B A B T I G A
AYAT-AYAT
YANG MEMERINTAHKAN KEKERASAN,
DAN TINDAKAN-TINDAKAN KEKERASAN
Ketika Muhammad mengesahkan tindakan kekerasan, dia dengan
berani menyebutkan nama Allah sebagai pembelanya.
Ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat ..............
sedang kafilah itu berada di bawah kamu .............pastilah kamu
tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan
tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia
melakukan suatu urusan yang sedang dilaksanakan. (Surat 8: 42)
Para pembela Muslim menyatakan bahwa Muhammad menyuruh para
pengikutnya untuk melakukan kekerasan hanya sebagai tindakan
mempertahankan diri (termasuk di dalamnya tindakan pembalasan
dendam atau menurut istilah Alquran disebut qishaash). Mereka mengacu
pada Surat 2 : 178, 190, 191. Klaim semacam itu tidak seluruhnya benar.
Banyak ayat dalam Alquran yang justru memberi mandat kepada umat
Muslim untuk melakukan agresi terhadap orang-orang non-Muslim (yang
disebut orang-orang kafir) . Misalnya Surat 2 :193 ; 8 : 12, 38,39; 9 : 123
dan sebagainya.
Dalam kasus pembunuhan dan pengusiran ketiga Bani Israel tersebut
terdahulu Muhammad nampaknya lupa akan keputusannya sendiri yang
ditulis dalam Alquran bahwa orang-orang Muslim hanya diperintahkan
untuk melakukan kekerasan sebagai tindakan pembelaan diri dan tindakan
pembalasan dendam. Padahal orang-orang Yahudi di Medinah tidak pernah
melakukan kekerasan terhadap Muhammad dan para pengikutnya, jadi
tidak seharusnya mereka dikenai sanksi hukuman dengan landasan hukum
sebagaimana yang tertulis dalam Surat 2 tersebut di atas.
Sesuatu yang dimulai sebagai pembalasan dendam dan diakhiri dengan
penobatan Islam sebagai satu-satunya agama dan Allah adalah satusatunya
Tuhan yang harus disembah. M.M. Ali mengarahkan kita untuk
berpikir bahwa Muhammad , dengan turunnya ayat-ayat tersebut di atas,
sesungguhnya mendukung kebebasan beragama secara total. Ali menulis :
Ketika penganiayaan berhenti dan manusia tidak dipaksa untuk
menerima atau memeluk agama tertentu , bebas memilih agama
sesuai dengan keyakinan masing-masing, pada saat itulah perang
tidak akan terjadi lagi.1
43
M. Ali seharusnya tahu bahwa Muhammad justru menghendaki
sebaliknya. Perang harus dilanjutkan sampai Islam menjadi satu-satunya
agama yang ada di jazirah Arab. Kebebasan beragama menjadi salah satu
di antara para korban yang terkapar mati di padang pasir. Seperti halnya
dengan para pembela Muslim lainnya, Ali tidak lebih dari seorang pengikut
Muhammad yang tugasnya membuat pernyataan Muhammad yang paling
fanatik sekalipun menjadi nampak sebagai pernyataan yang sangat
toleransi.
Baik Alquran maupun Hadis secara efektif menempatkan umat manusia
ke dalam dua rumah besar. Para komentator Muslim menyebut mereka
sebagai " Rumah yang ditempati oleh orang-orang Islam atau Rumah
Muslim" dan satunya lagi "Rumah yang ditempati oleh musuh-musuh
Islam atau Rumah Perang". 2 Maksudnya siapapun yang bukan Islam
dianggap menolak Islam. Menolak Islam sama artinya dengan menyerang
Islam, menyerang Allah, dan menyerang Muhammad. Menyerang Islam
berarti menjadi musuh Islam. Jadi perang melawan non-Muslim dalam
situasi apapun akan disebut oleh umat Islam sebagai perang untuk
membela diri dan perintah perang tersebut tertulis baik dalam Alquran
maupun dalam Hadis. Itulah sebabnya Islam tetap disebut "agama yang
cinta damai" sekalipun di dalam Alquran terdapat 109 ayat yang
memerintahkan orang-orang Islam untuk melakukan kekerasan terhadap
non-Muslim. Itulah yang dipahami oleh orang-orang Islam tentang
perintah Alquran tersebut. Sungguh merupakan suatu pemahaman yang
menakutkan.
