan pembunuhan. Tak seorangpun peduli akan kepercayaan atau agama anda.

Dilain pihak anda ingin memancung kepala mereka yang kepercayaannya berbeda dengan agama setan anda. Anda kehilangan pikiran anda sedemikian sehingga tidak mampu membedakan yang benar dan yang palsu. Anda menjual jiwa anda pada iblis dan yang bisa anda keluarkan hanya kebodohan dan kemustahilan. Anda bukan korban tapi monster. Korban adalah anak-anak dan orang-orang yang anda bunuh.

Jadi anda pikir saya berbohong dan anda berkata jujur? Kalau begitu publikasikan surat ini disitus anda dan jawablah. Tunjukkan keberanian anda, pengecut! Saya tahu pasti anda pengecut karena saya tahu betapa takut anda akan kebenaran. Anda takut dengan kata-kata. Kata-kata saja membuat anda terkencing-kencing. Apa ada kepengecutan yang lebih rendah dari ini?

Islam akan jatuh dan anda akan masuk neraka, tapi lama setelah anda dan saya mati, surat-surat ini akan dibaca oleh generasi-generasi berikutnya dan mereka akan belajar betapa doktrin kebencian yang paling jahat dimusnahkan. Para guru akan menceritakan pada murid-muridnya agar jangan takut utk ragu pada hal-hal yang konvensional karena hal-hal tsb sering salah.

Orang-orang tua akan berkata pada anak-anaknya, jangan takut berhadapan dengan dunia karena jika mereka ada dipihak benar, dunia tidak akan bisa melawan mereka. Guru-guru akan memotivasi para pendengarnya dengan mengingatkan betapa sekelompok kecil orang-orang biasa, tidak lebih berbakat dari orang-orang yang biasa ditemui dijalan, tanpa dana dan dukungan dari pemerintah telah melawan agama besar dunia dan akhirnya menang!

Para penganjur tanpa kekerasan (non-violance) akan mengingat-ingat betapa lewat perkataan saja, berkata benar, sebuah kelompok kecil melibas kebohongan terbesar dalam sejarah manusia, tanpa senjata dan pertumpahan darah, dan betapa kita menang atas musuh-musuh kita dan mengubah mereka menjadi teman dan sekutu.

Gunung-gunung akan mampu dipindahkan jika orang gigih melakukannya. Kita hanyalah ribuan orang gigih saja. Tidak ada yang bisa menghentikan kita. Kebenaran berpihak pada kita. Kita berani berhadapan dengan iblis dan menolaknya. Kita didorong oleh cinta pada sesama. Tujuan kita mulia. Kita ingin melihat kesatuan diseluruh umat manusia. Kita ingin menghentikan budaya benci dan tipuan ini. Orang-orang bodoh menyebut kita para pembenci. Mereka akan malu sendiri jika kita mengangkat bendera kemenangan di setiap daerah dan setiap belokan jalan.

-a.s.





3 comments:

islamoholic said...
Menimbang Keadilan Tuhan Sepanjang beberapa kajian yang lalu tampak banyak ikhtilaf di antara dua mazhab Teologis, yaitu Asy’ariyah dan Mu’tazilah dalam berbagai masalah. Di antaranya, masalah kalam Allah, iradah Allah, Tauhid Sifati, Determinasi dan Kehendak Bebas, Qadha dan Qadar. Kita pun melihat betapa pandangan dua mazhab tersebut mengesankan sikap ifrat dan tafrit. Salah satu ikhtilaf mendasar di antara Asy’ariyah dan Mu’tazilah ialah masalah Keadilan Ilahi. Di sini, kita jumpai bagaimana Syi’ah sejalan dengan Mu’tazilah. Kedua mazhab ini dikenal juga dengan ‘Adliyah, sebagai lawan dari Asy’ariyah. Mengingat pentingnya masalah ini, masalah ini dianggap sebagai masalah pokok di dalam ilmu Kalam. Bahkan masalah ini dianggap sebagai masalah ushulul ‘aqaid dan termasuk keistimewaan yang dimiliki oleh mazhab Syi’ah dan Mu’tazilah. Perlu diketahui bahwa mazhab Asy’ariyah juga sebenarnya tidak menolak keadilan Ilahi. Mereka tidak menilai bahwa Allah Swt. itu zalim, na’u dzubillah. Karena sesungguhnya ayat-ayat al-Qur’an yang jelas yang tidak perlu ditakwil menetapkan adanya keadilan Ilahi dan menafikan berbagai macam kezaliman dari-Nya. Akan tetapi pembahasan dalam tema ini berkisar tentang apakah akal manusia –tanpa bersandar kepada al-Qur’an dan Sunnah– dapat mengetahui dasar-dasar untuk suatu per-buatan, khususnya perbuatan Allah, yang atas dasar tersebut mengharuskan seseorang agar melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. Misalnya, akal dapat menghukumi bahwa Allah Swt itu mesti memasukkan kaum mukmin ke dalam surga dan kaum kafir ke dalam neraka. Ataukah hukum-hukum seperti ini tidak dapat dipahami kecuali dengan bersandar kepada wahyu Ilahi, yang tanpanya akal tidak dapat menyatakan hukum-hukum tersebut? Dengan demikian, masalah utama yang diperdebatkan adalah yang diistilahkan dengan baik dan buruk akli (husn wa kubh aqli). Asy’ariyah mengingkari hal tersebut. Mereka berkeyakinan bahwa segala hal penciptaan yang dilakukan Allah adalah kebaikan, dan hukum apa saja yang disyariatkan Oleh-Nya adalah kebaikan. Bukan lantaran perbuatan itu baik lalu Allah memerintahkan untuk dilakukan atau ditinggalkan. Adapun mazhab ‘Adliyah meyakini bahwa segala per-buatan, terlepas dari kaitan penciptaan dan pensyariatannya pada Allah, pada dirinya sendiri bersifat baik atau buruk. Pada batas-batas tertentu, Akal mampu menjangkau kebaikan dan keburukan suatu perbuatan serta menyucikan dzat Allah dari melakukan perbuatan buruk. Pengetahuan akal ini tidak berarti bahwa akal – na’udzubillah – memerintah Allah atau mencegah-Nya. Maksud di atas ini ialah bahwa akal dapat mengetahui kesesuaian atau tidaknya suatu perbuatan dengan sifat-sifat sempurna Allah. Karenanya, ‘Adliyah meyakini kemustahilan dilakukannya perbuatan buruk oleh Allah Swt. Jelas bahwa pengkajian terperinci atas tema-tema ini dan jawaban atas kritik serta keraguan