SERBUAN PERAMPOK ISLAM: BAYANGKAN!
Bayangkan!
Penyerangan & Perampokan Islami
By Ali Sina
Bayangkan kau adalah seorang perempuan muda (Muslim) yg hidup bahagia di negeri-mu dan rajin mempraktekkan agamamu. Kau suka dgn kepercayaanmu dan tidak mau mengubahnya. Tiba-tib datang berita bahwa musuh telah menjajah negerimu. Astagfirullah!
(Utk memudahkan khayalan ini dan membantu Muslim membayangkannya, anggaplah musuh yg menjajah ini adalah Israel). Pasukan mereka menggelinding masuk negerimu dg dalih hanya Judaisme-lah agama yg paling benar dari Tuhan dan semua agama lain cuma kiriman setan. Tentu saja, seperti para penjajah lain, mereka membuat alasan dg mengatakan bahwa pemerintahanmu telah melanggar sebuah perjanjian perdamaian dgn mereka. Dg begitu, mereka memutuskan bahwa kau dan bangsamu harus dihukum. Mereka masuk dg tank dan senjata, persis seperti tentara Serbia di Kosovo atau tentara Saddam Hussein di Kuwait.
Mereka membunuhi saudara-saudaramu, keluargamu, ibu dan ayahmu; membakar rumahmu. Mereka tidak memiliki ampun bahkan kebun-kebun juga dibakar. Mereka membunuh banyak laki-laki dan membagi-bagikan perempuan cantik dan muda kpd para tentara mereka. Safiyah, temanmu adalah seorang perempuan yg sangat cantik, dan baru saja kehilangan suami, ayah dan para kerabatnya dalam serangan ini. Safiyah ditangkap dan tanpa sempat bersedih atas tragedi yg menimpa keluarganya, dia dibawa pada kepala tentara musuh yg memperkosanya saat itu juga ditendanya.
Beberapa hari kemudian, perang berakhir. Rasa hening memilukan dan menakutkan tersebar dijalan-jalan, dan tak ada seorangpun berani keluar rumah. Kadang dijalanan kau dengar langkah tentara berbaris, lalu sepi kembali. Kotamu hancur, mayat-mayat dibuang secara serampangan keselokan. Kau khawatir bahwa saudara-saudara dan ayahmu ada diantara mereka. Dari jendela kau lihat asap masih mengepul dari kebun-kebun palm. Disana kau telah menyuburkan tanah dan bercocok-tanam. Tanahmu itu adalah sumber hidup keluargamu dan keluarga-keluarga lain dikota ini. Toko-toko di-obrak abrik dan barang-barangnya habis dijarah.
Para tentara memasuki tiap rumah dan mengambil apa saja yg mereka kehendaki. Kau duduk disudut lantai, mendekap lutut dan menyembunyikan kepala diantara kakimu. Perasaan yg dirasakan ibumu hanya kekosongan dan kepedihan yg hanya dapat dirasakan seorang ibu yg kehilangan semua anak lelakinya beserta suaminya. Dia berteriak seperti lolongan binatang yg kesakitan. Kau dengar tangis bayi. Apa itu anak tetangga? Dia pasti kelaparan, ibunya, sekarang jadi janda, tidak punya makanan dirumah utk anak-anaknya.
(Utk memudahkan khayalan ini dan membantu Muslim membayangkannya, anggaplah musuh yg menjajah ini adalah Israel). Pasukan mereka menggelinding masuk negerimu dg dalih hanya Judaisme-lah agama yg paling benar dari Tuhan dan semua agama lain cuma kiriman setan. Tentu saja, seperti para penjajah lain, mereka membuat alasan dg mengatakan bahwa pemerintahanmu telah melanggar sebuah perjanjian perdamaian dgn mereka. Dg begitu, mereka memutuskan bahwa kau dan bangsamu harus dihukum. Mereka masuk dg tank dan senjata, persis seperti tentara Serbia di Kosovo atau tentara Saddam Hussein di Kuwait.
Mereka membunuhi saudara-saudaramu, keluargamu, ibu dan ayahmu; membakar rumahmu. Mereka tidak memiliki ampun bahkan kebun-kebun juga dibakar. Mereka membunuh banyak laki-laki dan membagi-bagikan perempuan cantik dan muda kpd para tentara mereka. Safiyah, temanmu adalah seorang perempuan yg sangat cantik, dan baru saja kehilangan suami, ayah dan para kerabatnya dalam serangan ini. Safiyah ditangkap dan tanpa sempat bersedih atas tragedi yg menimpa keluarganya, dia dibawa pada kepala tentara musuh yg memperkosanya saat itu juga ditendanya.