Kekerasan yang dilakukan Osama bin Laden sesungguhnya merupakan
tindakan yang diilhami oleh perintah-perintah Muhammad tersebut di atas.
Pembunuhan yang dilakukan oleh umat Muslim Turki terhadap umat
Kristen Armenia yang berdomisili di bagian timur Turki pada awal abad
ke-20 juga diilhami oleh perintah Muhammad sebagaimana yang tertulis
dalam Surat 8:12,13.
Para pembela Muslim menyatakan bahwa perintah Muhammad untuk
menerapkan kekerasan sebagaimana tertulis dalam Surat 8 : 12, 13
tersebut sesungguhnya berkaitan dengan Perang Badar. Pernyataan ini
menimbulkan tanda tanya karena Surat 8 : 12, 13 itu ditulis setelah
Perang Badar usai. Bagaimana mungkin seorang komandan yang
memberikan instruksi kepada pasukannya mengenai apa yang harus
dilakukan dalam sebuah pertempuran padahal pertempuran itu sudah
selesai sebelum instruksinya diberikan.
Hadis Sahih al- Bukhari jilid 5, bab 59, nomor 287, 702 mencatat
bahwa Rasul pergi bersama 300 orang anggota pasukannya untuk
merampok para kafilah yang tidak bersenjata, tetapi dengan tidak terduga
mereka dipertemukan oleh Allah dengan musuh-musuh mereka. 3
Selanjutnya lihat Surat 8 : 39. Ayat tersebut memberi mandat kepada
umat Muslim untuk memerangi orang-orang kafir.
44
Berikut ini adalah ayat-ayat yang mengungkapkan mengenai antisipasi
Muhammad atas akan terjadinya sejumlah perang di masa-masa
mendatang, lihat Surat 8 : 65, 67.
Ayat-ayat lain yang memerintahkan umat Muslim untuk memerangi
orang-orang kafir atau orang-orang munafik adalah Surat 4 : 89 ; 9 :
123; 47 : 4 ; 2 : 216.
Media seringkali melaporkan berita mengenai orang-orang Muslim
memaksa orang-orang non-Muslim dengan todongan senjata AK-47 agar
mereka segera masuk Islam. 4 Para pembela Muslim serta-merta
menyatakan berita tersebut salah karena Muhammad sendiri
memerintahkan :"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam)" (Surat 2 :256). Benarkah ayat tersebut merupakan ayat
Alquran yang memberi rasa damai.
Tidak seluruhnya benar. Orang-orang Muslim yang mengutip Surat 2 :
256 juga mengetahui bahwa ayat tersebut secara hakiki sudah kehilangan
maknanya dengan munculnya 109 ayat lain yang menyiratkan kekerasan.
Perlu anda ketahui bahwa doktrin Islam membenarkan bahwa Allah bisa
saja pada suatu saat menetapkan perintah positif tetapi dengan
semaunya Allah juga bisa langsung membatalkan perintah-perintah
tersebut atau menggantinya dengan perintah negatif. Itulah sebabnya
sangat tidak mungkin kita mempercayai adanya ayat-ayat yang bagus
(menyejukkan) yang tertulis di Alquran sebagaimana yang sering dikutip
oleh para pembela Islam.
Islam membenarkan bahwa Allah bisa saja pada
suatu saat menetapkan perintah positif tetapi dengan
semaunya Allah juga bisa langsung membatalkan
perintah tersebut atau menggantinya dengan
perintah negatif.
Ayat berikut ini merupakan ayat yang memerintahkan umat Muslim
untuk memaksa para penyembah berhala agar masuk Islam, lihat Surat
9: 5.
Muhammad memerintahkan penggunaan kekerasan terhadap para
penyembah berhala untuk memaksa mereka masuk Islam. Apakah dengan
cara yang sama pula dia akan lakukan terhadap orang-orang Yahudi dan
Kristen ? Ada sebuah ayat yang nampaknya mengindikasikan bahwa dia
tidak akan bermaksud demikian. Pada awal-awal karier kenabiannya ,
Muhammad menerima wahyu dari Allah yang berbunyi :
"Jika kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang
Kami turunkan kepadamu maka tanyakanlah kepada orangorang
yang membaca kitab sebelum kamu (umat Yahudi dan
Kristen) ......... " (Surat 10 : 94).