yang dilontarkan oleh mazhab Asy’ariyah -dalam mengingkari baik dan buruk akli dan berhadapan dengan ‘Adliyah- tidaklah sesuai dengan kapasitas buku ini. Begitu pula, sangat mungkin terdapat beberapa kelemahan pada Mu’tazilah yang perlu diurai dan dikritisi. Akan tetapi, keyakinan dasar terhadap baik dan buruk akli itu telah diterima oleh Syi’ah. Akan tampak bahwa hal itu didukung oleh Al-Qur’an, hadis Nabi Saw. dan sabda para imam maksum As. Oleh karena itu, terlebih dahulu kami akan menjelaskan pengertian adil atau keadilan. Lalu, kami akan menjelaskan dalil-dalil rasional atas sifat adil tersebut yang termasuk sifat-sifat fi’liyah (perbuatan) Allah. Pada bagian akhir, kami akan mengkritisi keraguan-keraguan penting dalam masalah ini dan mem-berikan jawabannya. Arti Keadilan Keadilan secara leksikal berarti sama dan menyamakan. Dan menurut pandangan umum, keadilan yaitu menjaga hak-hak orang lain. Keadilan merupakan lawan kezaliman yang berarti merampas hak-hak orang lain. Atas dasar ini, definisi keadilan ialah memberikan hak kepada yang berhak mene-rimanya. Maka itu, pertama kita harus mempunyai gambaran adanya pihak yang mempunyai hak sehingga dapat dikatakan bahwa menjaga haknya merupakan keadilan dan merampas haknya adalah kezaliman. Akan tetapi, terkadang pengertian adil ini lebih diperluas lagi dan digunakan dengan makna: menempatkan sesuatu pada tempatnya atau mengerjakan segala sesuatu dengan baik. Berdasarkan definisi ini, keadilan sinonim dengan bijakasana. Maka, perbuatan yang adil yaitu perbuatan yang bijak. Adapun bagaimana hak orang yang berhak dan posisi semestinya setiap sesuatu itu dapat ditentukan, pembahasan persoalan ini sangat luas dan merupakan bagian yang penting dalam pembahasan Filsafat Etika dan Filsafat Hukum yang tidak mungkin dapat kita bahas pada kesempatan ini. Yang perlu kami tekankan di sini adalah bahwa setiap orang yang berakal pasti mengetahui bahwa apabila seseorang itu merampas sepotong roti dari seorang anak yatim tanpa alasan yang jelas, atau menumpahkan darah orang lain yang tidak bersalah, berarti ia telah melakukan kezaliman dan melakukan tindakan yang buruk. Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang mengambil kembali sepotong roti yang telah diambil dari seorang pencuri, kemudian mengembalikannya kepada anak yatim atau ia memberikan sanksi atas pembunuh yang berbuat jahat sesuai dengan kejahatannya, berarti ia telah berbuat baik dan benar. Sesungguhnya penilaian terhadap kebaikan dan keburukan, keadilan dan kezaliman ini tidak bergantung kepada perintah dan larangan Allah, sebab penilaian ini dapat dipahami sekalipun oleh orang yang tidak beriman kepada wujud Allah Swt. Adapun apa sebenarnya dasar hukum tersebut, dan kekuatan indra apa yang dapat mengetahui kebaikan dan keburukan perbuatan, adalah bagian masalah Filsafat. Dengan demikian, keadilan dapat didekatkan dengan dua pengertian: pengertian khusus dan pengertian umum. Yang pertama ialah menjaga hak-hak orang lain, dan yang kedua adalah keluarnya suatu perbuatan dengan cara hikmah di mana menjaga hak-hak orang lain termasuk bagian dari mishdaq-nya (instanta). Berdasarkan hal itu, maka adil bukan berarti memberikan secara sama kepada seluruh umat manusia atau di antara segala sesuatu. Seorang guru yang adil bukanlah yang memiliki sikap yang sama terhadap seluruh anak didiknya, sehingga ia menyamakan seluruhnya dalam hal memberikan teguran dan pujian baik kepada anak didiknya yang rajin maupun yang malas. Seorang hakim yang adil bukanlah yang membagi harta yang dipertikaikan itu secara sama antara orang yang bertikai. Seorang guru yang adil adalah yang memuji setiap anak didiknya dan juga memberikan peringatan kepada mereka sesuai dengan hak-haknya. Hakim yang adil adalah hakim yang mengembalikan harta yang dipertikaikan kepada yang berhak. Demikian pula, sesuai dengan Hikmah dan Keadilan Ilahi, Allah Swt. tidak menciptakan seluruh makhluk-Nya dalam bentuk yang sama, misalnya Allah menciptakan manusia bertanduk atau bersayap dan sebagainya. Akan tetapi Dia menciptakan alam semesta dalam bentuk yang terukur sehingga dapat terealisasi kebaikan dan kesempurnaan. Allah Swt. menciptakan segenap makhluk-Nya dalam bentuk yang serasi antara bagian-bagiannya dengan tujuannya yang terakhir. Demikian pula sesuai dengan Hikmah dan Keadilan Ilahi, Allah membebankan tugas (taklif) kepada setiap manusia sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan Dia pun memutuskan suatu hukum sesuai dengan kemampuan dan kehendak bebas mereka, serta memberikan balasan, baik berupa pahala atau siksa yang setimpal dengan tiap-tiap perbuatan mereka. Allah Swt. berfirman: ”Sesungguhnya Allah tidak akan membebani manusia sesuai dengan kemampuannya.