Beberapa hari kemudian, perang berakhir. Rasa hening memilukan dan menakutkan tersebar dijalan-jalan, dan tak ada seorangpun berani keluar rumah. Kadang dijalanan kau dengar langkah tentara berbaris, lalu sepi kembali. Kotamu hancur, mayat-mayat dibuang secara serampangan keselokan. Kau khawatir bahwa saudara-saudara dan ayahmu ada diantara mereka. Dari jendela kau lihat asap masih mengepul dari kebun-kebun palm. Disana kau telah menyuburkan tanah dan bercocok-tanam. Tanahmu itu adalah sumber hidup keluargamu dan keluarga-keluarga lain dikota ini. Toko-toko di-obrak abrik dan barang-barangnya habis dijarah.
Para tentara memasuki tiap rumah dan mengambil apa saja yg mereka kehendaki. Kau duduk disudut lantai, mendekap lutut dan menyembunyikan kepala diantara kakimu. Perasaan yg dirasakan ibumu hanya kekosongan dan kepedihan yg hanya dapat dirasakan seorang ibu yg kehilangan semua anak lelakinya beserta suaminya. Dia berteriak seperti lolongan binatang yg kesakitan. Kau dengar tangis bayi. Apa itu anak tetangga? Dia pasti kelaparan, ibunya, sekarang jadi janda, tidak punya makanan dirumah utk anak-anaknya.
Kau duduk dan menatap dinding kosong, kau tidak bisa menangis,
kau sudah mati rasa. Kau terguncang dan tidak mengerti kenapa. Kenapa semua ini terjadi? Kau tidak pernah melukai siapapun. Kenapa para tentara itu melakukan ini pada keluarga dan bangsamu? Ditengah ruangan kau lihat keponakanmu perempuan yg baru 2 thn sedang bermain tanpa bersuara, kedua orangtuanya sudah mati, tadi dia menangis terus menerus, kemudian dia letih dan tertidur. Sekarang dia yatim piatu. Tapi dia tidak sadar akan hal itu.
Pikiranmu membawamu pada masa kau masih anak perempuan kecil. Kau ingat begitu bahagianya kau bermain dg ayahmu. Kau adalah putri kesayangannya. Dia suka menggendongmu dipundaknya sambil kau pegangi rambutnya. Kau merasa bak berada di puncak bumi. Dia sangat bangga akan dirimu. Dia telah menyimpan sedikit uang utk perkawinanmu dan membuat persiapan bagi pernikahanmu. Seharusnya perkawinan itu berlangsung beberapa bulan lagi. Dia juga telah membuat baju baru utk dipakai menari pada pesta perkawinanmu. Kau ingat betapa dia menanti-nanti saat itu. Betapapun, kau adalah anak perempuan satu-satunya. Baru seminggu lalu, kau menghapus airmatanya dan menciumnya dipipi sambil meyakinkannya bahwa meskipun kau akan pindah kerumah barumu kau akan selalu menjadi anak gadis kecilnya. Kau janji akan mengunjunginya tiap hari. Air mata mengalir dari pipimu. Setelah musuh menjajah kotamu, inilah pertama kalinya kau punya kesempatan utk duduk diam dan menangis.
Saat itu tetanggamu masuk dan memberitahu bahwa tentara penjajah menyuruh tiap orang meninggalkan kota dalam waktu empat bulan ini. Kau tanya, dg suara yg ketakutan, kemana? Kita tidak punya tempat tujuan! Ini rumah kita, kemana kita pergi, bagaimana kita bisa menemukan tempat tinggal?
Dia bilang jika kau ingin tinggal disini, musuh ingin kau mengolah ladang (yg sebenarnya milik keluargamu) dan memberi setengah hasil panennya pada mereka. Kau bingung. Kau tidak tau apa yg harus kau lakukan. Kau minta saran pada tetanggamu yg sudah tua itu. Dia menundukkan kepala dan tidak berkata apa-apa. Setelah sunyi sejenak, dia bilang jika kau memilih tinggal kau akan selalu digolongkan sebagai warga negara kelas dua (dhimi), yakni baik kau maupun anak-anakmu kelak atau cucu-cucumu atau generasi sesudah mereka tidak akan bisa ikut pemilihan atau ikut serta dalam pemerintahan negaramu. Bahkan kau akan disebut najis dan harus tunduk dg sukarela.