45
Sebenarnya dengan menulis ayat semacam itu Muhammad berharap
agar orang-orang Yahudi dan Kristen mau menerima dia sebagai nabi
sebagaimana yang diklaimnya. Ketika mereka ternyata menolaknya
dengan tegas, Muhammad menjadi sangat marah. Penolakan umat Yahudi
dan Kristen tersebut menyebabkan turunnya "Wahyu Ilahi" yang tertulis
dalam Surat 4 : 47 yang berbunyi :
"Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu
kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang
membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami
merubah mukamu, lalu Kami putarkan ke belakang atau
Kami kutuk kamu ....". Lihat juga Surat 9 : 29.
Bukankah hal tersebut di atas merupakan paksaan ?
Selain itu, lihat juga Surat 3 : 141; 4 : 104, 74.
Ada beberapa ayat lain dalam Alquran yang menyatakan bahwa Allah
meridhoi Muhammad dan para perampok (pencuri) yang menjadi
pengikut-pengikutnya dalam usaha mereka menimbun barang hasil
rampasan (hasil rampokan) mereka, baca Surat 48 :19,20,21; 8 : 1, 41 ;
59 : 7. Padahal Muhammad sendiri memerintahkan dalam Alquran bahwa
laki-laki dan perempuan yang mencuri harus dipotong kedua tangannya
sebagai hukuman (Surat 5 : 38) dan perintah tersebut masih dilestarikan
dalam Syariat Islam sampai sekarang. Nampaknya perintah itu tidak
berlaku bagi Muhammad sendiri.
Bahkan ada ayat lain yang menyatakan bahwa Muhammad memberi
wewenang kepada para pengikutnya untuk memasuki rumah orang lain
yang tidak didiami (walaupun mereka tidak sedang melakukan
penyerangan) dan bahkan untuk mengambil sesuatu yang ada di
dalamnya yang menjadi keperluannya, lihat Surat 24 : 29.
Muhammad memberi wewenang kepada para
pengikutnya untuk memasuki rumah orang lain yang
tidak didiami dan bahkan untuk mengambil sesuatu
yang ada di dalamnya yang menjadi keperluannya.
Isu lain adalah bagaimana umat Muslim harus memperlakukan orangorang
murtad yang setelah masuk Islam kemudian kembali pada
agamanya yang sebelumnya yaitu agama Yahudi, agama Kristen atau
penganut paganisme. M.M. Ali menulis: "Mereka hanya dicerca kemudian
diusir dari mesjid".5 Namun banyak wacana dalam hadis yang tidak
sependapat dengan M.M. Ali. Sahih al-Bukhari menyatakan bahwa
orang-orang Muslim yang menjadi ateis "dibakar hidup-hidup".6 Ibn Abbas
mengisahkan bahwa Muhammad menjatuhkan hukuman mati kepada
orang Islam yang berganti agama lain. Selanjutnya lihat Surat 9 : 73, 74.
Dalam hadis Bukhari jilid 9, bab 84, nomor 58 menceritakan tentang
46
seorang Muslim yang bernama Muadah yang membunuh seorang Yahudi
yang sudah memeluk Islam tetapi kemudian meninggalkan Islam. Dalam
hadis Bukhari jilid 9, bab 84, nomor 64 dijanjikan bahwa siapapun yang
membunuh orang-orang murtad akan mendapatkan pahala.
Bahkan Muhammad menjatuhi hukuman mati dengan dirajam batu
kepada orang-orang Muslim yang mengakui dosa-dosanya yang
tersembunyi. Baca hadis Bukhari jilid 8, bab 82, nomor 805, 806, 809,
813, 814, 815, 821, dan 842 dan kemudian gemetarlah.
Catatan:
1. Maulana Muhammad Ali, Quran (Columbus, OH: Lahore, Inc., USA, 1998),
comment 244.
2. Ibn Warraq, Why I Am Not a Muslim (Amherst, NY: Prometheus Books, 1995), p.
218
3. Sahih al-Bukhari, Translation of Sahih Bukhari (The Book of Knowledge), trans.
Mohammed Muhsin Khan, book 5, vol. 59, no. 287 and book 5, vol. 59, no. 702,
University of Southern California
http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.s
bt.html (diakses 25 Oktober 2002).
4. "Forced Conversions to Islam Continue in Indonesia," Worthy News,
http://www.worthynews.com/news-features/indonesia-ethnoccleansing-
8.html (diakses 13 Januari 2001).
5. Ali, Quran, comments 1067 and 1080.
6. al-Bukhari, Sahih Bukhari, book 9, vol. 84, no. 57.