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 286) “Dan akan diputuskan kepada mereka itu suatu tugas hukum dengan keadilan dan tidak dizalimi sedikit pun.” (Qs. Yunus [10]: 54) “Maka pada hari kiamat tidak dizalimi seorang pun dan tidak diberikan balasan terhadap apa yang mereka lakukan melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat.” (Qs.Yasin [33]:54) Dalil atas Keadilan Ilahi Telah kami katakan bahwa Keadilan Ilahi merupakan salah satu mishdaq Hikmah Ilahiyah. Berdasarkan salah satu penafsiran, keadilan adalah Hikmah Ilahiyah itu sendiri. Tentunya, dalil yang digunakan untuk menetapkan Keadilan Ilahi adalah dalil yang juga digunakan untuk menetapkan Hikmah Ilahiyah, seperti yang telah dibahas pada kajian 11. Di sini kami akan mengulanginya secara lebih terinci. Pada pelajaran yang lalu telah kita ketahui bahwa Allah Swt. memiliki tingkat kekuasaan yang paling tinggi dan sempurna, bahwa Dia Mahamampu untuk melakukan peker-jaan apa saja yang mungkin terjadi, atau tidak melakukannya tanpa tunduk pada pengaruh apapun dan tanpa dipaksa oleh selainnya. Akan tetapi, Allah Swt. tidak melakukan segala apa yang Ia mampu untuk melakukannya, melainkan Dia hanya melakukan sesuatu yang Ia kehendaki. Telah kita ketahui pula bahwa kehendak Allah Swt. tidaklah sia-sia dan main-main. Hanya saja Dia tidak meng-hendaki sesuatu kecuali sesuai dengan sifat-sifat kesempur-naan-Nya. Apabila sesuatu itu tidak sesuai dengan sifat-sifat kesempurnaan, maka sesuatu itu tidak akan terjadi dan tidak akan Allah lakukan sama sekali, karena Dia adalah kesem-purnaan yang mutlak dan murni, maka kehendak-Nya pun hanya berurusan dengan sisi kesempurnaan dan kebaikan makhluknya saja. Apabila keberadaan suatu makhluk mela-zimkan sebagian keburukan atau kekurangan, maka sisi keburukan itu tidak dimaksudkan secara mendasar, akan tetapi hanya merupakan efek, sebab kehendak Allah secara mendasar hanya berurusan dengan kebaikan. Dengan demikian, sesuai dengan sifat-sifat Ilahi yang sempurna, Allah Swt. menciptakan alam semesta ini dalam bentuk yang sesempurna dan sebaik mungkin. Dari sinilah kita dapat menetapkan tentang sifat hikmah pada Allah Swt. Maka itu, kehendak Ilahiyah itu hanyalah berurusan dengan penciptaan manusia dari sisi wujudnya yang mungkin (mum-kinul wujud), yang merupakan sumber kebaikan sebanyak mungkin. Sebuah keistimewaan utama yang dimiliki oleh manusia adalah kehendak dan usaha bebasnya. Tidak syak lagi bahwa kekuatan berkehendak dan berusaha merupakan kesem-purnaan manusia, dan bahwa orang yang memilikinya dianggap lebih utama ketimbang orang yang tidak memi-likinya. Akan tetapi, kelaziman kehendak bebas manusia ialah bahwa ia mampu melakukan berbagai perbuatan yang baik yang dapat menyampaikannya kepada puncak kesempurnaan, juga ia mampu melakukan perbuatan yang buruk sehingga ia akan menderita kerugian dan kecelakaan yang abadi. Tentunya, sesuatu yang secara mendasar berkaitan dengan kehendak Ilahiyah adalah proses kesempurnaan manusia. Hanya saja proses kesempurnaan manusia membuka ke-mungkinan bahwa ia pun bisa gagal lantaran mengikuti hawa nafsu dan keinginan-keinginan setan. Oleh karena itu kehendak Ilahiyah pun berhubungan secara kausal dengan kegagalan usaha bebas umat manusia. Karena usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan itu membutuhkan pengetahuan yang benar akan jalan-jalan kebaikan dan keburukan, Allah memerintahkan umat manusia untuk melakukan sesuatu yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan baginya dan mencegah dari apa saja yang membawanya kepada kerusakan, penyelewengan serta kemunduran. Oleh karena itu, Allah Swt. memenuhi segala kebutuhan untuk usaha-usaha kesempurnaan. Selain itu, karena tugas-tugas Ilahi disyariatkan atas manusia untuk tujuan menyampaikan mereka kepada hasil dari pengamalan tugas-tugas Ilahi tersebut, maka itulah tugas-tugas tersebut harus sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, tugas yang tidak mungkin dilakukan adalah sia-sia dan tak berarti. Atas dasar itu, tingkat pertama bagi keadilan (dalam pengertian khusus) yaitu keadilan dalam hal penetapan tugas, dapat dibuktikan dengan argumen sebagai berikut: yaitu bahwa jika Alah Swt menetapkan tugas ke atas hamba-Nya yang ia tidak mampu untuk melakukannya, tugas itu tidak mungkin dilakukan dan menjadi penetapan yang sia-sia. Adapun keadilan dalam hal mengadili hamba-hamba dapat dibuktikan sebagai berikut: yaitu bahwa pengadilan dapat dilakukan oleh Allah untuk menentukan orang-orang yang berhak menerima pahala atau azab. Apabila pengadilan tersebut bertentangan dengan keadilan, itu melazimkan adanya kekurangan dan bertentangan dengan tujuan-Nya. Kemudian keadilan dalam hal memberi pahala atau siksa dapat dibuktikan dengan memperhatikan tujuan puncak penciptaan. Bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dengan bertujuan untuk menyampaikan mereka kepada hasil-hasil usaha mereka, baik usaha yang baik maupun yang buruk. Jika memberi pahala dan siksa itu tidak setimpal dengan perbuatan mereka, tujuan penciptaan itu tidak terpenuhi. Dengan demikian, dalil atas keadilan Allah dengan arti yang sesungguhnya dan pada semua tingkatnya ialah bahwa sifat-sifat dzatiyah Allah Swt. menuntut tindakan-Nya itu pasti adil dan bijaksana, dan tidak terdapat satu sifat pada-Nya yang melazimkan kezaliman atau kesia-siaan. Beberapa Keraguan dan Jawaban Keraguan Pertama: Bagaimana mungkin berbagai perbedaan pada makhluk Allah, khususnya manusia, itu bisa sesuai dengan Keadilan dan Hikmah Ilahiyah? Dan mengapa Allah Yang Mahaadil dan Bijak tidak menciptakan seluruh makhluk-Nya dalam bentuk yang sama? Jawab: perbedaan yang terdapat pada makhluk-makhluk Allah swt. di alam ini adalah suatu hal yang pasti terjadi sesuai dengan tata cipta-Nya dan tunduk kepada hukum sebab akibat yang menguasai tata cipta itu. Asumsi persamaan pada ciptaan Allah merupakan asumsi yang dangkal dan sia-sia. Kalau kita pikirkan baik-baik, akan kita ketahui bahwa asumsi semacam itu berarti meninggalkan ciptaan, karena apabila seluruh manusia itu adalah laki-laki atau