Dia bilang, kau diijinkan utk mempraktekan agamamu diam-diam, tapi tidak boleh menyebarkannya. Jika kau berusaha membujuk seorang Yahudi utk masuk Islam kau akan dipancung. Sebagai seorang muslim kau dapat menikahi lelaki Yahudi dan masuk agama Judaisme tapi jika saja seorang perempuan Yahudi menikahi seorang lelaki Muslim, lelaki itu akan dipancung.
Well, tenang saja dan berterimakasihlah bahwa satupun cerita diatas tidak terjadi padamu. Kau beruntung. Tapi 1400 tahun lalu, banyak perempuan Yahudi muda dari kota Khaibar, Medinah dan kota-kota lainnya mengalami nasib tragis ini. Mereka dipermalukan dgn tindakan-tindakan yg tidak pernah kau bayangkan. Mereka diambil sebagai JUGUN IYANFU (budak sex) oleh para Muslim dan diperdagangkan seperti hewan.
Muslim yakin benar bahwa Muhammad berjihad utk memuliakan pesan-pesan Tuhan. Hadis-hadis berikut ini menceritakan kisah yg sangat berbeda dari yg mereka percaya. Mereka menunjukkan bahwa motif sebenarnya adalah: uang, tanah dan perempuan, bukan memuliakan pesan Tuhan.
Semua hadis dibawah ini bisa ditemukan di–klik-sini.
Sahih Bukhari Volume 3, Book 39, Number 521
Diceritakan oleh Abdullah bin Umar;
Nabi menandatangani kontrak dg penduduk Khaibar agar mereka mengolah lahan dg syarat setengah dari hasil panen akan menjadi bagian mereka. Nabi biasa memberi istri-istrinya 100 Qasq masing-masing, 80 Wasq kurma dan 20 Wasq gandum. (Ketika Umar jadi Kalifah) dia memberi istri-istri nabi pilihan apakah mendapat tanah dan air sebagai bagian mereka atau meneruskan kebiasaan sebelumnya. Beberapa dari mereka memilih tanah dan sebagian lagi memilih Wasq dan Aisha memilih tanah.
Sahih Bukhari Volume 3, Book 39, Number 527
Diceritakan oleh Zaid bin Aslam dari ayahnya
Umar berkata, “Tapi utk masa depan generasi muslim, aku akan membagikan tanah dari kampung-kampung yg aku taklukkan diantara para pejuang seperti nabi membagikan tanah di Khaibar.”
Sahih Bukhari Volume 3, Book 39, Number 531
Diceritakan oleh Ibnu Umar:
Umar mengusir kaum yahudi dan kristen dari Hijaz. Ketika rasul telah menaklukan Khaibar, dia ingin mengusir yahudi dari sana karena tanah mereka telah menjadi milik Auwloh, Rasul dan kaum Muslim. Rasul juga ingin mengusir yahudi tapi mereka memintanya utk membiarkan yahudi tinggal dg syarat kaum yahudi akan bekerja dan setengah dari hasilnya diberikan pada mereka. Rasul Berkata pada mereka, “Kita akan membiarkanmu tinggal dg syarat tsb, selama kita suka.” Jadi, mereka (yahudi) dibiarkan tinggal disana hingga Umar mengusir mereka utk pindah ke Taima dan Ariha.
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 364
Diceritakan Anas Bin Malik:
Orang suka memberikan kurma pada nabi sebagai hadiah hingga dia menaklukan Banu quraiza dan Bani An-Nadir, dimana saat itu nabi bisa membalas mengembalikan kurma pada mereka.