7. Ibid.
47
B A B E M P A T
MENGKRITIK ALQURAN
Sebagian pembaca sangat keberatan kalau sebuah kitab yang
dipandang suci oleh lebih dari 1 milyar orang tersebut menerima kritikan,
kecuali kalau kesimpulan yang ditariknya memberi nilai positif terhadap
kitab itu. Ungkapan kuno menyatakan : "Jika anda tidak mampu
mengucapkan hal-hal yang menyenangkan, lebih baik anda diam".
Ungkapan tersebut mungkin merupakan nasihat yang baik dalam
kaitannya dengan pergaulan sosial. Namun hal tersebut merupakan
nasihat yang buruk manakala dikaitkan dengan sebuah kitab yang
disucikan oleh ratusan juta orang Muslim dan yang berpotensi besar untuk
menimbulkan ancaman bagi perdamaian dunia.
Dengan adanya penyerangan tanggal 11 September 2001 dan seribu
peristiwa lainnya yang terkait yang terjadi di seluruh dunia, kitab tersebut
harus dikupas tuntas. Alquran memang telah menerima banyak kritikan
selama berabad-abad, tetapi hanya sedikit ulasan-ulasan ilmiah tentang
Alquran yang telah dipaparkan.
PENELITIAN-PENELITIAN YANG CERMAT DAN MENDALAM
Penelitian Alquran secara mendalam pertama kali dilakukan oleh Sir
William Muir yang kemudian dibukukannya dengan judul Muhammad.
Buku tersebut dipublikasi ulang untuk terakhir kalinya pada tahun 1923.
Kemudian pada tahun 1961 diterbitkan buku yang juga diberi judul
Muhammad oleh penulisnya yang bernama Maxime Rodinson. Selanjutnya
ada sejumlah penulis yang menganut paham berpikir liberal di antaranya
W. Montgomery Watt dan Armstrong yang sangat naif dalam menyimak
pandangan para apologis Muslim moderen. Para apologis moderen
menganggap bahwa Muhammad telah diberitakan secara tidak benar, jadi
mereka berusaha mengoreksi ketidakbenaran pemberitaan tentang
Muhammad tersebut.
Namun, dalam usaha mereka itu mereka tidak bisa membuktikan
adanya kesalahan dari pemberitaan sejarah yang ditulis berdasarkan
sumber Islam sendiri. Usaha para apologis Muslim tersebut bahkan
berakhir dengan kesimpulan yang justru mengkonfirmasikan kebenaran
pemberitaan historis itu.
Saat ini, ketika ulasan tentang Alquran yang obyektif sangat
diperlukan, karya Muir dan Rodinson sudah lama tidak dicetak lagi dan
secara umum telah dilupakan orang.
48
Muhammad Menurut Para Sejarawan
Sejumlah ulasan singkat pada masa lalu menganalisis perbuatanperbuatan
kejam Muhammad hanya secara sambil lalu dalam rangka
membicarakan hal mengenai gaya seni tulis Muhammad yang sangat jelek
yang sesungguhnya bukan merupakan hal yang penting. Misalnya, penulis
yang bernama Edward Gibbon dalam bukunya yang berjudul Decline and
Fall of the Roman Empire mengungkapkan :
Alquran merupakan suatu rapsodi fabel, ajaran, dan deklamasi
membingungkan yang kurang menggugah sentimen atau pendapat,
yang susunannya tidak karuan.................. . Penggunaan tipu
muslihat dan kelicikan, penggunaan cara kekejaman dan
ketidakadilan seringkali merupakan suatu bentuk ketaatan pada
propaganda agama atau keimanan. Muhammad memerintahkan
atau merestui pembunuhan terhadap umat Yahudi dan para
penyembah berhala................................... Muhammad
mengumbar nafsunya dengan semau-maunya dan
menyalahgunakan klaim-klaim kenabian. Suatu wahyu Ilahi khusus
memberinya dispensasi untuk dibebaskan dari jerat aturan hukum
yang berlaku padahal dia sendiri yang membuat aturan hukum
tersebut untuk ditaati oleh bangsanya. Kapanpun dia menginginkan
hubungan seks dengan wanita, sang wanita harus segera
melayaninya tanpa pamrih. 1
Pernyataan Gibbon yang terakhir ini akan dibicarakan lebih lanjut
dalam bab berikut.