perempuan semuanya, maka tidak akan terealisasi kelahiran dan ketu-runan dan pasti akan habis manusia di muka bumi ini. Dan apabila semua makhluk Allah itu adalah manusia saja, tidak akan didapati bahan makanan atau hal-hal lain yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dan seandainya seluruh makhluk Allah itu adalah hewan atau satu macam tumbuhan yang mempunyai warna dan sifat-sifat yang satu pula, maka tidak akan ditemukan adanya karunia dan manfaat-manfaat yang banyak, dan tidak akan didapati pula pemandangan yang indah. Adanya fenomena semacam ini, yaitu bentuk dan sifat yang beragam, merupakan kelaziman faktor-faktor dan syarat-syarat yang dapat terpenuhi sesuai dengan proses perubahan dan dan pergantian materi, dan tidak seorang pun -sebelum ia diciptakan- mempunyai hak untuk mengatur penciptaan Allah Swt. atas dirinya, yaitu menuntut agar Dia menciptakannya dalam bentuk, tempat dan zaman tertentu saja, sehingga terdapat peluang untuk keadilan dan kezaliman. Keraguan Kedua: Apabila Hikmah Ilahiyah itu menuntut hidupnya manusia di alam dunia ini, namun mengapa setelah itu Allah mema-tikan manusia dan mengakhiri hidupnya? Jawab: pertama, kehidupan dan kematian segala sesuatu di dunia ini sebenarnya tunduk pada hukum alam (takwini) dan sebab-akibat, serta merupakan kemestian bagi tata cipta alam ini. Kedua, apabila seluruh makhluk hidup ini tidak menga-lami kematian, tidak akan ada lahan untuk makhluk-makhluk hidup yang akan datang. Dengan demikian, generasi berikutnya tidak mendapatkan kehidupan. Ketiga, apabila kita berasumsi bahwa kehidupan manusia ini berlangsung abadi, maka tidak akan berlalu masa yang panjang kecuali kita akan melihat permukaan bumi ini di-penuhi oleh umat manusia, dan bumi akan menjadi sempit dengan keberadaan mereka, sehingga setiap manusia akan mengharapkan kematian karena beratnya menanggung rasa lapar, sakit dan kelelahan. Keempat, sesungguhnya tujuan utama diciptakannya manusia adalah untuk kebahagiaan yang abadi dan hakiki. Jika manusia tidak dipindahkan dari kehidupan dunia ke kehidupan lainnya (akhirat) melalui kematian, tujuan utama untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki tersebut tidak akan terealisasi. Keraguan Ketiga: Kejadian berbagai penyakit dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi serta adanya patologi-patologi sosial seperti kezaliman dan peperangan, bagaimana bisa sesuai dengan Keadilan Ilahi? Jawab: pertama, gejala-gejala dan bencana alam yang menyakitkan itu merupakan kelaziman dari perbuatan-perbuatan yang bersifat materi, dimana benda-benda itu saling berinteraksi, bergesekan dan berbenturan. Mengingat bahwa kebaikan gejala-gejala tersebut lebih banyak daripada keburukannya, hal itu tidak bertentangan dengan Hikmah Ilahiyah. Demikian pula, krisis sosial sebenarnya muncul lantaran usaha manusia. Usaha ini sesuai dengan Hikmah Ilahiyah. Hanya yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa manfaat dari kehidupan sosial dan hal-hal yang positif sebenarnya lebih banyak daripada kerugiannya. Seandainya kerugian itu lebih banyak, tentu tidak akan ada lagi manusia di muka bumi ini. Kedua, kejadian berbagai macam bencana dan musibah tersebut, di satu sisi akan mendorong manusia untuk mencari rahasia dan sebab-sebab alami, serta berusaha untuk mengungkapnya. Dengan demikian, akan lahir pengetahuan, penemuan, serta produk-produk yang berbagai macam. Di sisi lain, ihwal menghadapi bencana-bencana tersebut lalu ber-usaha untuk mencari jalan keluarnya berperan besar dalam menggali dan mengembangkan potensi manusia, serta dalam mencapai kesempurnaan umat manusia itu sendiri demi peningkatan dan kemajuan hidup. Sehingga pada akhirnya, akan timbul ketabahan dalam menanggung beban penyakit dan musibah tersebut. Apabila ketabahan itu dilandasi oleh alasan-alasan yang benar dan sesuai dengan syariat, hal itu akan mendatangkan pahala yang abadi di akherat kelak. Ketabahan itu tidak akan sia-sia, bahkan ia akan diimbal dengan ganjaran yang lebih mulia dan berlipat ganda. Keraguan Keempat: Bagaimana siksa Allah yang bersifat abadi atas dosa-dosa yang sekejap dilakukan oleh pelaku-pelakunya di alam dunia ini bisa selaras dengan Keadilan Ilahi? Jawab: Sebenarnya ada hubungan sebab-akibat antara perbuatan yang baik atau buruk dan antara pahala atau siksa akhirat, sebagaimana yang diungkap oleh wahyu, dan manu-sia pun telah diingatkan akan hal itu. Sebagaimana kita perhatikan di alam dunia ini adanya kejahatan yang penga-ruhnya berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, walaupun kejahatan tersebut bersifat sementara atau sesaat saja. Misalnya, jika seseorang menciderai mata orang lain sampai buta, atau ia mencederai matanya sendiri. Perbuatan semacam ini terjadi sekejap saja, akan tetapi akibatnya berlangsung terus sepanjang usianya. Demikian pula, dosa-dosa besar berpengaruh pada nasib buruk ukhrawi yang bersifat abadi. Jika kemudian pelaku dosa itu tidak melakukan cara yang dapat menghapusnya (seperti taubat), keadaannya ini akan berdampak buruk selama-lamanya, sebagaimana kebutaan seseorang sampai akhir hayatnya hanya lantaran perbuatannya yang sekejap saja. Ini semua tidak menentang Keadilan Ilahi. Demikian pula azab Ilahi yang abadi itu merupakan akibat dari dosa-dosa besar. Juga hal ini tidak mengabaikan keadilan Ilahi, karena ia merupakan dampak dari dosa yang dilakukan pelakunya atas dasar kesadarannya.