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 365
Diceritakan Ibn Umar;
Rasul membakar pohon-pohon kurma milik Bani Al-Nadir dan memotong pohon-pohon disuatu tempat bernama Al-Buwaira. Auwloh lalu menurunkan sabda: “Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Auwloh; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.” Q 59.5
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 366:
Diceritakan Ibn Umar:
Nabi membakar pohon kurma Bani An-Nadir. Hassan bin Thabit mengucapkan ayat-ayat puitis berikut mengenai kejadian ini: “Kebakaran mengerikan di Al-Buwaira diterima berbeda oleh bani Luai (Kepala dan bangsawan Quraish).” Abu Sufyan bin Al-Harith (yakni sepupu nabi yg masih kafir saat itu) menjawab pada Hassan, berkata dalam ayat yg puitis berikut: “Semoga Auwloh memberkahi kebakaran itu dan membakar seluruh Medina dgnya. Kau akan melihat siapa yg jauh darinya (Al-Buwaira) dan tanah siapa yg rusak olehnya (Kebakaran di Al-Buwaira).”
Sahih Bukhari Volume 3, Book 39, Number 519:
Diceritakan oleh Abdullah
Nabi membakar pohon-pohon kurma dari suku Bani An-Nadir dan memotong habis pohon-pohon ditempat yg bernama Al-Buwaira. Hassan bin Thabit mengucapkan ayat-ayat puitis berikut mengenai kejadian ini: “Kepala-kepala suku Bani Lu’ai senang menonton kebakaran yg menyebar ke Al-Buwaira.”
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 375:
Diceritakan oleh Al-Bara:
Kita menghadapai para berhala hari itu (dalam perang Uhud) dan nabi menempatkan sekelompok pemanah (ditempat khusus) dan menunjuk Abdullah (Bin Jubair) sebagai komandan mereka dan berkata, “Jangan tinggalkan tempat ini; dan jika kau lihat kita menaklukkan musuh, jangan tinggalkan tempat ini, dan jika kau lihat mereka menaklukkan kita, jangan menolong kita juga” Jadi, ketika kita hadapi musuh, mereka mereka melarikan diri hingga kulihat perempuan-perempuan mereka berlari kearah pegunungan sambil mengangkat rok mereka diatas lutut, memperlihatkan betis-betis mereka. Para muslim berteriak, “the booty, the booty!” (booty = barang rampasan/jarahan perang).
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 362:
Diceritakan Ibn Umar:
Bani An-Nadir dan Bani Quraiza melawan (thd nabi, melanggar perjanjian damai mereka), jadi nabi mengasingkan Bani An-Nadir dan mengijinkan Bani Quraiza utk tetap tinggal disana (Medina) dan tidak mengambil apapun dari mereka kecuali jika mereka melawan nabi lagi. Dia kemudian membunuh para lelaki mereka dan membagikan para perempuan, anak-anak dan harta mereka diantara muslim, tapi bagi yg mendatangi nabi, ia menjamin keselamatan mereka asal mereka memeluk islam. Dia mengasingkan semua yahudi dari Medina. Mereka adalah yahudi dari Bani Qainuqa, suku dari Abdullah bin Salam dan yahudi dari Bani Haritha dan semua yahudi lain dimedina.
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Auwloh dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Auwloh dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Auwloh), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Q 9.29
Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 314:
Diceritakan oleh Abu Talha:
Pada hari Badar, nabi menyuruh agar mayat-mayat dari 24 pemimpin Quraish utk dibuang ke sumur kering di Badar (ini sebuah kebiasaan nabi ketika dia menaklukan, dia suka tinggal dimedan perang selama tiga malam). Jadi pada hari ketiga perang Badar, dia menyuruh ontanya utk dipasangi sadel, kemudian pergi, dan rekan-rekannya yg mengikutinya berkata diantara mereka. “Pastilah dia (nabi) akan melakukan sesuatu yg penting/besar.”
Ketika dia berhenti diujung sumur, dia mengenali mayat-mayat kafir Quraish, nama-nama mereka dan nama ayah-ayah mereka, “O anu dan anu, anu dan anu, anu dan anu, anak anu dan anu! Tidakkah akan membuatmu senang jika kau mematuhi Auwloh dan rasulnya? Kita telah menemukan kebenaran didalam apa yg dijanjikan tuhan. Adakah kau temukan kebenaran pada janji tuhanmu?” Umar berkata, “O rasul! Kau berbicara kpd mayat-mayat yg tidak punya jiwa!” Rasul menjawab, “Demi Auwloh, kau tidak mendengar, kata-kataku lebih baik dari kelakuan mereka.”
(Qatada berkata, “Auwloh menghidupkan mereka utk mendengarkan dia. Utk menegur mereka dan menghina mereka dan membalas mereka dan menyebabkan mereka merasa menyesal dan bersalah.”)