Selanjutnya Thomas Carlyle, dalam Sartor Resartus : On Heroes and
Hero Worship, menggambarkan Alquran sebagai :
Suatu kumpulan catatan campur aduk yang menjemukan, berupa
draf, susunannya acak-acakan dan dipenuhi dengan pengulanganpengulangan
dan sangat bertele-tele ....... Membaca Alquran bagi
orang-orang Barat sungguh merupakan beban/tugas yang sangat
berat. 2
Filosof David Hume, dalam bukunya berjudul An Enquiry Concerning
Human Understanding, berkomentar :
Muhammad suka sekali melakukan hal-hal seperti pengkhianatan,
kekejaman, kebengisan , pembalasan dendam dan kefanatikan yang
sudah tidak lumrah dilakukan oleh manusia beradab. Tidak ada
hukum asasi yang dijadikan acuan bagi setiap perbuatannya, dan
setiap perbuatan seseorang akan disalahkan atau dibenarkan hanya
berdasarkan pada sejauh mana perbuatan tersebut menguntungkan
atau merugikan orang-orang Muslim. 3
49
Para Pengulas yang Bermunculan Baru-Baru ini
Beberapa tahun terakhir ini, sejumlah intelektual Muslim yang
berpikiran bebas telah mengkritik Alquran secara terbuka. Salman Rushdie
dengan The Satanic Verses-nya bukanlah satu-satunya walaupun
komentar semacam yang tertulis dalam buku the Satanic Verses tersebut
sulit ditemukan sepanjang sejarah Islam. Ali Dashti, seorang Iran,
mengulas tentang karier kenabian Muhammad yang berlangsung selama
23 tahun dalam sebuah buku berjudul Twenty-Three years : A Study of
the Prophetic Career of Mohammad. Dashti melihat kekurangankekurangan
Alquran asli berbahasa Arab tulisan Muhammad bukan hanya
dalam isinya tetapi juga dalam gaya seni sasteranya. Dashti mengeluh :
"Alquran (asli berbahasa Arab) mengandung kalimat-kalimat yang
tidak lengkap dan tidak dapat dipahami ......................komentarkomentar.
Kata-kata asing ................... dan kata-kata yang
digunakan dengan arti lain yang tidak wajar, bentuk kata-kata
dirubah tanpa disesuaikan dengan "gender" dan jumlah, tidak logis
dan penerapan-penerapan kata ganti yang tidak sesuai dengan
gramatika bahasa Arab baku, bahkan kadang-kadang tidak punya
acuan sama sekali, selain itu predikat yang terdapat dalam wacanawacana
bersajak seringkali disingkirkan dari subyeksubyeknya,
........ lebih dari 100 penyimpangan aturan gramatika
bahasa Arab yang terdapat dalam Alquran yang telah ditemukan. 4
Toby Lester, seorang pengulas Alquran untuk majalah Atlantic Monthly,
mengutip pendapat seorang ilmuwan Jerman yang sangat mahir
berbahasa Arab yang dipercaya penuh oleh Negara Yaman untuk
menganalisis beberapa salinan Alquran yang sangat kuno yang ditemukan
di dalam sebuah mesjid di Yaman. Nama ilmuwan Jerman tersebut adalah
Gerd R. Puin. Dia berkomentar :
Alquran mengklaim dirinya sendiri sebagai "mubeen" atau "jelas".
Namun apabila anda menelitinya (Alquran dalam bahasa Arab
sebagaimana yang dilakukan oleh Puin), anda akan menemukan
bahwa setiap kalimat ke-5 atau di sekitar itu merupakan kalimat
yang tidak bermakna sama sekali. Orang-orang Muslim sudah pasti
berpendapat sebaliknya , namun faktanya memang membuktikan
bahwa teks Alquran ke-5 tidak dapat dimengerti. Itulah sebabnya
menterjemahkan Alquran menjadi suatu masalah besar sejak
dahulu. Jika Alquran asli berbahasa Arab sendiri tidak bisa dipahami
maknanya, hal tersebut berarti Alquran tidak bisa diterjemahkan.