islamoholic said...
Menimbang Keadilan Tuhan Sepanjang beberapa kajian yang lalu tampak banyak ikhtilaf di antara dua mazhab Teologis, yaitu Asy’ariyah dan Mu’tazilah dalam berbagai masalah. Di antaranya, masalah kalam Allah, iradah Allah, Tauhid Sifati, Determinasi dan Kehendak Bebas, Qadha dan Qadar. Kita pun melihat betapa pandangan dua mazhab tersebut mengesankan sikap ifrat dan tafrit. Salah satu ikhtilaf mendasar di antara Asy’ariyah dan Mu’tazilah ialah masalah Keadilan Ilahi. Di sini, kita jumpai bagaimana Syi’ah sejalan dengan Mu’tazilah. Kedua mazhab ini dikenal juga dengan ‘Adliyah, sebagai lawan dari Asy’ariyah. Mengingat pentingnya masalah ini, masalah ini dianggap sebagai masalah pokok di dalam ilmu Kalam. Bahkan masalah ini dianggap sebagai masalah ushulul ‘aqaid dan termasuk keistimewaan yang dimiliki oleh mazhab Syi’ah dan Mu’tazilah. Perlu diketahui bahwa mazhab Asy’ariyah juga sebenarnya tidak menolak keadilan Ilahi. Mereka tidak menilai bahwa Allah Swt. itu zalim, na’u dzubillah. Karena sesungguhnya ayat-ayat al-Qur’an yang jelas yang tidak perlu ditakwil menetapkan adanya keadilan Ilahi dan menafikan berbagai macam kezaliman dari-Nya. Akan tetapi pembahasan dalam tema ini berkisar tentang apakah akal manusia –tanpa bersandar kepada al-Qur’an dan Sunnah– dapat mengetahui dasar-dasar untuk suatu per-buatan, khususnya perbuatan Allah, yang atas dasar tersebut mengharuskan seseorang agar melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. Misalnya, akal dapat menghukumi bahwa Allah Swt itu mesti memasukkan kaum mukmin ke dalam surga dan kaum kafir ke dalam neraka. Ataukah hukum-hukum seperti ini tidak dapat dipahami kecuali dengan bersandar kepada wahyu Ilahi, yang tanpanya akal tidak dapat menyatakan hukum-hukum tersebut? Dengan demikian, masalah utama yang diperdebatkan adalah yang diistilahkan dengan baik dan buruk akli (husn wa kubh aqli). Asy’ariyah mengingkari hal tersebut. Mereka berkeyakinan bahwa segala hal penciptaan yang dilakukan Allah adalah kebaikan, dan hukum apa saja yang disyariatkan Oleh-Nya adalah kebaikan. Bukan lantaran perbuatan itu baik lalu Allah memerintahkan untuk dilakukan atau ditinggalkan. Adapun mazhab ‘Adliyah meyakini bahwa segala per-buatan, terlepas dari kaitan penciptaan dan pensyariatannya pada Allah, pada dirinya sendiri bersifat baik atau buruk. Pada batas-batas tertentu, Akal mampu menjangkau kebaikan dan keburukan suatu perbuatan serta menyucikan dzat Allah dari melakukan perbuatan buruk. Pengetahuan akal ini tidak berarti bahwa akal – na’udzubillah – memerintah Allah atau mencegah-Nya. Maksud di atas ini ialah bahwa akal dapat mengetahui kesesuaian atau tidaknya suatu perbuatan dengan sifat-sifat sempurna Allah. Karenanya, ‘Adliyah meyakini kemustahilan dilakukannya perbuatan buruk oleh Allah Swt. Jelas bahwa pengkajian terperinci atas tema-tema ini dan jawaban atas kritik serta keraguan yang dilontarkan oleh mazhab Asy’ariyah -dalam mengingkari baik dan buruk akli dan berhadapan dengan ‘Adliyah- tidaklah sesuai dengan kapasitas buku ini. Begitu pula, sangat mungkin terdapat beberapa kelemahan pada Mu’tazilah yang perlu diurai dan dikritisi. Akan tetapi, keyakinan dasar terhadap baik dan buruk akli itu telah diterima oleh Syi’ah. Akan tampak bahwa hal itu didukung oleh Al-Qur’an, hadis Nabi Saw. dan sabda para imam maksum As. Oleh karena itu, terlebih dahulu kami akan menjelaskan pengertian adil atau keadilan. Lalu, kami akan menjelaskan dalil-dalil rasional atas sifat adil tersebut yang termasuk sifat-sifat fi’liyah (perbuatan) Allah. Pada bagian akhir, kami akan mengkritisi keraguan-keraguan penting dalam masalah ini dan mem-berikan jawabannya. Arti Keadilan Keadilan secara leksikal berarti sama dan menyamakan. Dan menurut pandangan umum, keadilan yaitu menjaga hak-hak orang lain. Keadilan merupakan lawan kezaliman yang berarti merampas hak-hak orang lain. Atas dasar ini, definisi keadilan ialah memberikan hak kepada yang berhak mene-rimanya. Maka itu, pertama kita harus mempunyai gambaran adanya pihak yang mempunyai hak sehingga dapat dikatakan bahwa menjaga haknya merupakan keadilan dan merampas haknya adalah kezaliman. Akan tetapi, terkadang pengertian adil ini lebih diperluas lagi dan digunakan dengan makna: menempatkan sesuatu pada tempatnya atau mengerjakan segala sesuatu dengan baik. Berdasarkan definisi ini, keadilan sinonim dengan bijakasana. Maka, perbuatan yang adil yaitu perbuatan yang bijak. Adapun bagaimana hak orang yang berhak dan posisi semestinya setiap sesuatu itu dapat ditentukan, pembahasan persoalan ini sangat luas dan merupakan bagian yang penting dalam pembahasan Filsafat Etika dan Filsafat Hukum yang tidak mungkin dapat kita bahas pada kesempatan ini. Yang perlu kami tekankan di sini adalah bahwa setiap orang yang berakal pasti mengetahui