Fakta itulah yang merupakan masalah besar. Alquran mengklaim
secara berulang-ulang bahwa isinya sangat jelas padahal
kenyataannya tidak demikian bahkan penutur asli bahasa Arab- pun
50
akan menyatakan bahwa ada kontradiksi di dalam Alquran. Sesuatu
yang lain kemudian terjadi. 5
Buku lain yang juga mengulas Alquran secara kritis adalah buku
berjudul Why I Am Not a Muslim yang ditulis oleh seorang mantan Muslim
bernama Ibn Warraq. Buku itu diedarkan pada tahun 1995. Karena
harganya cukup mahal pada waktu itu yaitu $ 30, buku tersebut tidak
dapat terjangkau oleh para pembaca dari kalangan yang luas (maksudnya
hanya orang-orang dari kalangan tertentu saja yang dapat membelinya).
Buku itupun mengandung kekurangan. Warraq, yang sangat kecewa
dengan agama Islam yang telah ditekuninya selama ini, kemudian secara
berlebih-lebihan menyatakan dalam bukunya tersebut bahwa semua
agama adalah impian orang-orang sakit. 6
Pada tahun 2002 Bat Ye'or dalam bukunya yang berjudul Islam dan
Dhimmitude: Where Civilizations Collide (lihat Daftar Pustaka)
membongkar rahasia perlakuan sewenang-wenang orang-orang Islam
terhadap orang-orang Yahudi, Kristen, dan Zoroastrian selama 1400 tahun
di Timur Tengah. Bat Ye'or menemukan akar kesewenang-wenangan yang
sangat luar biasa dan berlarut-larut sampai ribuan tahun tersebut
sesungguhnya bersumber pada Alquran sendiri. Tindakan tersebut dipicu
oleh perintah Muhammad yang tertuang dalam Alquran. Muhammad tidak
dapat berdalih bahwa dirinya tidak bersalah atas kekeliruan yang
dilakukan oleh para pengikutnya dalam menginterpretasikan perintah
Alquran tersebut.
ALASAN-ALASAN PENULISAN BUKU INI
Dalam buku ini, saya berusaha menyarikan sesingkat mungkin buah
pikiran utama dari Muir, Rodinson, Warraq dan Ye'or. Saya juga
menambahkan kebenaran-kebenaran lain yang berhubungan dengan
Alquran yang tidak mereka ungkapkan. Peristiwa 11 September 2001
mendorong timbulnya kebutuhan manusia untuk memperoleh penjelasan
singkat yang sangat obyektif tentang Alquran sebagai prioritas paling
utama.
Setiap kutipan ayat Alquran berbahasa Inggris telah
diperbandingkan dengan hasil terjemahan Alquran dalam
Bahasa Inggris dari 8 versi yang ada.
Dengan didorong oleh suatu keyakinan yang kuat saya lakukan
penelitian ini. Saya mempunyai teman-teman beragama Islam. Mereka
dan siapapun juga perlu mengetahui bahwa saya menulis buku ini dengan
sangat seksama. Saya memiliki 7 terjemahan Alquran yang sangat
bervariasi dan terjemahan ke-8 terdapat dalam layar komputer saya.
Enam di antaranya merupakan hasil terjemahan yang dilakukan oleh para
51
ilmuwan Islam. Sebagaimana yang telah saya ungkapkan dalam prakata,
setiap kutipan ayat Alquran berbahasa Inggris telah diperbandingkan
dengan hasil terjemahan Alquran dalam bahasa Inggris dari 8 versi yang
ada, supaya jangan terjadi hanya karena kesalahan seorang penerjemah
menyebabkan saya salah memahami kemauan Muhammad.
BAHAYA DI DALAM MADRASAH-MADRASAH
Dunia perlu diberi peringatan. Paling sedikit ada 40 juta remaja Islam
di sekolah-sekolah agama Islam (di madrasah-madrasah) yang terdapat di
seluruh dunia Muslim yang saat ini sedang menghafalkan dengan
sungguh-sungguh seluruh isi Alquran dan Hadis. Dalam tangan-tangan
para ektrimis -- baik mereka berasal dari golongan Wahabi Arab Saudi,
para pengikut Osama bin Laden , atau para ulama Indonesia -- madrasahmadrasah
akan menjadi lahan yang subur bagi para teroris yang potensial.
Pada awal-awal latihan, para guru agama Islam biasanya mengarahkan
pikiran anak-anak muda yang masih polos tersebut pada berpuluh-puluh
ayat Alquran yang mengumandangkan perang, ditambah dengan ayatayat
lain yang menjanjikan firdaus bagi para syuhada Muslim.
Tidak terbilang banyaknya kerumunan siswa
madrasah yang mengenakan kaos oblong yang
bergambar Osama bin Laden. Para kiai radikal
telah menganggap Osama bin Laden sebagai
pahlawan.
Kebencian pada orang-orang Yahudi dan Kristen (pada umumnya
digambarkan sebagai Israel dan Amerika) dan pandangan rendah terhadap
semua orang non-Muslim (biasanya didefinisikan oleh para instruktur
agama Islam sebagai orang-orang yang harus diperangi) ditanamkan
sedikit demi sedikit ke dalam hati sanubari para siswa madrasah tersebut.7
Alkitab Kristen dinyatakan oleh mereka sebagai telah diselewengkan.
Mereka sangat melecehkan kebijakan atau tindakan yang memisahkan
Islam dari kontrol politik.
Pada saat para siswa, yang terisolasi dari keluarga dan teman-teman
mereka untuk tinggal di madrasah-madrasah, telah mencapai masa puber
dan hormon kelaki-lakian mereka mulai aktif, mereka justru dijauhkan dari
pergaulan dengan lawan jenis mereka (para siswi) karena memang kedua
kelompok siswa-siswi tersebut harus dipisahkan. Sebagai gantinya para
kiai Muslim mengarahkan perhatian para siswa tersebut pada ayat-ayat
Alquran yang menjanjikan seks di surga dengan para houris bermata jeli
(lihat bab 3). Para siswa hanya dapat mengkhayalkan mengenai mati
sahid yang kemudian dilanjutkan dengan kepuasan seksual di surga
sebagaimana yang dijanjikan Muhammad dalam Alquran. Hal ini
merupakan suatu cara mencuci otak yang sangat kejam dan keji yang
52
didasarkan pada tuntunan Alquran yang menurut umat Muslim sebagai
tuntunan yang sangat sempurna. Tidak terbilang banyaknya kerumunan
siswa dari madrasah-madrasah yang mengenakan kaos oblong yang
bergambar Osama bin Laden. Para kiai radikal telah menganggap Osama
bin Laden sebagai pahlawan.
Seumpamanya, 40 juta peserta didik di madrasah-madrasah Muslim
tersebut adalah suatu massa (kumpulan partikel-partikel) bom nuklir.
Pertimbangkanlah peringatan dari Jeffrey Goldberg dalam majalah
Reader's Digest berikut ini :
Di sebelah Timur dari Kyber Pass (jalur Kyber) , yang terletak di
salah satu propinsi terdepan bagian Barat-Laut Pakistan terdapat
sebuah sekolah yang disebut madrasah Haqqania ............ Sekolah
itu menerima 2800 siswa, yang sebagian besar berasal dari
keluarga miskin. Uang sekolah, kamar dan makan gratis. Madrasah
tersebut didanai oleh orang-orang Pakistan kaya raya , saleh dan
sangat peduli pada perkembangan politik yang bermukim di negaranegara
kawasan Teluk Persia. Para siswa berusia antara 8 sampai 35
tahun. Kelompok siswa yang paling muda usia belajar selama 4
sampai 8 jam sehari.............. menghafalkan ayat-ayat Alquran
berbahasa Arab. Kelompok siswa yang lebih tua belajar selama 8
jam ........... difokuskan untuk menginterpretasi Alquran dan Hadis,
hukum-hukum Islam dan sejarah Islam. Di Madrasah tersebut tidak
diajarkan sejarah dunia, bahasa Inggris, matematika, komputer atau
sains....... Madrasah Haqqania , dalam kenyataannya, merupakan
pabrik penghasil orang-orang yang bersedia untuk berjihad ...........
(di salah satu kelas) Saya bertanya : "Siapakah yang ingin melihat
Osama bin Laden bersenjata nuklir?" Setiap tangan di ruangan itu
terangkat ke atas......." Apa yang akan kalian lakukan jika
........CIA..........menawan Osama bin Laden dan membawanya ke
Amerika?" Seorang siswa bernama Muhammed berdiri dan berkata :
"Kami akan mengorbankan kehidupan kami untuk membela Osama
bin Laden. Kami akan membunuh orang-orang Amerika". 8
Goldberg menulis bahwa di Pakistan saja terdapat 1 juta siswa Muslim
yang sedang belajar di madrasah-madrasah . Dia menyimpulkan: "Para
siswa tersebut tidak tahu sama sekali mengenai dunia di sekitarnya, yang
mereka tahu hanya interpretasi dari perintah-perintah Alquran. Mereka
benar-benar dididik untuk menjadi mesin jihad yang sempurna".9 Banyak
lagi kita temukan madrasah-madrasah yang menggunakan kitab Alquran
sebagai buku teks mereka mulai dari Senegal sampai Filipina selatan.