bahwa apabila seseorang itu merampas sepotong roti dari seorang anak yatim tanpa alasan yang jelas, atau menumpahkan darah orang lain yang tidak bersalah, berarti ia telah melakukan kezaliman dan melakukan tindakan yang buruk. Demikian pula sebaliknya, apabila seseorang mengambil kembali sepotong roti yang telah diambil dari seorang pencuri, kemudian mengembalikannya kepada anak yatim atau ia memberikan sanksi atas pembunuh yang berbuat jahat sesuai dengan kejahatannya, berarti ia telah berbuat baik dan benar. Sesungguhnya penilaian terhadap kebaikan dan keburukan, keadilan dan kezaliman ini tidak bergantung kepada perintah dan larangan Allah, sebab penilaian ini dapat dipahami sekalipun oleh orang yang tidak beriman kepada wujud Allah Swt. Adapun apa sebenarnya dasar hukum tersebut, dan kekuatan indra apa yang dapat mengetahui kebaikan dan keburukan perbuatan, adalah bagian masalah Filsafat. Dengan demikian, keadilan dapat didekatkan dengan dua pengertian: pengertian khusus dan pengertian umum. Yang pertama ialah menjaga hak-hak orang lain, dan yang kedua adalah keluarnya suatu perbuatan dengan cara hikmah di mana menjaga hak-hak orang lain termasuk bagian dari mishdaq-nya (instanta). Berdasarkan hal itu, maka adil bukan berarti memberikan secara sama kepada seluruh umat manusia atau di antara segala sesuatu. Seorang guru yang adil bukanlah yang memiliki sikap yang sama terhadap seluruh anak didiknya, sehingga ia menyamakan seluruhnya dalam hal memberikan teguran dan pujian baik kepada anak didiknya yang rajin maupun yang malas. Seorang hakim yang adil bukanlah yang membagi harta yang dipertikaikan itu secara sama antara orang yang bertikai. Seorang guru yang adil adalah yang memuji setiap anak didiknya dan juga memberikan peringatan kepada mereka sesuai dengan hak-haknya. Hakim yang adil adalah hakim yang mengembalikan harta yang dipertikaikan kepada yang berhak. Demikian pula, sesuai dengan Hikmah dan Keadilan Ilahi, Allah Swt. tidak menciptakan seluruh makhluk-Nya dalam bentuk yang sama, misalnya Allah menciptakan manusia bertanduk atau bersayap dan sebagainya. Akan tetapi Dia menciptakan alam semesta dalam bentuk yang terukur sehingga dapat terealisasi kebaikan dan kesempurnaan. Allah Swt. menciptakan segenap makhluk-Nya dalam bentuk yang serasi antara bagian-bagiannya dengan tujuannya yang terakhir. Demikian pula sesuai dengan Hikmah dan Keadilan Ilahi, Allah membebankan tugas (taklif) kepada setiap manusia sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan Dia pun memutuskan suatu hukum sesuai dengan kemampuan dan kehendak bebas mereka, serta memberikan balasan, baik berupa pahala atau siksa yang setimpal dengan tiap-tiap perbuatan mereka. Allah Swt. berfirman: ”Sesungguhnya Allah tidak akan membebani manusia sesuai dengan kemampuannya.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 286) “Dan akan diputuskan kepada mereka itu suatu tugas hukum dengan keadilan dan tidak dizalimi sedikit pun.” (Qs. Yunus [10]: 54) “Maka pada hari kiamat tidak dizalimi seorang pun dan tidak diberikan balasan terhadap apa yang mereka lakukan melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat.” (Qs.Yasin [33]:54) Dalil atas Keadilan Ilahi Telah kami katakan bahwa Keadilan Ilahi merupakan salah satu mishdaq Hikmah Ilahiyah. Berdasarkan salah satu penafsiran, keadilan adalah Hikmah Ilahiyah itu sendiri. Tentunya, dalil yang digunakan untuk menetapkan Keadilan Ilahi adalah dalil yang juga digunakan untuk menetapkan Hikmah Ilahiyah, seperti yang telah dibahas pada kajian 11. Di sini kami akan mengulanginya secara lebih terinci. Pada pelajaran yang lalu telah kita ketahui bahwa Allah Swt. memiliki tingkat kekuasaan yang paling tinggi dan sempurna, bahwa Dia Mahamampu untuk melakukan peker-jaan apa saja yang mungkin terjadi, atau tidak melakukannya tanpa tunduk pada pengaruh apapun dan tanpa dipaksa oleh selainnya. Akan tetapi, Allah Swt. tidak melakukan segala apa yang Ia mampu untuk melakukannya, melainkan Dia hanya melakukan sesuatu yang Ia kehendaki. Telah kita ketahui pula bahwa kehendak Allah Swt. tidaklah sia-sia dan main-main. Hanya saja Dia tidak meng-hendaki sesuatu kecuali sesuai dengan sifat-sifat kesempur-naan-Nya. Apabila sesuatu itu tidak sesuai dengan sifat-sifat kesempurnaan, maka sesuatu itu tidak akan terjadi dan tidak akan Allah lakukan sama sekali, karena Dia adalah kesem-purnaan yang mutlak dan murni, maka kehendak-Nya pun hanya berurusan dengan sisi kesempurnaan dan kebaikan makhluknya saja. Apabila keberadaan suatu makhluk mela-zimkan sebagian keburukan atau kekurangan, maka sisi keburukan itu tidak dimaksudkan secara mendasar, akan tetapi hanya merupakan efek, sebab kehendak Allah secara mendasar hanya berurusan dengan kebaikan. Dengan demikian, sesuai dengan sifat-sifat Ilahi yang sempurna, Allah