Bahkan beberapa madrasah semacam itu mulai dibuka di Amerika dan di
negara-negara Barat lainnya.
Profesor Mochtar Buchori, seorang anggota parlemen Indonesia,
melaporkan pada tanggal 1 July 2002, melalui net.Laksamana Indonesia,
53
mengenai situasi madrasah di Indonesia, suatu negara dengan jumlah
penduduk Muslim hampir mencapai 200 juta orang".10
Untuk dapat membayangkan jumlah madrasah yang ada di Indonesia
sebagaimana yang disebutkan oleh profesor Buchori marilah kita
bandingkan dengan jumlah sekolah di Amerika sebagai berikut : jika kita
jumlahkan semua universitas, akademi, sekolah menengah umum, sekolah
menengah pertama, dan sekolah dasar yang ada di Amerika , kita akan
mengetahui bahwa jumlah semua sekolah tersebut hanyalah 24.000 buah.
Sedangkan menurut Buchori jumlah sekolah Muslim (madrasah) di
Indonesia saja adalah 37.362 . Dari jumlah tersebut hanya 8% saja yang
menerima masukan dari pemerintah Indonesia, sedangkan sisanya 92%
langsung dikontrol oleh para kiai baik bahan pelajarannya maupun
penilaiannya. Buchori mengingatkan bahwa 4,6 juta siswa Indonesia
terdaftar di madrasah-madrasah yang dikelola oleh swasta. Sarannya
agar pemerintah sebaiknya memberi fasilitas pengajaran matematika,
bahasa Inggris dan sains ditolak dengan tegas oleh pengelola madrasahmadrasah
swasta tersebut. Buchori akhirnya menyimpulkan bahwa
mayoritas madrasah-madrasah semacam itu sangat berpotensi untuk
mendidik orang menjadi teroris.
Suatu Pertanda Yang Jelas
Suatu krisis dunia sedang bergolak. Kewaspadaan harus ditingkatkan.
Ulasan-ulasan dalam buku ini hanya sebagian dari suatu penelitian tentang
Alquran yang sangat mendalam yang sangat dibutuhkan saat ini setelah
terjadinya peristiwa 11 September 2001. Alquran bukanlah surat pribadi
seseorang. Kitab tersebut diterbitkan dan ditawarkan kepada dunia
sebagai kitab yang diinspirasi oleh Allah. Dunia berhak menelitinya
dengan cermat. Marilah sekarang kita teliti kitab ini.
Muhammad sendiri menyatakan : "Dan siapakah yang lebih zalim
daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang
berkata : 'Telah diwahyukan kepada saya', padahal tidak ada
diwahyukan sesuatupun kepadanya" (Surat 6 : 93). Inilah saatnya
bagi dunia untuk mengenal siapa yang sedang dideskripsikan oleh
Muhammad.
Catatan :
1. Edward Gibbon, The Decline and Fall of the Roman Empire, vol.5 (New York:
Random House, 1994), n.p.
2. Thomas Carlyle, Sartor Resartus: On Heroes and Hero Worship (London: J.M. Dent
and Sons, Ltd.,, 1967), n.p.
3. David Hume, An Enquiry Concerning Human Understanding, ed. Tom L. Beauchamp
(Oxford, England: Oxford University Press, 1999), n.p.
4. Ali Dashti, Twenty-Three Years: A Study of the Prophetic Career of Mohammed,
trans. F.R.C. Bagley (Costa Mesa,, CA: Mazda Publishers, 1994), n.p..
54
5. Toby Lester,"What is the Koran?: For People Who Understand," January 1999, The
Atlantic Monthly, http://www/theatlantic.com/issues/99jan / koran3thm
(diakses 29 September 2002). Used by permission.
6. Ibn Warraq, Why I Am Not a Muslim (Amherst, NY: Prometheus Books, 1995),p.
xiii.
7. Ibid., p. 218
8. Jeffrey Goldberg, "The Making of a Terrorist", Reader's Digest, January 2002, pp.
70-75, condensed from New York Times Magazine.
9. Ibid.
10. Mochtar Buchori, Laksamana.net (diakses 24 Agustus 2002).