Swt. menciptakan alam semesta ini dalam bentuk yang sesempurna dan sebaik mungkin. Dari sinilah kita dapat menetapkan tentang sifat hikmah pada Allah Swt. Maka itu, kehendak Ilahiyah itu hanyalah berurusan dengan penciptaan manusia dari sisi wujudnya yang mungkin (mum-kinul wujud), yang merupakan sumber kebaikan sebanyak mungkin. Sebuah keistimewaan utama yang dimiliki oleh manusia adalah kehendak dan usaha bebasnya. Tidak syak lagi bahwa kekuatan berkehendak dan berusaha merupakan kesem-purnaan manusia, dan bahwa orang yang memilikinya dianggap lebih utama ketimbang orang yang tidak memi-likinya. Akan tetapi, kelaziman kehendak bebas manusia ialah bahwa ia mampu melakukan berbagai perbuatan yang baik yang dapat menyampaikannya kepada puncak kesempurnaan, juga ia mampu melakukan perbuatan yang buruk sehingga ia akan menderita kerugian dan kecelakaan yang abadi. Tentunya, sesuatu yang secara mendasar berkaitan dengan kehendak Ilahiyah adalah proses kesempurnaan manusia. Hanya saja proses kesempurnaan manusia membuka ke-mungkinan bahwa ia pun bisa gagal lantaran mengikuti hawa nafsu dan keinginan-keinginan setan. Oleh karena itu kehendak Ilahiyah pun berhubungan secara kausal dengan kegagalan usaha bebas umat manusia. Karena usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan itu membutuhkan pengetahuan yang benar akan jalan-jalan kebaikan dan keburukan, Allah memerintahkan umat manusia untuk melakukan sesuatu yang mengandung kebaikan dan kemaslahatan baginya dan mencegah dari apa saja yang membawanya kepada kerusakan, penyelewengan serta kemunduran. Oleh karena itu, Allah Swt. memenuhi segala kebutuhan untuk usaha-usaha kesempurnaan. Selain itu, karena tugas-tugas Ilahi disyariatkan atas manusia untuk tujuan menyampaikan mereka kepada hasil dari pengamalan tugas-tugas Ilahi tersebut, maka itulah tugas-tugas tersebut harus sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karena itu, tugas yang tidak mungkin dilakukan adalah sia-sia dan tak berarti. Atas dasar itu, tingkat pertama bagi keadilan (dalam pengertian khusus) yaitu keadilan dalam hal penetapan tugas, dapat dibuktikan dengan argumen sebagai berikut: yaitu bahwa jika Alah Swt menetapkan tugas ke atas hamba-Nya yang ia tidak mampu untuk melakukannya, tugas itu tidak mungkin dilakukan dan menjadi penetapan yang sia-sia. Adapun keadilan dalam hal mengadili hamba-hamba dapat dibuktikan sebagai berikut: yaitu bahwa pengadilan dapat dilakukan oleh Allah untuk menentukan orang-orang yang berhak menerima pahala atau azab. Apabila pengadilan tersebut bertentangan dengan keadilan, itu melazimkan adanya kekurangan dan bertentangan dengan tujuan-Nya. Kemudian keadilan dalam hal memberi pahala atau siksa dapat dibuktikan dengan memperhatikan tujuan puncak penciptaan. Bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dengan bertujuan untuk menyampaikan mereka kepada hasil-hasil usaha mereka, baik usaha yang baik maupun yang buruk. Jika memberi pahala dan siksa itu tidak setimpal dengan perbuatan mereka, tujuan penciptaan itu tidak terpenuhi. Dengan demikian, dalil atas keadilan Allah dengan arti yang sesungguhnya dan pada semua tingkatnya ialah bahwa sifat-sifat dzatiyah Allah Swt. menuntut tindakan-Nya itu pasti adil dan bijaksana, dan tidak terdapat satu sifat pada-Nya yang melazimkan kezaliman atau kesia-siaan. Beberapa Keraguan dan Jawaban Keraguan Pertama: Bagaimana mungkin berbagai perbedaan pada makhluk Allah, khususnya manusia, itu bisa sesuai dengan Keadilan dan Hikmah Ilahiyah? Dan mengapa Allah Yang Mahaadil dan Bijak tidak menciptakan seluruh makhluk-Nya dalam bentuk yang sama? Jawab: perbedaan yang terdapat pada makhluk-makhluk Allah swt. di alam ini adalah suatu hal yang pasti terjadi sesuai dengan tata cipta-Nya dan tunduk kepada hukum sebab akibat yang menguasai tata cipta itu. Asumsi persamaan pada ciptaan Allah merupakan asumsi yang dangkal dan sia-sia. Kalau kita pikirkan baik-baik, akan kita ketahui bahwa asumsi semacam itu berarti meninggalkan ciptaan, karena apabila seluruh manusia itu adalah laki-laki atau perempuan semuanya, maka tidak akan terealisasi kelahiran dan ketu-runan dan pasti akan habis manusia di muka bumi ini. Dan apabila semua makhluk Allah itu adalah manusia saja, tidak akan didapati bahan makanan atau hal-hal lain yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dan seandainya seluruh makhluk Allah itu adalah hewan atau satu macam tumbuhan yang mempunyai warna dan sifat-sifat yang satu pula, maka tidak akan ditemukan adanya karunia dan manfaat-manfaat yang banyak, dan tidak akan didapati pula pemandangan yang indah. Adanya fenomena semacam ini, yaitu bentuk dan sifat yang beragam, merupakan kelaziman faktor-faktor dan syarat-syarat yang dapat terpenuhi sesuai dengan proses perubahan dan dan pergantian materi, dan tidak seorang pun -sebelum ia diciptakan- mempunyai hak untuk mengatur penciptaan Allah Swt. atas dirinya, yaitu menuntut agar Dia menciptakannya dalam bentuk, tempat dan zaman tertentu saja, sehingga terdapat peluang untuk keadilan dan kezaliman. Keraguan Kedua: Apabila Hikmah Ilahiyah itu menuntut hidupnya manusia di alam dunia ini, namun mengapa setelah itu Allah mema-tikan manusia dan mengakhiri hidupnya? Jawab: pertama, kehidupan dan kematian segala sesuatu di dunia ini sebenarnya tunduk pada hukum alam (takwini) dan sebab-akibat, serta merupakan kemestian bagi tata cipta alam ini. Kedua, apabila seluruh makhluk hidup ini tidak menga-lami kematian, tidak akan ada lahan untuk makhluk-makhluk hidup yang akan datang. Dengan demikian, generasi berikutnya tidak mendapatkan kehidupan. Ketiga, apabila kita berasumsi bahwa kehidupan manusia ini berlangsung abadi, maka tidak akan berlalu masa yang panjang kecuali kita akan melihat permukaan bumi ini di-penuhi oleh umat manusia, dan bumi akan menjadi sempit dengan keberadaan mereka, sehingga setiap manusia akan mengharapkan kematian karena beratnya menanggung rasa lapar, sakit dan kelelahan. Keempat, sesungguhnya tujuan utama diciptakannya manusia adalah untuk kebahagiaan yang abadi dan hakiki. Jika manusia tidak dipindahkan dari kehidupan dunia ke kehidupan lainnya (akhirat) melalui kematian, tujuan utama untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki tersebut tidak akan terealisasi. Keraguan Ketiga: Kejadian berbagai penyakit dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi serta adanya patologi-patologi sosial seperti kezaliman dan peperangan, bagaimana bisa sesuai dengan Keadilan Ilahi? Jawab: pertama, gejala-gejala dan bencana alam yang menyakitkan itu merupakan kelaziman dari perbuatan-perbuatan yang bersifat materi, dimana benda-benda itu saling berinteraksi, bergesekan dan berbenturan. Mengingat bahwa kebaikan gejala-gejala tersebut lebih banyak daripada keburukannya, hal itu tidak bertentangan dengan Hikmah Ilahiyah. Demikian pula, krisis sosial sebenarnya muncul lantaran usaha manusia. Usaha ini sesuai dengan Hikmah Ilahiyah. Hanya yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa manfaat dari kehidupan sosial dan hal-hal yang positif sebenarnya lebih banyak daripada kerugiannya. Seandainya kerugian itu lebih banyak, tentu tidak akan ada lagi manusia di muka bumi ini. Kedua, kejadian berbagai macam bencana dan musibah tersebut, di satu sisi akan mendorong manusia untuk mencari rahasia dan sebab-sebab alami, serta berusaha untuk mengungkapnya. Dengan demikian, akan lahir pengetahuan, penemuan, serta produk-produk yang berbagai macam. Di sisi lain, ihwal menghadapi bencana-bencana tersebut lalu ber-usaha untuk mencari jalan keluarnya berperan besar dalam menggali dan mengembangkan potensi manusia, serta dalam mencapai kesempurnaan umat manusia itu sendiri demi peningkatan dan kemajuan hidup. Sehingga pada akhirnya, akan timbul ketabahan dalam menanggung beban penyakit dan musibah tersebut. Apabila ketabahan itu dilandasi oleh alasan-alasan yang benar dan sesuai dengan syariat, hal itu akan mendatangkan pahala yang abadi di akherat kelak. Ketabahan itu tidak akan sia-sia, bahkan ia akan diimbal dengan ganjaran yang lebih mulia dan berlipat ganda. Keraguan Keempat: Bagaimana siksa Allah yang bersifat abadi atas dosa-dosa yang sekejap dilakukan oleh pelaku-pelakunya di alam dunia ini bisa selaras dengan Keadilan Ilahi? Jawab: Sebenarnya ada hubungan sebab-akibat antara perbuatan yang baik atau buruk dan antara pahala atau siksa akhirat, sebagaimana yang diungkap oleh wahyu, dan manu-sia pun telah diingatkan akan hal itu. Sebagaimana kita perhatikan di alam dunia ini adanya kejahatan yang penga-ruhnya berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, walaupun kejahatan tersebut bersifat sementara atau sesaat saja. Misalnya, jika seseorang menciderai mata orang lain sampai buta, atau ia mencederai matanya sendiri. Perbuatan semacam ini terjadi sekejap saja, akan tetapi akibatnya berlangsung terus sepanjang usianya. Demikian pula, dosa-dosa besar berpengaruh pada nasib buruk ukhrawi yang bersifat abadi. Jika kemudian pelaku dosa itu tidak melakukan cara yang dapat menghapusnya (seperti taubat), keadaannya ini akan berdampak buruk selama-lamanya, sebagaimana kebutaan seseorang sampai akhir hayatnya hanya lantaran perbuatannya yang sekejap saja. Ini semua tidak menentang Keadilan Ilahi. Demikian pula azab Ilahi yang abadi itu merupakan akibat dari dosa-dosa besar. Juga hal ini tidak mengabaikan keadilan Ilahi, karena ia merupakan dampak dari dosa yang dilakukan pelakunya atas dasar kesadarannya.
R.Jagen said...
Islam bisa jadi agama yang baik & relevan kalo ayat-ayat Madinah dibuang dari Al-Quran. Muslimer...coba baca ayat-ayat Mekah...luar biasa kan.